3.Tantangan Etika dalam Komunikasi DigitalÂ
Media sosial kadang-kadang tampak seperti fatamorgana, menawarkan keterbukaan dan berbagai fitur baru yang terus menunjukkan kemajuan peradaban manusia. Sebagai makhluk yang berakal budi, dengan rasa dan kehendak bebas, etika seharusnya menjadi alat kontrol dalam ber-media sosial. Dengan menambahkan fitur baru untuk mengakses apa pun di media sosial, prinsip-prinsip moral harus tetap relevan. Selain itu, kita harus waspada karena para penjahat juga menggunakan media yang sama untuk melakukan kejahatan. Seseorang dapat berurusan dengan hukum dengan mengupdate status. Status juga dapat menyebabkan kejahatan. Para pelaku kejahatan juga menggunakan media sosial untuk mencari mangsa. Sebagai makhluk berakal budi, manusia memerlukan kesadaran kritis saat memanfaatkan teknologi. Bukankah manusia berakal budi yang menciptakan teknologi informasi dan komunikasi? Sebagai manusia global, kita harus mampu menggunakan teknologi secara strategis dan efektif. Pemikiran ini jelas menunjukkan bahwa perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat dan semakin canggih selalu ada. Menjaga kesadaran dan meningkatkan kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang baru, termasuk media sosial, secara strategis, efektif, sehat, dan aman adalah sikap yang tepat.
4.Dampak Psikologis dan SosialÂ
Media sosial telah menjadi alat penting untuk komunikasi dan interaksi sosial konvensional, terutama online, memungkinkan individu untuk berbagi perasaan dan pengalaman pribadi mereka tanpa harus meninggalkan kehidupan sehari-hari mereka. Namun, model ini diubah oleh teknologi komunikasi baru seperti media sosial. Interaksi sosial buatan yang muncul di situs web seperti Facebook, Twitter, dan Instagram semakin memengaruhi model interaksi sosial konvensional, seperti interaksi tatap muka yang melibatkan bahasa tubuh dan kontak mata. Ini membuat orang lebih fokus untuk berbagi cerita pendek atau kuliah tentang topik atau kelompok melalui media sosial tanpa terganggu. Kritikus berpendapat bahwa media sosial sering dianggap "anti-sosial" dan lebih baik digunakan di ruang gema, di mana orang hanya dapat menerima informasi dari kelompoknya sendiri dan menghindari konflik.
5.Pembelajaran Online dan Komunikasi PendidikanÂ
Penggunaan teknologi dalam pendidikan mengubah cara kita belajar. Â Dalam proses pembelajaran, terutama dalam pembelajaran online, interaksi sangat penting. Ini mencakup kontak langsung antara siswa dan pendidik, serta berbagai jenis interaksi antara siswa dan pendidik. Tiga komponen utama yang mempengaruhi interaksi ini adalah jadwal pembelajaran, diskusi antara siswa dan guru, dan tingkat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Media yang tersedia dan digunakan juga memengaruhi proses persiapan dan diskusi dalam pembelajaran daring. Interaksi siswa-guru dalam pembelajaran online terutama terjadi secara online. Ini termasuk teknologi untuk interaksi online seperti konferensi video dan obrolan, dan teknologi untuk interaksi offline seperti email dan papan diskusi. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, seperti membaca, menyorot, menyorot, atau mengungkapkan apa yang mereka pahami. Interaksi antara siswa dan guru sangat penting untuk proses belajar.
Interaksi antara siswa dan pendidik akan menghasilkan kehadiran sosial (presensi sosial), kehadiran kognitif (presensi kognitif), dan kehadiran pengajaran yang sistematis (presensi pengajaran), menurut Saadatmand dkk. (2017). Menurut teori ini, interaksi siswa-guru sangat penting untuk menciptakan pengalaman belajar yang positif.
KesimpulanÂ
Dalam menghadapi revolusi digital, kita melihat bahwa kemajuan teknologi telah mengubah cara kita berbicara. Pergeseran dari telegraf ke media sosial mengubah interaksi sosial, komunikasi bisnis, dan pendidikan. Penggunaan media sosial yang meningkat di Indonesia menunjukkan pergeseran paradigma dalam pembagian informasi dan pembentukan opini. Namun, kebebasan berinteraksi di media sosial menimbulkan tantangan etika, yang memerlukan kesadaran yang lebih baik tentang teknologi tersebut. Teknologi telah mengubah cara perusahaan berinteraksi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam konteks bisnis. Media sosial memengaruhi opini publik dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, menjadikannya alat penting untuk hubungan interaktif. Komunikasi digital membutuhkan keseimbangan antara prinsip moral dan kemajuan teknologi. Karena potensi bahaya kriminal yang terkait dengan penggunaan media sosial, penting untuk meningkatkan kesadaran dalam hal keamanan dan privasi. Interaksi antara siswa dan guru sangat penting untuk menciptakan pengalaman belajar yang positif, terutama dalam lingkungan pembelajaran online.
Dengan demikian, artikel ini meminta pembaca untuk mempertimbangkan bagaimana teknologi membentuk cara berkomunikasi kita. Transformasi ini bukan hanya tantangan; itu juga menuntut kita untuk berpartisipasi secara aktif dalam mengelola perubahan ini sehingga kita dapat berbicara dengan baik dan efektif di era internet saat ini.
Refrensi: