"The Thinning adalah film tentang dimana siswa sekolah harus mengikuti ujian. Bukan ujian sekolah pada umumnya, melainkan ujian penentu hidup atau mati."
Film tentang masa depan dengan penuh teknologi canggih atau fenomena besar lainnya sudah bukan menjadi ide cerita yang baru. Berbeda dengan film karya sutradara Michael J. Gallagher ini. Menampilkan masa depan tahun 2039 dimana PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) harus menekan angka penduduk di semua negara.
Diperankan oleh Logan Paul sebagai Blake, Peyton List Sebagai Laina, Lia Marine sebagai Ellie, dan Michael Traynor sebagai Mason King ini sukses membuat saya merinding dan mendebarkan ketika menonton film The Thinning.
Bercerita tentang Blake seorang siswa yang akan mengikuti ujian keesokan harinya bersama Ellie. Blake dan Ellie ingin sekali keduanya lulus ujian ini agar terus bersama. Namun takdir berkata lain, salah satu dari mereka harus pergi. Blake yang mempunyai ayah seorang Gurbenur memohon kepada ayahnya agar membebaskan Ellie. Tetapi sang ayah tetap bersikukuh untuk memegang hukum alias menolak permintaan Blake.
Setahun kemudian, Blake berencana menyusul Ellie. Dia menyakinkan dirinya untuk menjawab asal-asalan pada tes nanti. Sebelum tes dimulai, Blake membuat sebuah video wasiat, bahwa kemungkinan besar Blake tidak akan kembali lagi.
Tes dimulai dengan perasaan tegang, Blake menjadi siswa tercepat yang menyelesaikan ujian. Itu dikarenakan dia menjawab asal setiap soal tanpa membacanya. Ketika satu persatu tereleminasi, di sinilah cerita seru dan mendebarkan dimulai.
Cara kejam mengurangi penduduk dengan Tes 10-241 atau biasa yang disebut The Thinning
Ujian bukanlah sesuatu yang baru bagi kita. Terutama siswa sekolah. Adakalanya, nasib ditentukan oleh ujian. Jika berhasil, selamat! Nasibmu akan cerah. Gagal? Coba lagi dan lagi sampai berhasil. Namun, tidak ada yang namanya gagal coba lagi di sini. Yang ada hanyalah gagal jangan harap kembali.
The Thinning sendiri adalah sebuah ujian yang diwajibkan dari kelas satu hingga kelas dua belas. Mereka yang lulus akan dapat melanjutkan ke kelas berikutnya, dan sementara untuk mereka yang gagal akan dieksekusi. Saya ingatkan kembali, murid kelas satu sampai kelas dua belas wajib mengikuti The Thinning. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana anak kecil kelas polos harus tereleminasi dan tidak pernah bertemu dengan orangtua mereka.
Kalau di Negara kita biasa disebut SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri), kalau di film ini saya lebih suka menyebutnya SBPHM (seleksi bersama penentu hidup atau mati) daripada tes 10-241 atau The Thinning. Saya yang membuat julukan itu sendiri.
Perpaduan Game Hitman dan film bergenre Thriller
Jujur, ketika saya mendalami jalan cerita film ini, saya menyadari kalau film ini memadukan antara Game Hitman dan Film thriller. Memang film ini mengandung genre action, adventure, dan thriller. Bagi yang belum tahu apa itu Game Hitman, kamu bisa menontonnya di youtube. Banyak youtuber yang memainkan game ini.
Tujuan dari game Hitman ini adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya dan membunuh tersangka yang bersalah secara diam-diam.
Nah, disinilah yang menjadi alur yang kuat untuk film The Thinning ketika konflik mulai terbangun. Laina merasa dicurangi  ketika penilaian ujian diumumkan. Dirinya yakin lulus ujian dengan sempurna. Di tengah perjalanan menuju tempat eksekusi, dia memberontak dan bersembunyi. Di situlah Blake dan Laina bertemu. Blake merasa ada yang janggal di ujian kali ini, juga berpikir demikian. Akhirnya mereka sepakat untuk mencari tahu penyebabnya.
Mempunyai Plot Twist dan alur cerita yang keren
Yang saya suka dari film The Thinning adalah Plot Twist-nya yang mengagumkan dan alurnya yang tidak mudah ditebak. Ketika cerita sedang berjalan, saya pikir akan terjadi ini dan itu, tapi nyatanya, Wow! Diluar ekspektasi saya. Action dari film ini sungguh disajikan dengan luar biasa. Alur-nya pun tidak bertele-tele dan cukup untuk film berdurasi satu jam ini. Endingnya pun juga diluar perkiraan.
Saya katakan, film ini cukup membuat emosi-mu bagai rollercoaster yang terhempas langsung ke bawah. Bisa saja emosi sedih berada di awal, berapa menit kemudian jantung dibuat mendebarkan, lalu dibawa terharu, dan dibuat bahagia. Film ini mencakup hampir semua emosi yang ada di dalamnya.
Walaupun latarnya biasa, sinematografi patut dicap jempol dan tata pencahayaannya yang mendukung
Latar utamanya hanya satu, Yaitu SMA sekaligus merupakan tempat tes Blake. Tidak ada yang istimewa dari sekolahnya Blake. Maka dari itu, tone warna adalah kunci dari sinematografinya. Saya suka aturan pencahayaannya. Menurut saya, tata pencahayaan film The Thinning juga ikut sukses mendukung suasana.
Plus Minusnya apa?
Saya sudah menyebutkan poin plus diatas tadi. Akan saya tambah sedikit lagi untuk review kali ini. Akting actor dan aktris yang benar-benar memukau. Untuk karakter protagonis Blake yang diperankan oleh Logan Paul dan Laina yang diperankan oleh Peyton List cukup natural di dalam film ini.
Karakter antagonis paling terkuat dialah Mason King yang diperankan oleh Michael Traynor. Dia memiliki Wajah yang penuh luka, mata yang garang, dan  rambut gondrongnya cocok untuk memerankan karakter antagonis di film yang satu ini.
Poin minusnya, secara tidak langsung film ini mengandung diskriminasi. Hanya orang-orang pintar yang boleh melanjutkan hidup. Sedangkan orang-orang bodoh harus dieksukusi dan tersingkirkan dari masyarakat. Padahal belum tentu orang-orang bodoh benar-benar bodoh.
Film The Thinning adalah film yang layak ditonton oleh kita, karena plot twistnya yang bagus dan alur cerita yang tidak pernah terpikirkan oleh kita. Michael J. Gallagher dan kru lainnya sukses membawa film ini mendapat nilai 5,5/10 di IMDB dan 62% di Rotten Tomatoes.
Yang saya bingungkan, kenapa film ini tidak mendapatkan lebih banyak nilai di kedua platform tersebut, padahal film karya Michael J. Gallagher ini benar-benar bagus dan layak untuk ditonton. Dan film ini berhasil menjadi salah satu film favorit saya.
Walaupun sudah dirilis lama, tidak salahnya untuk menonton di hari ini juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H