Mohon tunggu...
sekar A
sekar A Mohon Tunggu... Penulis - pemimpi

Active

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Sunset In My Hometown", Bukan Cinta, Belenggu Masa Lalu Seorang Rapper Kampung

8 Februari 2021   08:33 Diperbarui: 8 Februari 2021   09:36 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beralur maju-mundur antara Hak-soo dengan masa lalu. Ini adalah kisah perjalanan berdamai dengan masa lalu. Ayahnya seorang Gangster, temannya yang pernah ia bully sekarang jadi sukses, pujaan hatinya yang dulu sudah punya kekasih, ibunya yang sudah meninggal, dan hidupnya yang penuh dengan kegagalan, membuat Hak-Soo harus tetap tegar.

Film ini secara lansung mengajarkan kepada kita bagaimana kecewanya kita terhadap orangtua, merekalah tetap orangtua kita. Hak-soo sebenarnya membenci ayahnya dan ingin dia agar segera meninggal, tetapi ketika ayahnya sudah ada di penghujung hayat, Hak-Soo malah menangis dan tidak rela dia pergi.

Konflik yang dibangun dalam film ini cukup banyak diambil oleh keadaan sekitar, Lee Jong Ik pandai membuat alur sederhana dan ringan ini cukup mengena di hati. Tampaknya Sang sutradara menginginkan penonton agar selalu menghormati orangtua bagaimanapun kecewanya dirimu.

Musik-musik yang dihadirkan dalam sepanjang film, mempunyai makna dalam.

Sepanjang jalan cerita, banyak sekali musik yang disungguhkan untuk penonton. Mulai dari rap-nya Hak-Soo, permainan gitar nya Hak-Soo ketika acara sekolah, dan masih banyak lagi.

Eitts, tapi lirik musiknya tidak main-main lho. Yang saya salutkan, musik yang disungguhkan memang bertepatan dengan momen apa yang sedang terjadi pada saat itu. Momen sedih ya sedih, momen bahagia ya bahagia.

Bahkan film ini juga merilis MV (Music Video) khusus lho ..

Para pemain dan kru yang totalitas

Pasalnya, karena berlatar di kota kecil para kru dan pemain harus menjalani syuting di pedalaman. Mereka harus bekerja dengan ekstra kesana-kemari mencari set untuk syuting yang cocok. Para pemainnya pun tidak mau kalah, mereka juga belajar logat Jeolla bersama orang-orang asli sana.

Untuk adegan matahari terbenam, mereka langsung terjun ke lokasi tanpa bantuan CGI (Computer-Generated Imagery) sekalipun.

(Sumber Gambar : sdaff.org)
(Sumber Gambar : sdaff.org)
Berkat totalitas para pemain dan kru, film ini berhasil membawa kategori 'Penghargaan Grand Bell untuk Musik Terbaik' dan 'Penghargaan Film Blue Dragon untuk Musik Terbaik'.

Hampir aja ketinggalan. Yang saya suka dari film ini adalah, bagaimana hubungan ayah dan anak yang sekalipun tidak pernah akur hingga salah satunya harus pergi selama-lamanya. Bagaimana Hak-soo harus berdamai dan menerima luka-luka masa lalu yang menyakitkan. Serta, manisnya Jung Seon Mi menjadi penulis novel karena Hak-soo.

Adapun rap-rap yang mengena serta puisi indah juga ditampilkan di film ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun