Sayangnya, kapal tersebut tidak bisa memuat semua penduduk, maka tiket untuk masuk ke kapal tersebut diberikan secara acak. Esok mendapatkan dua tiket, dari jatah sebagai salah satu pembuat kapal tersebut dan dari sistem acak. Pada awalnya Esok memberikannya pada Lail, namun walikota mendatangi Lail dan berterima kasih padanya karena sudah memberikan tiket tersebut untuk putrinya Claudia. Hal ini menimbulkan kesalahpahaman pada Lail bahwa Esok lebih memilih Claudia daripada Lail. Oleh karena itu, Lail memutuskan untuk masuk ke ruang modifikasi ingatan dan menghapus semua kenangannya terhadap Esok.
Darwis atau lebih dikenal dengan nama Tere Liye, adalah seorang penulis yang dikenal dari novel-novelnya. Karya-karya nya yakni berjudul Pulang, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, dan seri Bumi. Tidak diragukan lagi bahwa Tere Liye berhasil membuat karya yang berkualitas dan fenomenal. Banyak orang dari kalangan remaja hingga dewasa yang minat membaca karya terpopulernya yaitu seri Bumi. Di samping itu, novel Hujan termasuk salah satu karya tere liye yang tak kalah populer, walaupun tidak berseri.
Novel ini memiliki tema persahabatan dan cinta yang bergenre science-fiction. Kisah tersebut dibawakan dengan alur campuran yang berlatar di tahun 2040-an hingga 2050-an. Kisah ini bertempat di suatu kota, namun tidak disebutkan namanya. Novel ini memiliki dua tokoh utama yakni Lail dan Esok. Tokoh pendamping ada Maryam, Wali Kota dan Istrinya, Claudia, Elijah, Ibu Esok, Ibu Lail, serta Ibu Penjaga Asrama.
Novel ini sangat menarik dan memiliki gaya Bahasa yang mudah dipahami. Meskipun buku ini termasuk buku yang tebal, namun pengemasan ceritanya memiliki alur yang tetap bagus dan tidak terasa dipanjang-panjangkan atau diperlambatkan. Membaca novel ini tidaklah membosankan, karena pembaca akan menemukan kejutan-kejutan sehingga jalan ceritanya sendiri tidak dapat ditebak. Novel ini juga membawa kita ke era dimana teknologi sudah canggih seperti, anting-anting sebagai pemandu online, sistem transportasi tanpa supir, alat komunikasi yang tertanam di tangan dan sebagainya. Minimnya sinopsis pada cover belakang buku juga membuat orang-orang penasaran dan terpaksa untuk membaca hingga halaman terakhirnya.
Adapun beberapa kekurangan yang saya temukan dari novel ini. Penulis menyatakan dalam novelnya “secanggih-canggihnya teknologi, tidak ada yang dapat menandingi kekuasaan Tuhan”. Namun penulis tidak menyisipkan hal-hal yang menerangkan agama ataupun kegiatan berdoa pada tokoh-tokoh dalam novel. Hal tersebut menjadi terasa janggal. Selain itu, bencana dikatakan menghancurkan populasi manusia hingga 10% terjadi karena letusan gunung berapi yang sangat purba, namun mengapa masih banyak fasilitas yang berfungsi, dan bagaimana sebuah gunung berapi yang dahsyat letusannya dapat menyebabkan terancam kepunahannya manusia.
Disamping kekurangan yang dimiliki, novel ini sangatlah layak dibeli dan dibaca untuk semua kalangan. Tak bisa dihindari bahwa buku ini memberi bekas pada pembacanya. Banyak emosi yang yang dapat dirasakan dari novel ini. Buku ini sangat disarankan untuk bahan baca remaja karena ceritanya yang menarik, berbobot, mudah dipahami, dan dapat menginspirasi generasi muda.
Selamat membaca!!
RAKEISYA APHRADITA SASTRANEGARA (32) - XI MIPA 4- SMAN 34 JAKARTA
TUGAS BAHASA INDONESIA-TEKS RESENSI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H