Mohon tunggu...
Raka Fatiha
Raka Fatiha Mohon Tunggu... Novelis - Penulis amatir (pengangguran/pelajar)

Aku seorang penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Perjalanan Mimpi yang Dalam (2)

23 November 2023   09:30 Diperbarui: 23 November 2023   09:39 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Begitu yah... ini pertama kalinya aku ke sini" dia lalu melihat ke arah ku "sungguh ? Kalau begotu selamat datang... biar aku jelaskan apa saja yang kamu harus tahu di tempat ini" dia menarik lengan baju ku lalu aku mengikutinya sambil berjalan "tempat ini adalah cermin kosmik dengan realita yang ada dan tidak terbatas waktu maupun tempat, namun cermin itu tidak lah sempurna dan selalu berubah ubah"

Aku mendengarkan penjelasanya sambil berjalan, terkadang dia berhenti dan bertanya soal barang modern seperti mobil, tiang listrik, dan bangunan bangunan tertentu, aku menjelaskanya sebisa ku dan walau dia kelihatan bingung tetapi dia mencatat semua penjelasanku, dia tidak perlu paham... dia hanya ingin tahu sama seperti ku yan berada di alam ini... aku ingin tahu alam apa ini.

Kami berjalan jalan berjam jam yang tak terasa melihat dunia modern semakin jauh semakin diputar balikan, di bengkokan, dan tidak di kenali. Lalu secara riba tiba suara bell dari langit berbunyi dan tanah bergeter aku melihat ke sekitarku dengan bingung.

Pria itu menghela nafas dengab wajah sedih "kelihatanya ini adalah perpisahan kita... ombaknya akan datang dan semuanya akan terdampar di tempat kita yang seharusnya... terimakasih teman telah menjelaskan apa yang ada di zaman mu... aku harap rantai takdir akan mempertemukan kita di garis waktu lain" ucapnya dan semua mulai terdistorsi, langit runtuh dan hujan mulai turun dengan deras di ikuti dengan petir dan angin kencang, pandanganku menjadi huram dan aku tidak pagi bisa melihat Veil... dia hilang, hujan dan angin kenjang itu menghasipkan dingin yang mrnusuk tulang.

Bangunan dan tanah yang aku pijak mulai luntur layaknya tinta di dunia tiga dimensi ini, dan semua menjadi gelap, alu terbangun kembali di tempat tidurku dengan tubuh dan kasur ku yang basah kuyup, buku dan penah kakek terlihat kering, aku berdiri dan melihet ke arah cermin dan melihat tubuhku yang basah dengan rambut dan kulit ku "kau pasti bercanda" ucapku sambil mrlihat kekacauan basah di tempat tidur ku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun