Mohon tunggu...
Raka Fatiha
Raka Fatiha Mohon Tunggu... Novelis - Penulis amatir (pengangguran/pelajar)

Aku seorang penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Horor

Misteri Gunung Semeru

10 Oktober 2023   10:22 Diperbarui: 10 Oktober 2023   10:53 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Gunung Semeru, gunung tertinggi di Jawa, dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut. Gunung ini terkenal dengan keindahannya, dengan pemandangan kawah yang menakjubkan, serta bunga edelweis yang tumbuh subur di lerengnya.

Tiga pelajar SMA, bernama Arga, Naya, dan Bima, berencana untuk melakukan hiking di Gunung Semeru. Mereka sudah merencanakan ini cukup lama dan sekarang mereka berlibur dan siap melakukan pendakian.

Mereka sampai di sebuah hotel mereka beristirahat di sana setelah berjam jam berada di mobil milik Arga, mereka pun memutuskan untuk melakukan pembicaraan pada jam 9 malam untuk menentukan apa saja yang akan mereka lakukan "eh nanti kita selfie bareng, terus kita upload di sosmed kelas" kata Naya dengan semangat "kebiasaan selfie mulu..." nanti kita akan pergi ke kawah Jonggring Seloko dong lebih kerenan ke sana" ucap Bima dengan semangat pula.

Arga hanya terseyum dan tertawa setelahnya "ya lihat saja nanti kalau cuacanya baik kita bisa ke sana kalau tidak yah mau gimana lagi..." setelah mengatakan itu suara petir terdengar dari lanvit dan hujan turun dengan lebatnya Naya lalu menjadi khawatir "semoga yang di atas sana baik baik saja, hujannya sangat deras malam ini"

Bima menganggui "tapi bagus kan ? Berarti besok bisa  terjamin cuaca bakal bagus" Arga mengelengkan kepalanya tanda tidak setuju "tetap saja cuaca di area ini ga bisa di tebak lebih baik tetap waspada" Bima dengan entengnya "tapi kan kita datang ke sini oktober berarti kesempatan hujan ga gede gede amat"

Naya sambil menghela nafas "lebih baik kan waspada dari pada nanti kesusahan, bahaya tahu di atas sana nanti itu kita bisa aja di atas sana selama beberapa hari... um... sekitar 3 hari 2 malam" Bima mengangguk "iya iya kamu pikir aku masih pemula apa ?"

Arga melihat waktu semakin larut dan memutuskan untuk pergi ke kamar sebelum itu dia meminta kedus temannya untuk melakukan cek terhadap tas yang akan mereka bawa nanti, seperti jas hujan, jaket, tenda, makanan minuman, obat obatan dan masih banyak lainya.

Mereka phn tertidur malam itu, keadaan kamar Arga begitu sunyi namun karena suara hujan itu membuat atmosper dingin, dia menarik selimutnya... itu lebih baik... dia pun menutuo matanya dan tertidur.

Pada malam itu juga Arga terbaring di kasurnya tidak sabar untuk melakukan penelitian bersama teman temanya, dia memutuskan untuk tidur pada pukul 10 malam, ketika Arga terbangun dia terbangun di sebuah tempat... yang ia tidak ketahui di mana, dia sadar sepenuhnya ini adalah mimpi.

Apa kah ini lucid dream ? Tapi ini terasa sangat nyata.... dia berusaha membayangkan sesuatu dengsn harapan itu akan menjadi nyata... tapi tidak ada yang terjadi, bukankah ini lucid dream ? Bukankah seharusnya dia dapat mengendalikan mimpi ini ?... kelihatanya tidak...

Dia hanya berdiri di sana di sebuah lahan terbuang tidak ada apa apa sejauh mata memandang hanya garis cakrawala yang menyatukan bumi dan langit... dia hanya berdiri di sana... sampai dia memutudkan untuk berjalan namun berhenti setelahnya...

Dia tidak pergi ke mana mana, di mana mana sama saja tanahnya... langitnya... rasanya ia berjalan di tempat tapi dia sadar dirinya berjalan... di melakukan progres dengan mengerakan kakinya itu walau rasanya tidak membawanya ke mana mana....

Arga merasakan sesuatu.... sebuah perasaan aneh... rasanya dia takut dengan mimpi ini tapi di saat yang sama ia merasa tenang... merasa familiar dengan sekitarnya...

Ia memutuskan untuk berlari dia terlihat berlari di tempat tapi dia benar benar berlari dia melakukan progress lebih jauh dan jauh... sampai dia menemukan sesuatu... sebuah pohon di tengah tengah tanah terbuang itu.

Pohon itu besar sangat besar, besarnya seperti general sherman tree, namun wujudnya seperti pohon beringin, ia merasa takjub dan berusaha mendekati pohon tersebut namun matanya tertutup secara tiba tiba dan dia terbangun dari ranjangnya tepat pukul 5 subuh.

Ketika ia terbangun dia merasakan sebuah kehampaan rasanya aneh... sekan dia ingin mengapai ke pohon tersebut dia ingin berada di bawah pohom tersebut namun... itu tidak tergapai olehnya, ia menghela nafas dan kemudian bangun dari ranjangnya dan mulai mandi dan bersiao siap.

Dia mengetuk kedua kamar temanya untuk membangunkan mereka, tidak lama mereka keluar kamar mereka dan menuju kamar mandi keduanya memegang gagang pintu kamar mandi bersamaan.

 "aku dulu.... aku kan perempuan" Bima mengelengkan kepalanya "enak aja aku bangun duluan" merekapun mulai berargumen siapa yang harus duluan menggunakan kamar mandi... dan ini baru jam 5.30 mereka sudah kekacau ini kadang Arga bingung dari mana asal tenaga yang tiada habisnya dari kedua temanya ini.

Mereka pun saraoan dan bersiap siap mereka i gin berangkat sesegera mungkin, mereka ingin berangkat setelah matahari bersinar, Mereka ingin berangkat sesegera mungkin, agar bisa sampai di Ranu Kumbolo sebelum malam hari.

Setelah matahari bersinar, mereka langsung menuju rute yang akan mereka lalui. Jalur pendakian Gunung Semeru dimulai dari Ranu Pani, sebuah desa yang terletak di ketinggian 2.200 mdpl. Dari Ranu Pani, mereka akan melewati beberapa pos, yaitu Pos Kalimati, Pos Jambangan, dan Pos Ranu Kumbolo.

Jalur pendakian Gunung Semeru cukup menantang. Terdapat banyak tanjakan dan jalur yang terjal. Namun, Arga, Naya, dan Bima sudah mempersiapkan diri dengan baik. Mereka sudah mengikuti pelatihan mendaki gunung dan membawa perlengkapan yang lengkap.

Setelah berjalan selama 4 jam, mereka akhirnya tiba di Pos Kalimati. Pos ini terletak di ketinggian 2.770 mdpl. Di Pos Kalimati, mereka beristirahat untuk makan siang dan mengisi ulang tenaga.

Setelah beristirahat, mereka melanjutkan perjalanan. Jalur pendakian semakin menanjak dan terjal. Mereka harus mendaki melewati tanjakan curam dan melewati jalur berbatu.

Setelah berjalan selama 3 jam, mereka akhirnya tiba di Pos Jambangan. Pos ini terletak di ketinggian 3.200 mdpl. Di Pos Jambangan, mereka beristirahat untuk melepas lelah.

Setelah beristirahat, mereka melanjutkan perjalanan. Jalur pendakian semakin tinggi dan dingin. Mereka harus berhati-hati agar tidak terpeleset.

Setelah berjalan selama 2 jam, mereka akhirnya tiba di Ranu Kumbolo. Ranu Kumbolo adalah sebuah danau yang terletak di ketinggian 2.400 mdpl. Danau ini merupakan salah satu spot favorit para pendaki.

Arga, Naya, dan Bima bermalam di Ranu Kumbolo. Mereka berkemah di tepi danau dan menikmati keindahan Ranu Kumbolo di malam hari.

Malam itu mereka tertawa bersama sambil membicarakan pendakian hari itu, " Naya kamu kepeleset berapa kali ? Hahaha" ucap Bima dengan nada meledek, sementara itu Naya sambio menyeruput mie instannya "bajingan ini malah tertwa saat aku kepeleset, dasar bodoh aku bisa saja mati tahu !"

Arga hanya ikut tertawa dengan mereka "Hari ini kita sudah berjalan cukup jauh," kata Arga. "Kita sudah sampai di Ranu Kumbolo, dan kita masih punya waktu untuk beristirahat."

"Iya," kata Naya. "Kita sudah melewati Pos Kalimati dan Pos Jambangan. Besok kita akan melanjutkan perjalanan ke Puncak Mahameru."

"Aku sudah tidak sabar untuk sampai di puncak," kata Bima. "Aku ingin melihat pemandangan dari atas sana."

Arga melihat ke arah sekitarnya dia melihat minimnya jumlah pendaki yang berkemah bersama mereka malam itu "aneh... perasaan ku saja atau Ranu Kumbolo jadi sepi ?" Naya menghilangkan perasaan aneh Arga "paling mereka udah sampai di pos selanjutnya... lagian bukanya bagus ? Pemandanganya jadi lebih bersih gitu di banding banyak orang dan tenda ?

Arga mengangguk sambil melihat ke arah api unggun yang bergemericik, dia lalu melihat ke arah Naya yang sedang selfie selfie, dan Bima yang sedang makan.

Arga habya tersenyum menikmati moment itu, tidak lama mereka pun memutuskan untuk tidur, ketika tidur Arga terbangun tengah malam dengan sebuah suara berdering dari luar, dia mendekati suara tersebut, itu berasal dari danau Ranu Kumbolo dia mendekat, dan melihat banyaknya gelembung keluar dari dasar danau.

Dia pun hendak kembali namun secara tiba tiba sesuatu menarik kakinya dan menyeretnya ke dalam danau, ia berteriak dan meronta berteriak tolong berkali kali namun kelihatanya tidak ada yang bisa mendengarnya, namun apa daya dia pun tertarik masuk ke danau dan tengelam masuk ke dalamnya, tubuhnya merasa lemas sampai ia tidak bergeral lagi dan dia pun tak sadarkan diri.

Ketika dia terbanguj di aterbangun di sebuah gua, gua itu memiliki sebuah genangan air di sudut kanannya, apakah dia keluar dari situ ? Tidak penting, perasaan takut, bingung dan kelelahan bisa ia rasakan, dia tidak tahu apa yang terjadi tetapi dia harus mencari jalan keluar dari sana.

Dia menyalakan senter anti air yang dia tempelkan ke sabuknya dan mulai menjelajahi gua yang lembab dan besar tersebut, dia menemukan banyak lorong yang bisa ia pilih kesempatan salah satu jalur itu menuju jalan keluar sangatlah minim, dia mencoba melakukan komunikasi dengan handphonenya.

Sukurlah aku membeli handphone anti air pikir Agra tetapi tidak ada sinya dan dia melihat dia sadarkan diri di jam 12 malam, dia tengelam pad jam 9 artinya dia sudah pingsan selama 3 jam.

Arga mencoba begitu keras berharap ada satu saja bar sinyal tetapi tidak ada gunanya, ia menghela nafas dia tidak boleh panik, dia berusaha tetap tenang dan tidak melakukan hal bodoh kedepanya.

Dia mulai berjalan kepada salah satu lorong, lorong itu sangatlah mulus.. hampir seperti buatan tangan dia menjauhan pikiran ini, dia tidak bisa berharap terlalu tinggi dengan gua yang tidak ia ketahui ini.

Sampai dia melihat sebuah struktur seperti yangga menuju ke atas, dia merasa senang melihat buatan tangan manusia ada di tempat ini, dia pun naik dan menemukan sebuah ruangan aneh dengan peralatan yang tidak ia ketahui dia menjelajahi ruangan tersebut.

Di sebuah belokan ia kaget bukan main, dia bahkan terjatuh dan gemetar sambil melihat sebuah mayat seseorang yang bersandar ke dinding, dia kemudian berdiri dan memberanika diri untuk mengidentidikasi mayat tersebut, mayat itu terlihat baru saja mati, namun Arga terkejut lagi kali ini dengan pakaian yang di gunakan mayat tersebut.

Itu adalah pakaian militer Eropa pada abad ke-17 dan ke-18. "Nggak mungkin... ini mayat pasukan VOC" ucapnya dengan bingung, dia juga menemukan pedang milik mayat tersebut di mana dia mengambilnya, itu adalab pedang bertipe longsword dia memegangnya dengan perasaan lebih aman, tapi mayat ini masih sangatlah baru apa yang terjadi di sini ?

Dia mengeledah lebih dalam mayat tersebut dia kemudian menemukan menemukan pistol Flintlock terisi dengan satu peluru... manis tapi dia tidak tahu cara mengisi ulangnya dan lagi pula dia tidak menemukan amunisi ataupun bubuk mesiu yang dapat di gunakan untuk melindunginya.

Dia juga menemukan komopas, namun kompas tersebut berputar terus menerus tanpa henti, di sini Arga menyadari tempat ini memiliki medan magnet yang luar biasa kuat.

Arga kemudian melanjutkan perjalanannya drngan Flintlock dan senter di tanganya, dia lalu menemukan mayat lainya kali ini dia lebih kaget dari sebelumnya... mayat itu sama... masih baru tetapi mayat itu menggunakan armor ksatria abad 12 seorang ksatria templar, dia mengabaikan mayat itu karena armornya terlalu berat untuk ia lepaskan.

Semakin dalam dia menjelajah semakin banyak mayat yang ia temui mulai dari pasukan jerman pada pd 2, pasukan modern, pasukan kemerdekaan, dan bahkan pasukan pada zaman majapahit juga ada, masih banyak lagi pasukan dari potongan sejarah di gua tersebut yang ia tidak ketahui atau hilang dari sejarah.

Semakin ia masuk semakin dalam semakin terlihat gua tersebut adalah buatan tangan sampai dia datang ke bagian gua yang memiliki struktur bangunan dan Agra, tercengang bingung dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan temuanya itu.

Bangunan tersebut jelas melawan fisik dan gravitasi itu melayang  dengan suara dengungan ia mengira itu adalah magnet tetapi itu sebua ti patahkan ketika ia melempar bagian armor besi dari mayat di sisinya... itu tidak menempel atau terdorong kemanapun, itu hanya melayang tanpa penjelasan yang logis.

Bangunan itu tidak mirip dengan apapun di dunia itu sangatlah abstrak tapi entah bagaimana itu juga indah dengan caranya sendiri, dia tidak bisa masuk karena itu melayang terlalu tinggi jadi dia melanjutkan perjalananya menuju lorong lainya, keadaan gua semakin lama semakin gelap dia tidak takut temoat sempit tetapi perasaan tidak nyaman itu mulai ia rasakan.

Rasanya ia kesulitan bergerak padahal ruangan begitu lega, sukit bernafas padahal udara di semitarnya banyak dan dia mendengar suara suara bergema, di memutuskan untuk duduk dan beristirahat sebentar, ada perasaan takut, putus asa dan lelah di matanya dia merangkul mrnjadi sebuah bola di sisi lorong gua, dia berharap ini semua hanyalah mimpi belaka.

Tidak lama Arga berdiri kemudian melihat sosok hitam di ujung lorong mendekarinya, makluk itu terlihat seperti manusia dengan mata putih menyala dan gigi kuning kotornya itu mendekat ke arah Arga dia berjalan perlahan seperti orang incang tubuhnya terkoyak dan hitam arang, suara nafas berat dan terdesak darinya begitu menghantui, "siapa kau ! M-mundur... p-pistol ini terisi !"

Makluk itu tidak berhenti dan Arga secara asal menembaknya, suara desisan bubuk besiu dari Flintlock nya dan di ikuti suara ledakan keras terdengar bergema ke seluruh bagian gua, telinga Arga berdering karena hal ini, namun makluk itu jatuh mati sebelum meleleh dan menyatu dengan tanah.

Nafasnya menjadi tidak karuan dia berusaha menahan semua perasaan kuat ini, perasaan takut dan tidak tahu aoa yang harus ia lakukan menyelimutinya layaknya selimut

Setelah 10 menit Arga berhasil menenangkan diri dia pun melihat bekas mayat dari makluk itu... tidak ada lagi sisa itu telah menyatu dengan tanah.

Dia masuk lebih dalam sampai ia menemukan sesuatu sebuah makluk aneh, makluk itu memiliki 30 tangan di sekujur tubuhnya bentuknya layaknya sebuah bola, itu juga memiliki ukuran yang cukup besar dengan mata di setiap pergelangan tangan makluk itu.

Makluk itu melihat Arga dari ekpresi matanya makluk itu terkejut dan mulai mengejar Arga, Arga yang tidak percaya dirj lagi karena Flintlock miliknya telah di gunakan lari terbirit birit berusaha lari dari makluk itu.

Makluk itu mengekuarkan suara yang berulang ulang seperti suara statis yang tidak bisa di pahami 30 tanganya di gunakan untuk berjalan dengan cepat di lorong gua, cepat atau lambat makluk itu akan menangkap Arga, namun Arga tidak hilang akal dia melempar pedangnya ke arah makluk itu ubntuk memperlambatnya.

Makluk itu tertacap namun dengan mudah ia menarik pedang tersebut dan lukanya menyatu kembali, dia masih mengekuarkan suara statis yang terulang ulang.

Ia sampai ke jalan buntu namun ada sebuah lubang, dari pada tertangkap dia lebih baik lompat ke dalam lubang tersebut, dia pun lompat tanpa banyak pikir dan dia tidak menyadari lubang itu lebih dalam dari yang ia pikirkan dan semua menjadi gelap.

Ia pun sadarkan diri di sebuah temoat yang familiar... mimpinya malam itu ! Dia berada di temoat yang langit dan daratanya sama, garis cakrawala, perasaan dirinya yang awalnya stress, bingung dan ketakutan hilang seketika, di sini dia merasa aman merasa bebas, dia melihat pohon indah yang jauh itu.

Namun sosok pria muncul dia menggunakan jubah putih kotor ke emasan, sebuah tongkat emas pula mendekat ke arahnya, Alan sempat mundur terapi otaknya tidak mengatakan dirinya dalam bahaya jadi dia tetap saja tenang.

Makluk itu mulai berbisik "hanya mimpi.... tidurlah.... hanya mimpi" suaranya begitu serak dan cara penyebutanya aneh seakan dia tidak biasa dengan bahasa tersebut.

Namun ucapanya di ulang ulang seakan menghinoptisnya dan Arga pun tertidur dan ketika ia terbangun ia sudah berada di tendanya di geber beger oleh Naya "woi ! Bangun woi !" Arga pun terbangun melihat sekitarnya dengan bingung Bima yang melihat ini merasa tidak enak membangubkanya seperti itu mengagetkan temanya sendiri di saat ia masih tidur lelap "maaf Arga... tapi kita dapet tanda tanda erupsi kita harus evakuasi" Arga masih memproses apa yang terjadi apakah semua itu hanya mimpi ? Tapi itu sangat nyata... sangat mengerikan.

"Apa yang terjadi?" tanya Arga. "Kita harus turun dari gunung sekarang," kata Naya. "Gunung Semeru akan meletus, maaf kita tidak ounya pilihan" Arga yang merasa trauma langsung saja berdiri "ayo kita beres beres* mereka pun beres beres dengan cepat, Arga melihat ke arah gunung sumeru yang mulai berasap.

Mereka pun mulai turun Arga masih merasa trauma dan wajahnya sangatlah pucat Naya yang melihat ini pun bertanya "apa yang terjadi ?" Kamu pucet banget apa aku kekasaran membangunkan mu" Arga melihat ke arah Naya "ga.... aku aja yabg tidur kemalaman"

Arga menyimpulak itu semua hanyalah mimpi yang gila mimpi terburuk yang akan dia alami... namun saat ia merasakan sesuatu dj sakunya itu adalah Flintlock milik tentara VOC  di gua itu... ini semua bukan mimpi... walau aku berharap itu semua tetaplah di kepalaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun