PENGARUH KELAS SOSIAL TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF MASYARAKAT MODERN
Â
Latar Belakang
      Selain makhluk sosial, manusia adalah makhluk ekonomi yang dituntut untuk memenuhi kebutuhan demi kelangsungan hidup, salah satunya dengan melakukan kegiatan konsumsi. Akan tetapi sesuatu yang berlebihan tidaklah baik. Begitu pula dengan kegiatan konsumsi yang berlebihan akan menimbulkan perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif diartikan sebagai tindakan memakai produk yang tidak tuntas artinya sebuah produk yang dipakai seseorang belum habis namun telah menggunakan produk jenis yang sama dari merek lainnya  atau membeli barang karena tertarik dengan hadiah yang ditawarkan atau membeli suatu produk karena banyak orang memakai barang tersebut (Sumartono, 2002). Singkatnya, perilaku konsumtif artinya membeli atau menggunakan barang dan/atau jasa tanpa melakukan pertimbangan panjang. Salah satu faktor yang mendorong perilaku konsumtif adalah kelas sosial. Perbedaan kelas sosial yang dimiliki antarindividu tentunya akan memperlihatkan perbedaan kebutuhan serta pengeluaran individu tersebut karena logikanya kebutuhan manusia haruslah disesuaikan dengan penghasilan yang dihasilkan. Apabila pengeluaran tidak sesuai atau lebih tinggi dibandingkan dengan pemasukan akan menyebabkan terjadinya ketimpangan dan hambatan di bidang ekonomi.
Permasalahan
      Menurut Lamb, dkk. (2001), perilaku konsumtif dapat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu, budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Perilaku konsumtif ini memiliki kaitan dengan teori konflik yang diperkenalkan oleh Karl Marx. Marx menegaskan bahwa teori konflik dipicu dalam hubungan pertentangan antarkelas borjuis yang melawan kelas proletariat dalam merebut hak-hak ekonomi(alat produksi). Hal tersebut intinya membahas adanya perbedaan kelas dalam masyarakat yang memengaruhi hak setiap kelasnya terutama kelas bawah. Perilaku konsumtif termasuk salah satu pendorong terjadinya konflik sosial. Perilaku konsumtif yang dilakukan oleh individu atau suatu kelompok dapat berdampak pada perekonomian masyarakat yang ada di sekitarnya. Hal ini disebabkan perbedaan kelas sosial yang ada pada masyarakat. Pada dasarnya tidak semua orang memiliki penghasilan yang sama. Ketika pihak yang berada pada kelas sosial atas memiliki perilaku konsumtif dikhawatirkan akan menyebabkan masyarakat di kelas menengah bahkan bawah tidak akan memiliki kesempatan untuk membeli barang yang mereka butuhkan karena perilaku konsumtif pada dasarnya tidak memikirkan fungsi lebih lanjut dari barang atau jasa yang ia beli. Selain itu, kelompok yang berada pada kelas atas dan menengah memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk memperoleh barang atau jasa dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan kelas rendah. Hal tersebut nantinya dapat mendorong terjadinya kesenjangan sosial di suatu lingkup masyarakat.
Manfaat Penulisan
      Tujuan utama penulisan artikel ini untuk memenuhi nilai tugas ujian akhir semester mata kuliah Perubahan Sosial, Prodi Sosiologi, Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu artikel ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca mengenai pengaruh kelas sosial terhadap perilaku konsumtif masyarakat modern yang kemudian dapat dikaitkan dengan teori konflik menurut Karl Marx dalam perubahan sosial. Melalui artikel ini, pembaca dapat mengetahui lebih detail mengenai pembagian dan faktor penyebab terbentuknya kelas sosial di masyarakat, kaitan perilaku konsumtif dengan hedonism dan kesenjangan sosial.
Â
Metodelogi
      Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah kuantitatif karena lebih menekankan pada pengamatan fenomena dan penelitian subtansu makna dari fenomena tersebut. Fenomena yang dimaksud disini adalah perilaku konsumtif di masyarakat modern. Kemudian informasi tambahan diapatkan dari hasil lapang serta artikel lainnya dengan topik serupa yang berbentuk deskriptif.
Â
Kajian Pustaka
- Laksana, K. N. Gaya Hidup, Kelas Sosial dan Keputusan Pembelian Produk Sepatu Impor Pada Kalangan Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Btawijaya Malang)
Jurnal ini menjelaskan tentang hubungan konsep gaya hidup dan kelas sosial sebagai pertimbangan konsumen dalam keputusan pembelian produk sepatu impor pada kalangan mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, dan variable yang mempunyai hubungan paling kuat dalam keputusan pembelian produk sepatu impor.
- Melinda, dkk. (2022). Perilaku Konsumtif dan Kehidupan Sosial Ekonomi Mahasiswa Rantau (Studi Kasus Mahasiswa Toraja di Universitas Sam Ratulangi Manado)
Jurnal ini menjelaskan tentang pengertian perilaku konsumtif menurut beberapa ahli seperti Don Slater dalam Pengantar Sosiologi Ekonomi, Gumulya dan Widiastuti, dan lainnya. Selain itu ada penjelasan tentang faktor yang mendorong terjadinya perilaku konsumtif yang dibagi menjadi faktor internal dan eksternal.
- Thamrin, H., & Saleh, A. A. (2021). Hubungan Antara Gaya Hidup Hedonis dengan Perilaku Konsumtif pada Manusia
Jurnal ini menjelaskan tentang hubungan antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif mahasiswa Parepare. Di dalamnya dijelaskan bahwa perilaku hedonis yang mudah ditemukan dalam mahasiswa seperti menghabiskan waktu di luar untuk bersennag-senang, pergi ke caf, berbelanja barang mewah, merokok, clubbing, dan masih banyak lagi.
Â
Pembahasan
1. Indikator Pengukur Kelas Sosial
Kelas sosial terbentuk karena adanya beberapa faktor yaitu, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Pertama, masyarakat menganggap bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin tinggi gajinya dan kesempatan mendapat pekerjaan juga menjadi lebih baik. Kedua, masyarakat menilai pekerjaan tertentu yang prestisius yag menunjukka kelas sosial seseorang. Terakhir, semakin tinggi pendapatan seseorang maka dinilai semakin Makmur kehidupannya. Ketika hal tadi pada dasarnya memilikir korelasi satu dengan lainnya. Pendidikan yang baik akan memberikan kesiapan serta kesempatan bekerja yang baik, kemudian akan mendapat pekerjaan dengan gaji yang tinggi. Dengan penghasilan yang tinggi, seseorang dapat memenuhi kebutuhan finansial keluarganya dan memberikan Pendidikan yang baik untuk keturunannya. Ketiga hal tadi akan terus berotasi seperti itu, maka pendidikan itu merupakan hal awal yang harus dimiliki oleh semua orang karena dapat menentukan kehidupan kita kedepannya. Ditambah dengan perkembangan zaman yang menyebabkan terjadinya peningkatan dalam kebutuhan dan pengeluaran. Harga barang mengalami kenaikan, mendorong masyarakat juga harus mendapat pekerjaan yang pendapatannya sesuai dengan kebutuhan yang ingin dicukupi.
2. Relasi Perilaku Konsumtif dan Hedonisme
Gaya hidup merupakan kebiasaan seseorang yang sesuai dengan perkembangan zaman dalam berinteraksi pada masyarakat modern. Gaya hidup pada dasarnya tidak dibutuhkan oleh manusia. Manusia hanya memerlukan tiga hal penting untuk bertahan hidup yaitu sandang, pangan, dan papan. Akan tetapi, gaya hidup muncul karena adanya rasa tidak mau kalah dengan apa yang dimiliki orang lain. Gaya hidup hedonis atau hedonism adalah tatanan hidup yang mengarahkan aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup, seperti lebih menghabiskan banyak waktu di luar, bermain, menyukai kerumunan, senang membeli barang bermerek, dan selalu ingin menjadi pusat perhatian (Indrawati, 2015). Hedonisme inilah yang nantinya akan menimbulkan perilaku konsumtif di masyarakat. Mereka akan membeli barang yang tidak dibutuhkan, melainkan hanya mementingkan penampilan. Ketertarikan orang dengan gaya hidup hedonis dapat dilihat dari cara mereka bereaksi ketika melihat suatu barang suatu yang ditemukan di sosial media ataupun di depan mata. Terlebih lagi ketika barang tersebut sedang mendapat diskon atau potongan, otak mereka secara otomatis akan mendorong keinginan untuk membelinya walaupun tidak dibutuhkan.
3. Perilaku Konsumtif Menonjolkan Kesenjangan Sosial
Individu atau kelompok yang memiliki perilaku konsumtif secara tidak sadar akan menambah jumlah asset atau harta yang dimilikinya. Oleh karena itu perilaku konsumtif dapat semakin memperjelas adanya kesenjangan sosial antara kelas atas dengan kelas sedang dan bawah. Adanya kategori kelas berdasarkan barang, jumlah asset maupun gaya berpakaian didukung oleh perilaku konsumtif menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak dapat dihindari. Kesenjangan sosial merupakan suatu ketidakseimbangan sosial yang yang ada di masyarakat sehingga menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok (Abad Badruzaman, 2009).
Â
Kesimpulan
      Perilaku konsumtif merupakan kondisi dimana individu atau kelompok menggunakan barang atau jasa tanpa berpikir panjang dan lebih mementingkan gaya hidupnya. Perilaku ini timbul karena adanya kelas sosial yaitu kelas atas, sedang, dan bawah. Apabila perilaku konsumtif terjadi secara berkelanjutan akan berpengaruh pada penonjolan kesenjangan sosial yang telah terjadi di masayrakat. Perkembangan zaman yang semakin modern juga menjadi alasan kuat peningkatan perilaku konsumtif dikarenakan masyarakat mengalami kemajuan dalam cara berpikir dan pola hidupnya sehingga menghasilkan barang-barang baru yang dapat membantu pemenuhan kebutuhan mereka di masa yang akan dating dengan harga yang lebih meningkat dibandingkan sebelumnya. Oleh karena itu, pendidikan menjadi salah satu aspek yang sangat penting guna mendapat pekerjaan dengan penghasilan tinggi yang nantinya dapat menjadi asset mereka untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
Daftar Pustaka
Laksana, K. N. Gaya Hidup, Kelas Sosial dan Keputusan Pembelian Produk Sepatu Impor Pada Kalangan Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Btawijaya Malang). Vol.2 No.2. Diakses pada 29 Juni 2023 dari https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/index.
Melinda, dkk. (2022). Perilaku Konsumtif dan Kehidupan Sosial Ekonomi Mahasiswa Rantau (Studi Kasus Mahasiswa Toraja di Universitas Sam Ratulangi Manado). Jurnal Ilmiah Society. Jurnal Volume 2 No.1. Diakses pada 29 Juni 2023 dari https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jurnalilmiahsociety/article/view/38784/35310.
Thamrin, H., & Saleh, A. A. (2021). Hubungan Antara Gaya Hidup Hedonis dengan Perilaku Konsumtif pada Manusia. Jurnal Psikologi. Volume 11, No.1. Diakses pada 30 Juni 2023 dari https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/komunida/article/view/1923/841.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H