Â
Kajian Pustaka
- Laksana, K. N. Gaya Hidup, Kelas Sosial dan Keputusan Pembelian Produk Sepatu Impor Pada Kalangan Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa dan Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Btawijaya Malang)
Jurnal ini menjelaskan tentang hubungan konsep gaya hidup dan kelas sosial sebagai pertimbangan konsumen dalam keputusan pembelian produk sepatu impor pada kalangan mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, dan variable yang mempunyai hubungan paling kuat dalam keputusan pembelian produk sepatu impor.
- Melinda, dkk. (2022). Perilaku Konsumtif dan Kehidupan Sosial Ekonomi Mahasiswa Rantau (Studi Kasus Mahasiswa Toraja di Universitas Sam Ratulangi Manado)
Jurnal ini menjelaskan tentang pengertian perilaku konsumtif menurut beberapa ahli seperti Don Slater dalam Pengantar Sosiologi Ekonomi, Gumulya dan Widiastuti, dan lainnya. Selain itu ada penjelasan tentang faktor yang mendorong terjadinya perilaku konsumtif yang dibagi menjadi faktor internal dan eksternal.
- Thamrin, H., & Saleh, A. A. (2021). Hubungan Antara Gaya Hidup Hedonis dengan Perilaku Konsumtif pada Manusia
Jurnal ini menjelaskan tentang hubungan antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif mahasiswa Parepare. Di dalamnya dijelaskan bahwa perilaku hedonis yang mudah ditemukan dalam mahasiswa seperti menghabiskan waktu di luar untuk bersennag-senang, pergi ke caf, berbelanja barang mewah, merokok, clubbing, dan masih banyak lagi.
Â
Pembahasan
1. Indikator Pengukur Kelas Sosial
Kelas sosial terbentuk karena adanya beberapa faktor yaitu, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Pertama, masyarakat menganggap bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin tinggi gajinya dan kesempatan mendapat pekerjaan juga menjadi lebih baik. Kedua, masyarakat menilai pekerjaan tertentu yang prestisius yag menunjukka kelas sosial seseorang. Terakhir, semakin tinggi pendapatan seseorang maka dinilai semakin Makmur kehidupannya. Ketika hal tadi pada dasarnya memilikir korelasi satu dengan lainnya. Pendidikan yang baik akan memberikan kesiapan serta kesempatan bekerja yang baik, kemudian akan mendapat pekerjaan dengan gaji yang tinggi. Dengan penghasilan yang tinggi, seseorang dapat memenuhi kebutuhan finansial keluarganya dan memberikan Pendidikan yang baik untuk keturunannya. Ketiga hal tadi akan terus berotasi seperti itu, maka pendidikan itu merupakan hal awal yang harus dimiliki oleh semua orang karena dapat menentukan kehidupan kita kedepannya. Ditambah dengan perkembangan zaman yang menyebabkan terjadinya peningkatan dalam kebutuhan dan pengeluaran. Harga barang mengalami kenaikan, mendorong masyarakat juga harus mendapat pekerjaan yang pendapatannya sesuai dengan kebutuhan yang ingin dicukupi.
2. Relasi Perilaku Konsumtif dan Hedonisme
Gaya hidup merupakan kebiasaan seseorang yang sesuai dengan perkembangan zaman dalam berinteraksi pada masyarakat modern. Gaya hidup pada dasarnya tidak dibutuhkan oleh manusia. Manusia hanya memerlukan tiga hal penting untuk bertahan hidup yaitu sandang, pangan, dan papan. Akan tetapi, gaya hidup muncul karena adanya rasa tidak mau kalah dengan apa yang dimiliki orang lain. Gaya hidup hedonis atau hedonism adalah tatanan hidup yang mengarahkan aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup, seperti lebih menghabiskan banyak waktu di luar, bermain, menyukai kerumunan, senang membeli barang bermerek, dan selalu ingin menjadi pusat perhatian (Indrawati, 2015). Hedonisme inilah yang nantinya akan menimbulkan perilaku konsumtif di masyarakat. Mereka akan membeli barang yang tidak dibutuhkan, melainkan hanya mementingkan penampilan. Ketertarikan orang dengan gaya hidup hedonis dapat dilihat dari cara mereka bereaksi ketika melihat suatu barang suatu yang ditemukan di sosial media ataupun di depan mata. Terlebih lagi ketika barang tersebut sedang mendapat diskon atau potongan, otak mereka secara otomatis akan mendorong keinginan untuk membelinya walaupun tidak dibutuhkan.