Mohon tunggu...
Rafael Karol R.P
Rafael Karol R.P Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie

Seorang mahasiswa Ilkom yang menyukai dunia Biologi, Jurnalistik, dan Fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Inspiratif Wanita Sebagai Ibu dan Tulang Punggung Keluarga

29 Oktober 2024   19:39 Diperbarui: 29 Oktober 2024   21:16 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : Dokumen Pribadi)

ucap Peppy pada wawancaranya dengan saya pada Senin, 28 Oktober 2024 silam.

Tantangan Hidup

Selama manusia hidup pasti ada saja tantangan yang dihadapi, begitupun juga yang dialami oleh Peppy. Selama bekerja menjadi Pranic Healer dan Beauty Counselor,  ada saja gangguan yang dialami seperti ada pasien yang marah, pasien yang tidak mau bayar, dsb. Selain itu, tantangan yang lumayan berat untuk dihadapi adalah dari dalam keluarga. Seperti pernah dalam suatu kali beliau mau menyembuhkan pasien, namun ia juga harus menjemput anaknya yang baru pulang sekolah, saat mau bayar biaya pendidikan sang anak tapi pasien belum membayar, ataupun saat anaknya sakit jadi pikirannya bercabang harus menyembuhkan anaknya yang sedang sakit serta harus mencari nafkah. Walaupun begitu, usaha dan semangat Peppy tidak menghianati hasil, tantangan demi tantangan terus menghadang namun ia tetap berdiri dan bertahan sampai sekarang.

Usaha Tidak Menghianati Hasil

Setelah beberapa bulan bekerja keras dan berdoa, keuangan Peppy mulai berangsur-angsur membaik. Keberhasilannya ini selain membantu keluarganya secara finansial tetapi juga memberikan semangat baru dan angin segar bagi kedua anaknya tersebut karena dengan begitu Peppy membuktikan bahwa ia mampu untuk tetap bertahan dan tetap tegar sampai sekarang. Bahkan kalau bisa dibilang, anak-anak jaman sekarang bilangnya itu “gue aja bisa nih, padahal gua cewe”. Disitulah kehebatan, semangat juang, dan daya tahan sang single mom ini dalam menghadapi kerasnya kehidupan di kota metropolitan seperti Jakarta apalagi di fase dimana setelah terjadinya wabah Covid 19.

Pendidikan Anak

Peppy tentunya sangat menyadari bahwa pendidikan sangat penting bagi masa depan kedua anaknya. Meskipun hidup dengan keadaan ekonomi yang berkecukupan, ia tetap semangat dalam berjuang dan berusaha agar kedua anaknya mendapatkan pendidikan yang layak.

Berkat perjuangan dan semangatnya sebagai seorang ibu, kedua anaknya Peppy sampai sekarang masih bisa bersekolah dan anak tertuanya sebentar lagi akan lulus dari pendidikan SMK.

Ia sering berkata kepada anak-anaknya, "Pendidikan itu penting buat masa depan kalian, makanya sekolah yang bener biar bisa bantu mama”, Dengan semangat dan kata-kata motivasi dari sang ibunda tersebut, kedua anaknya pun belajar dengan giat di sekolah agar mereka berdua bisa mencapai cita-cita dan mimpi mereka serta bisa membantu sang ibu.

Rintangan Baru

Perjalanan hidup dan perjuangan Peppy bisa dibilang tidak selalu mulus. Jika ada masalah yang memerlukan peran seorang laki-laki, maka ia lumayan kesulitan untuk menyelesaikannya. Contohnya seperti, saat mau pindahan dari kos yang lama ke kos-kosan yang baru, walaupun ia kuat namun tetap saja ia membutuhkan tenaga laki-laki untuk membantunya dalam pindahan dan mengangkat barang-barang yang bisa dibilang berat untuk diangkat seorang perempuan (seperti saat harus mengangkat lemari es, kasur, lemari, dsb.).  Selain itu saat Peppy sendiri sakit, hal tersebut menjadi permasalahan yang sangat berdampak pada keluarganya. Alasannya karena beliau lah tulang punggung keluarga. Jadi kalau ia sakit, maka tidak ada uang yang masuk dikarenakan sang ibu tidak bisa bekerja. Selain itu, tidak ada yang mengurus kehidupan rumah tangga seperti memasak, menjemput anak-anaknya saat pulang sekolah, dsb. Walaupun sulit dan kelihatannya sangat berat, namun Peppy tetap bisa untuk bertahan dan tetap menjalaninya dengan senyum dan sabar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun