Mohon tunggu...
Rajwaa Aulia Rahmadani
Rajwaa Aulia Rahmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Double Degree| Sastra Arab di UIN Sunan Gunung Djati Bandung& Psikologi di Universitas Muhammadiyah Bandung

Mahasiswi Doble Degree di UIN Sunan Gunung Djati Bandung & Universitas Muhammadiyah Bandung. Memiliki ketertarikan yang dalam terhadap dunia literasi dan psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Darurat Literasi, Bahaya Self-diagnosis Kesehatan Mental terhadap Konten Tiktok

8 Desember 2024   20:35 Diperbarui: 8 Desember 2024   21:19 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era globalisasi yang sudah sangat canggih ini, mudah bagi kita mendapatkan berbagai macam informasi. Salah satu nya yaitu aplikasi digital bernama TikTok. Bukan hanya sebagai sarana hiburan, bahkan aplikasi ini banyak pula dimanfaatkan sebagai sara Pendidikan dan juga informasi terkait berbagai hal. Fenomena ini menunjukkan adanya keterikatan antara media sosial,komunikasi dan juga perolehan informasi. Maka dari itu perlunya kemampuan literasi yang baik dalam menyaring informasi itu sendiri.

Dengan muncul nya media tiktok, kita telah banyak bergantung pada platform ini untuk mencari informasi.

            Salah satu issue sosial yang tengah marak di perbincangkan di dalam konten-konten tiktok, salah satunya adalah terkait mental health atau isu tentang kesehatan mental. Di lansir dari WHO,1 dari 7 anak berusia 10-19 tahun diketahui memiliki masalah psikologis. Dan Dimana kecemasan, gangguan perilaku bahkan depresi menjadi penyebab utama dari gangguan psikologis itu sendiri.

https://bit.ly/3VrOtvO

         Namun, apakah benar mereka menerima dengan baik informasi tersebut?

        

        

         Self-diagnosis adalah mendiagnosis diri sendiri mengidap gangguan atau penyakit berdasarkan pengetahuan atau informasi yang di dapatkan secara mandiri atau seperti kamu mengansumsi bahwa kamu mengetahui masalah Kesehatan yang dialami. Seperti contohnya yang sering terjadi, akhir-akhir ini sedang menghangatnya topik Kesehatan mental terkait NPD (Narssistic Personality Disorder) dan setelah kamu membacanya dan diri kamu merasa cocok seperti. "wah, kok sama kayak yang aku alami?" "ternyata selama ini aku kesulitab, pantas saja aku...Bla bla bla"

          Masyarakat tidak boleh menelan mentah-mentah terkait informasi yang didapatkannya  terutama tentang keluhan yang mereka rasakan. Pasien yang cenderung mendiagnosis dirinya sendiri perlu mendapatkan edukasi dan arahan dari pihak terkait seperti Psikolog atau Psikeater. Sehingga mereka akan mendapatkan penanganan yang sesuai dari para tenaga Kesehatan terkait.

Jika kamu merasa telah melakukan selfdiagnosis berikut hal-hal yang dapat kamu lakukan untuk mengatasinya :

  • Research dan literasi yang mendalam terkait informasi yang kamu dapatkan.

           Tahukah kamu bahwa ketidaktahuan atau bahkan kekeliruan yang terjadi,Sebagian besar terjadi karena adanya minim literasi terhadap informasi yang kamu dapatkan. Maka dari itu, diperlukan literasi atau research yang mendalam terkait informasi tertentu. Bahkan menurut Sampoerna Foundation,study literasi dari OECD menyatakan 70% siswa Indonesia memiliki kemampuan literasi yang rendah. Tentu saja fakta tersebuh menjadikan peringatan untuk kita, agar meningkatkan literasi kita terutama terhadap informasi sehari-hari.

  • Mencari penanganan khusus kepada tenaga ahli terkait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun