Mohon tunggu...
raja zainol afandi
raja zainol afandi Mohon Tunggu... Guru - Celoteh Anak Melayu Pesisir Pulau

Raja Zainol Afandi, Sanglar 21 September 1978.Istri Zuliafariana.Anak :Raja Handhika Reynaldi Zhenofa,Raja Syaffa Sepira Zhenofa,Raja Syaffiqa Rifqa Zhenofa.Pendidikan terakhir S1.Menulis adalah sesuatu kegiatan yang menyenangkan apa yang kita lihat,apa yang kita dengar dan apa yang kita rasakan untuk ditulis menjadi sebuah pesan yang nyata bagi pembaca.Terus berkarya untuk anak-anak negeri .

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Syair, "Suara Rakyat Emas Berkilau"

11 April 2023   10:55 Diperbarui: 11 April 2023   12:25 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SYAIR

"SUARA RAKYAT EMAS BERKILAU"

Oleh : Raja Zainol Afandi

Deretan kibaran bendera telah berkibar

Petanda tiang penyanggah politik terbang berkobar

Menjemput suara rakyat duduk menebar

Patuh pada petuah diri duduk tak menyambar

Suara rakyat satu teriakan terikrar

Terikat menjalar seperti radar

Awalnya manis berubah dalih alasan memudar

Hilangkan peduli seolah tak sadar

Rakyat ibarat sesepuh petuwa

Suara tersusun lima pendawa

Tak usah berdalih ketika sudah mendewa

Segera pulihkan nafas rakyat yang telah kecewa

Duduk jawatan karena rakyat

Tak usah di cuit,di cubit berdalih tiada hikayat

Jangan tak menoleh ketika sudah menyemat

Akan tersesat jalan yang jauh karena tabi'at

Eloknya wakil tidaklah bersembunyi

Berdaleh bahasa alasan membalikkan bunyi

Teriakan awal keras berkumandang terjang bernyanyi-nyanyi

Akhirnya terjatuh diam tersandar sendiri di tempat yang sunyi

Suara rakyat emas berkilau

Deras berkicau sunyi menggalau

Karena suaranya sayapmu terlihat menyilau

Jika tak bertegur sapa tau diri tinggallah dikau

Terpuruk sendiri karena tak pernah sadar untuk memantau

Rakyat tak pintak jasa tuk dibayar

Cukup petuahnya hendaklah selalu di dengar

Supaya dikau tertunduk tepat pada radar yang berputar

Tak bergelit  sembunyikan diri lari mengngingkar 

Aku rakyat hanya memberikan kabar

Pada balai yang di duduki tak pernah sadar

Tak usah di lupa pada suara burung didalam sangkar

Kelak terkurung sendiri tiada yang kan mendengar

Karena janji seperti petir berbunyi hilang menyambar

Pasti suaramukan tertukar  

Sangalr,11 April 2023

Celoteh anak pesisir pulau

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun