Mohon tunggu...
Raja yoshua
Raja yoshua Mohon Tunggu... Seniman - siswa

menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kekal

22 November 2024   00:39 Diperbarui: 22 November 2024   04:48 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah rumah besar di tengah kota, keluarga Pratama hidup dengan segala kenyamanan yang bisa ditawarkan oleh dunia. Rumah mereka dilengkapi dengan taman luas, kolam renang, dan perabotan mahal yang mengkilap. Pak Pratama adalah seorang pengusaha sukses di bidang teknologi, sementara istrinya, Bu Liora, adalah seorang dokter ternama di rumah sakit besar. Mereka memiliki dua anak: Gabriel yang berusia 16 tahun dan Ruby, yang baru berumur 10 tahun.

Meskipun hidup dalam kekayaan, keluarga ini tidak terbiasa menunjukkan hal tersebut secara berlebihan. Pak Pratama dan Bu Liora selalu mengajarkan anak-anak mereka untuk rendah hati dan menghargai setiap hal kecil dalam hidup.

Pada suatu sore yang cerah, setelah pulang dari sekolah, Gabriel mendapati ibunya duduk di ruang keluarga, membaca suatu majalah. Ruby bermain dengan bonekanya di sudut ruangan, sementara ayahnya sedang berbicara di telepon di ruang kerjanya.

"Bu, aku bisa memilih hadiah ulang tahun kali ini, kan?" tanya Gabriel dengan tersenyum, mengingatkan ibunya tentang ulang tahunnya yang sudah dekat.

Bu Liora menatap putranya, "Hadiah yang kamu inginkan, tentu saja! Tapi ingat, hadiah terindah adalah yang bisa memberikan kebahagiaan tidak hanya untukmu, tapi juga untuk orang lain."

Gabriel tersenyum. Kadang-kadang, ia merasa Ibu dan Ayahnya terlalu bijaksana dalam memberi nasihat, seolah-olah mereka selalu mengingatkan untuk tidak terlalu mementingkan materi. Namun, ia tahu mereka tidak hanya berbicara kosong. Kedua orang tuanya memang selalu mengajarkan tentang nilai kebersamaan dan kasih sayang dalam keluarga.

Beberapa bulan kemudian, keluarga Pratama merencanakan liburan panjang ke luar negeri untuk merayakan ulang tahun Gabriel. Namun, beberapa hari sebelum keberangkatan, Pak Pratama mendapat kabar bahwa ada proyek besar yang membutuhkan perhatian segera. Ia terpaksa meninggalkan liburan yang sudah direncanakan untuk bekerja.

"Jangan khawatir, Ayah. Kami bisa pergi tanpa Ayah," kata Gabriel, meskipun di dalam hatinya ia merasa kecewa.

Namun, Pak Pratama menggelengkan kepala. "Tidak, Nak. Keluarga adalah yang utama. Apapun yang terjadi, kebersamaan kita jauh lebih berharga dari semua kesuksesan yang bisa Ayah capai. Ayah bekerja keras, tapi bukan untuk kehilangan waktu bersama kalian."

Gabriel terdiam, mendengarkan kata-kata Ayahnya yang penuh makna. Ketika Ayahnya berkata begitu, ia menyadari bahwa meskipun segala kemewahan yang mereka miliki, kebersamaan adalah hal yang lebih mahal dan lebih berharga daripada apapun.

Liburan tetap mereka jalani, meskipun tanpa Pak Pratama di awal. Setibanya di luar negeri, Gabriel dan Ruby menikmati suasana yang baru dengan berjalan di sepanjang pantai, berkeliling kota, dan menjelajahi berbagai tempat wisata disana. Namun, di tengah kesenangan itu, ada satu hal yang selalu mengganjal di hati Gabriel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun