Mohon tunggu...
david yohanes
david yohanes Mohon Tunggu... karyawan swasta -

seorang yang tertarik pada tulisan mengenai apa saja. terutama sosial, bola, dan seni

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sarinah, Pembantu yang Menjadikan Soekarno Seorang Pejuang

19 Januari 2016   21:29 Diperbarui: 19 Januari 2016   21:38 1724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan nama Sarinah sempat tidak diperhitungkan sama sekali. Sarinah hanya sebuah makam layaknya orang kampung biasa, yang tidak diingat dan jarang diziarahi. Apalagi, Sarinah tidak menikah dan tidak diketahui sanak saudaranya yang tersisa.

Sabar hanya mengingat, saat keluarga Bung Karno membangun makam keluarga Raden Hardjodikromo sekitar tahun 1969, makam Sarinah turut dibangun. Sesekali kerabat Bung Karno yang berziarah ke makam Hardjodikromo, turut menziarahi makam Sarinah. Namun hal tu sangat jarang, belum tentu satu tahun sekali.

Sabar yang menggantikan ayahnya sebaai juru kunci sejak tahun 1989, tidak mengenal satu per satu orang yang biasa berziarah ke makam Sarinah. Namun sejak tahun 2008, makam Sarinah lebih sering diziarahi para pengagum Sokerno. Bahkan tak jarang ada peziarah yang datang dari luar kota malam hari.

Sabar berkisah, saat dirinya masih kecil Soekarno pernah datang ke Tulungagung sebanyak 5 kali. Ketika itu, Soekarno sudah menjabat sebagai presiden RI. Di Tulungagung, Soekarno selalu menyempatkan diri untuk berpidato di depan rakyat luas di alun-alun kota.

Selama di Tulungaung, tidak lupa sang proklamator selalu menyempatkan diri untuk berziarah ke makam keluarga Raden Hardjodikromo. Setelahnya, Soekarno selalu menyempatkan diri menghampiri makam Sarinah dan berdoa di sana. Dari ekspresi doa Soekarno, Sabar membayangkan betapa cintanya kepada sosok Sarinah.

“Saya hanya menduga dan coba merasakan, betapa besar rasa cinta Soekarno pada Sarinah,” ungkapnya.

Itulah sebabnya, hingga sejak ayahnya menjabat juru kunci, makam Sarinah selalu dijaga dan dirawat. Meski hampir tidak ada yang menziarahi, makam tersebut selalu dibersihkan dari rumput maupun lumut yang melekat. Padahal pada umumnya, makam tua yang tanpa keluarga akan dibongkar dan ditumpuk untuk makam baru.

Sabar merawat makam Sarinah seperti dirinya merawat makam keluarga Bung Karno lainnya. Lebih dari itu, ayah 5 anak ini mengabdikan hidup sepenuhnya untuk merawat makam Keluarahan Kepatihan tanpa pamrih. Setiap hari Sabar pergi pagi hingga pukul 12.00 WIB, dan pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB untuk membersihkan seluruh area makam.

Semuanya dilakukan selama 20 tahun lebih tanpa mendapatkan upah sepeser pun. Sabar hanya kadang kala menerima pemberian para peziarah yang ditemaninya.

“Saya tahu ada orang-orang yang mempunyai kaitan dengan Bung Karno di pemakaman ini. Saya hanya ingin melakukan pekrjaan saya dengan iklas,” pungkasnya.

(Ini sebuah tulisan lama. saya hanya pindahkan dari blog saya yang sudah tak diupdate)

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun