Mohon tunggu...
Rajash Rejava
Rajash Rejava Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kampus Para Jomblo

31 Juli 2015   08:53 Diperbarui: 12 Agustus 2015   04:30 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai guys, gimana kabar kalian hari ini? Guwe harap kalian semua baik-baik aja ya, selalu dalam perlindungan Allah SWT, mendapat ridho dan karunia-Nya. Aamiin, aamiin ya Allah. Semenjak meluncurkan buku pertama guwe yang berjudul “Kampus Para Jomblo”, guwe merasa nggak sabar banget buat nerbitin buku guwe yang ke dua ini. Semoga lo juga ngerasain apa yang guwe rasain ya guys. Haha Buat nulis buku “Pajak dalam Balutan 99 Jubah”, guwe rasa banyak hal yang guwe butuhin. Hemm.. jangan dibahas dulu deh, ntar aja. Tunggu hari H nya ya guys..

Eitsss, by the way buat kalian yang belum punya buku “Kampus Para Jomblo”, kalian masih bisa kok pesen ama guwe, kalo minat pm aja guys. #PromosiModeON fb: Riki Alfian Ardiansyah twitter: @rikievo77 pinBB: gausah deh, ntar kalian malah nyepikin guwe. Yasalam. Mohon ijin mbahas dikit buku “Kampus Para Jomblo” ya mimin ganteng, mimin cantik smile J

Lo anak stan pasti tau deh gimana kehidupan di kampus kita guys. 1:10 , 1:20, bahkan di tempat guwe dulu menempuh pendidikan, presentasi cewe banding cowoknya 1: 60. Haha Kebayang kan betapa gersangnya jiwa kita waktu itu. Padang pasir yang tandus dengan satu sumber mata airnya guwe rasa bisa nggambarin semua hal itu. Tapi guys, di “Kampus Para Jomblo” sedikit banyak nggak mbahas hal tadi, karena guwe rasa, lo semuanya lah yang bisa nggambarin kehidupan lo sendiri. Guwe nggak berhak. Mereka nggak berhak. Kita semua juga nggak berhak buat nyampurin kehidupan seseorang loh guys. Nah loh? Jadi keinget peristiwa “berhak” nih. Haha Guwe ngomong apaan si tadi. Zzzz Lanjut guys..

Buku setebel 160 halaman ini di buat dalam tempo yang singkat, 2 minggu aja guys. Mulai dari tahap penulisan sampai meluncur jadi sebuah buku kurang lebih butuh waktu total 1 bulan. Hemmm.. meskipum buku ini terlahir secara prematur dan sangatlah dini, guwe secara pribadi yakin, buku “Kampus Para Jomblo” ini bisa menginspirasi kalian yang masih berjibaku melawan deraan virus jomblo yang mematikan. Di buku “Kampus Para Jomblo” itu banyak vaksin antiJomblo nya guys. Resep dan segudang tips yang diambil dari kisah nonFiksi bikin lo ngerasa ikut andil dalam setiap momen yang ada di 22 bab buku tersebut.

Gak kebayang kan betapa polosnya seorang anak kecil menerima tantangan pujaan hatinya? Seorang marketer yang berusaha mendapatkan cintanya. Jurus tebar jaring dan langkah vital berikutnya. Dari “Pairs Theory”, “Rumus Cinta Bodong”, “Nederlandse Fietsen” hingga “Buku Horor”. Banyak hal baru lain yang bakalan kalian temuin di sini guys.

Eh stop guys! Tapi bukan berarti yang nggak jomblo bisa berbesar hati loh ya. Boleh lah jumawa, tapi dikit aja. Plisss dikit aja, lo tau kan guys, siksa pedih orang jumawa di akhirat itu kayak apa?! Nggak selamanya juga status lo bakalan nggak jomblo. Ingat guys roda itu berputar pada porosnya. Kadang kita di atas, kadang kita di bawah. Saran guwe, sedia payung sebelum hujan aja guys. #PromosiEgein Guys Buku “Kampus Para Jomblo” di jual cuman seharga IDR 30.000. Murah kan? Murah lah! Tapi bukan murahan guys J Buku ini bergenre komedi remaja nonFiksi guys.

Guwe beruntung punya temen kayak lo semua, kalian yang dapet penempatan nun jauh di sana, secara nggak langsung telah membawa buku guwe terbang ke seantero nusantara. Mulai dari Palembang, Maros, Pangkalanbun, Muara teweh dan lainnya, guwe ucapin berjuta terimakasih ama kalian semua guys. Sabar ya guys, bukunya sekarang lagi on the way menuju tempat kalian masing-masing dengan mengarungi lautan yang luas. Udara yang tak berbatas. Ah lebay lagi. Zzzz

Guwe kasih sedikit puisi buat kalian. Ciyeee puisi ciyee. Apaan si lo?! Sirik aja. Cekidot guys

“Hidup adalah pengorbanan,

Pengorbanan untuk jauh dari orang-orang yang kita sayangi

Masih teringat di dalam hati

Intergritas, idealisme dan gejolak masa muda yang menggelora dan menyelimuti batin Mereka..

Orang yang kita sayangi, masih terihat bugar kala itu

Namun…

Kini mereka menua

Kulit mulai berkerut

Tak lagi kencang

Gerakan yang dulu lincah Kini menjadi lamban

Dan banyak orang di sekelilingmu mulai menghilang

Siapa yang mengubahnya?

Siapa kawan?

Kau jauh dan memang tak merasakan

Sampai waktunya tiba

Dan semuanya telah tiada”

Idiih serem banget ya puisi nya? Nggak juga kali. Guys, guwe sebagai senior lo cuman bisa ngasih wejangan dikit aja, beli lah buku “Kampus Para Jomblo”. Nah loh! Abaikan mblo, bukan itu maksud guwe.

Kalian yang sekarang berada di tempat penempaan adalah para calon pe-Re-vo-lu-si bangsa. Jangan bunuh kreatifitas kalian karena alasan apapun. Dengan kreatifitas lah kehidupan menjadi hidup. Yang hitam menjadi putih. Dan yang monoton menjadi berwarna. Berbagai hal besar akan kalian lewati. Perjalananmu nggak bakal tanpa ombak dan badai. Guntur selalu menyertai kalian. Gemuruh ombak bisa mengaburkan pendengaranmu. Pakailah hati di saat mata tak bisa melihat, telinga tak dapat lagi mendengar dan raga tak bisa lagi merasa. Di situ kalian akan menemukan lebih dari sekedar kehidupan.

Woii mana nih resensi buku “Pajak dalam balutan 99 Jubah” nya? Kok belum ada? Sante aja guys. Tunggu ya? Coming soon J

Salam hangat dari pelosok Nusantara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun