Sampai waktunya tiba
Dan semuanya telah tiada”
Idiih serem banget ya puisi nya? Nggak juga kali. Guys, guwe sebagai senior lo cuman bisa ngasih wejangan dikit aja, beli lah buku “Kampus Para Jomblo”. Nah loh! Abaikan mblo, bukan itu maksud guwe.
Kalian yang sekarang berada di tempat penempaan adalah para calon pe-Re-vo-lu-si bangsa. Jangan bunuh kreatifitas kalian karena alasan apapun. Dengan kreatifitas lah kehidupan menjadi hidup. Yang hitam menjadi putih. Dan yang monoton menjadi berwarna. Berbagai hal besar akan kalian lewati. Perjalananmu nggak bakal tanpa ombak dan badai. Guntur selalu menyertai kalian. Gemuruh ombak bisa mengaburkan pendengaranmu. Pakailah hati di saat mata tak bisa melihat, telinga tak dapat lagi mendengar dan raga tak bisa lagi merasa. Di situ kalian akan menemukan lebih dari sekedar kehidupan.
Woii mana nih resensi buku “Pajak dalam balutan 99 Jubah” nya? Kok belum ada? Sante aja guys. Tunggu ya? Coming soon J
Salam hangat dari pelosok Nusantara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H