Mohon tunggu...
Rajardi Raskuta
Rajardi Raskuta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FTK-Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember angkatan 2023

Saya Mahasiswa FTK-Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember angkatan 2023 Saya memilki ketertarikan dengan alam dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Abrasi dan Sedimentasi, Gerakan Pengubah Bentuk Muka Bumi

7 Oktober 2024   22:19 Diperbarui: 8 Oktober 2024   03:42 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maxmanroe.com -  Abrasi

Di lapisan air yang lebih dalam, orbit gelombang mulai menyusut menjadi elips dan akhirnya berhenti sepenuhnya pada kedalaman tertentu. Kedalaman di mana efek gelombang tidak lagi dirasakan biasanya disebut sebagai kedalaman gelombang diam atau kedalaman pengaruh gelombang, yang umumnya terjadi pada kedalaman sekitar setengah dari panjang gelombang. Artinya, jika panjang gelombang suatu gelombang laut adalah 10 meter, efek dari gelombang tersebut hanya akan terasa hingga kedalaman 5 meter di bawah permukaan. Di bawah kedalaman tersebut, air tidak lagi terpengaruh oleh pergerakan gelombang di atasnya.

Orbit gelombang ini penting dalam memahami interaksi gelombang laut dengan pantai, kapal, dan struktur bawah air. Di daerah pesisir, ketika gelombang mendekati pantai dan kedalamannya semakin dangkal, orbit partikel menjadi lebih lonjong dan akhirnya menyebabkan gelombang "pecah" di garis pantai. 

Proses ini melepaskan energi gelombang yang dapat mengikis pantai, menyebabkan abrasi, atau membentuk struktur seperti gosong pasir dan delta. Orbit gelombang juga mempengaruhi distribusi sedimen di dasar laut, di mana gerakan orbital dapat mengangkat partikel dari dasar laut dan memindahkannya ke tempat lain.

Dampak Sedimentasi dan Abrasi terhadap ekosistem

Abrasi dan sedimentasi memiliki dampak signifikan terhadap ekosistem, terutama ekosistem pesisir. Abrasi adalah proses pengikisan pantai yang disebabkan oleh gelombang laut, arus, atau angin yang terus menerus menghantam daratan. Dampaknya terhadap ekosistem adalah hilangnya habitat alami seperti hutan bakau, padang lamun, dan terumbu karang yang berada di dekat garis pantai. 

Kehilangan ekosistem ini dapat mengurangi keanekaragaman hayati karena banyak spesies yang bergantung pada habitat tersebut untuk tempat tinggal, mencari makan, dan berkembang biak. Selain itu, abrasi yang parah dapat merusak infrastruktur di daerah pesisir, seperti rumah penduduk dan fasilitas wisata.

Di sisi lain, sedimentasi adalah proses pengendapan material seperti lumpur, pasir, dan batu yang terbawa oleh aliran air atau angin dan kemudian mengendap di suatu lokasi. Ketika sedimentasi terjadi di ekosistem perairan seperti sungai, muara, atau laut, dapat menyebabkan perairan menjadi lebih dangkal.

 Ini dapat menghambat aliran air dan mengubah kondisi ekosistem, yang pada gilirannya mempengaruhi kehidupan organisme akuatik. Terlalu banyak sedimentasi dapat menutupi terumbu karang atau padang lamun, yang berakibat pada kematian spesies yang tergantung pada habitat tersebut, seperti ikan dan invertebrata laut.

Secara lebih luas, abrasi dan sedimentasi yang berlebihan juga dapat memengaruhi kualitas air. Partikel-partikel yang terangkut oleh sedimentasi dapat membawa polutan seperti bahan kimia dan logam berat, yang dapat mencemari perairan dan mengancam kesehatan ekosistem serta manusia. Perubahan ekosistem pesisir akibat abrasi dan sedimentasi juga dapat mengurangi kemampuan daerah tersebut untuk melindungi daratan dari bencana alam seperti badai dan banjir, sehingga memperburuk dampak lingkungan yang terjadi.

Abrasi dan sedimentasi adalah dua proses alami yang secara signifikan dapat mengubah bentuk muka bumi, terutama di wilayah pesisir dan perairan. Abrasi menyebabkan pengikisan daratan, yang bisa mengakibatkan hilangnya garis pantai dan perubahan bentuk pantai, mengurangi luas daratan, serta menghancurkan habitat pesisir seperti hutan bakau dan terumbu karang. Proses ini juga dapat memicu kerusakan infrastruktur dan mengancam masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir. 

Di sisi lain, sedimentasi menambah material baru di daerah tertentu, yang bisa menyebabkan pendangkalan sungai, danau, atau laut serta pembentukan delta atau endapan lainnya, yang mengubah pola aliran air dan bentuk ekosistem perairan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun