Mohon tunggu...
Budi TB
Budi TB Mohon Tunggu... wiraswasta -

Music, Movie, Traveling and Perfume lover

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Catatan Buruk Terminal Baru Jakarta

4 Juli 2016   06:04 Diperbarui: 25 Juli 2016   13:11 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada satu fasilitas yang membuat mata saya terbelalak dengan tampilan dan penempatanya yaitu taman bermain anak-anak. Untuk ukuran terminal baru, desain taman bermain anak-nya terkesan asal-asalan. Tidak dibuat serius layaknya bandara-bandara ternama di luar negeri. Apakah ini hanya sementara?

Taman bermain
Taman bermain
Seperti yang digaungkan oleh APII bahwa konsep yang diusung Terminal 3 Terbaru ini adalah kearifan lokal dimana akan menampilkan karya seni dari anak bangsa. Namun, yang saya lihat di lapangan justru sebaliknya. Karya seni yang dipasang lebih kearah kontemporer dan abstrak, sama sekali tidak terlihat unsur etnik. Selain itu, pernak-pernik yang disajikan di setiap sudut terminal ini tidak berkesan mewah. Apalagi ada lukisan dua pendiri bangsa yang sangat identik dengan tampilan pada uang Rp.100.000,-

Dibagian kedatangan, kesan yang saya dapat lebih mengagetkan lagi. Keluar dari bangunan terminal, kita disuguhkan pemandangan penuh dengan tiang fly over yang sangat banyak dan dibiarkan tidak di poles. Bandingkan dengan area kedatangan Terminal 2 yang cantik, meski berada dibawah fly over.

Dan berbicara mengenai fly over pada terminal ini, kesan yang saya dapat seperti berada dibawah fly over kebanyakan jalan tol di ibu kota yang kaku dan tidak di percantik. Sangat jauh dengan hasil karya fly over yang berada di Terminal 2 Soetta.

Bagian yang menurut saya baik dari Terminal 3 Terbaru ini justru berada diluar yaitu taman. Taman pada terminal ini diberi nama dengan Plaza Terminal 3. Dimana terdapat amphitheatre terbuka, rerumputan hijau, dan pohon-pohon yang ditanam cukup besar, termasuk pohon baobab yang merupakan pohon asli dari madagaskar.

Terminal yang menurut berita menghabiskan biaya 7 triliun rupiah ini, menurut saya tidak berkesan mewah dan megah. Hanya sebatas terminal besar secara fisik saja. Padahal jika kita bagi besaran biaya berdasarkan harga per meter persegi bangunan nya yaitu Rp.7.000.000.000.000 : 422.000 m2 = Rp.16.587.677 saya bulatkan menjadi Rp.16.500.000/m2. Dengan biaya sebesar itu, harusnya yang kita dapatkan adalah sebuah terminal yg cantik dengan kualitas material yang mewah dan desain yang bagus.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun