Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Jangan Iseng "Main Api" Jika Nggak Ingin Terbakar

2 Februari 2025   09:29 Diperbarui: 2 Februari 2025   14:27 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luna Maya kembali berada pada puncak performa akting terbaiknya yang sangat meyakinkan. Ia sangat piawai bertransformasi emosi dari wanita manja yang hanya menginginkan Alex dalam hidupnya, kemudian bisa berubah menjadi wanita sadis yang nggak segan-segan menghabisi siapapun yang menghalangi keinginannya.

Penciptaan karakter Nadine nggak semata-mata hanya untuk menunjukkan level kelam film ini, tapi juga memiliki resonansi bagi karakter Alex. 

Pertemuannya dengan Nadine membuat Alex sadar bahwa main api dengan wanita lain di belakang istrinya adalah hal yang salah. Jika tidak ketemu dengan wanita "gila" seperti Nadine mungkin Alex tidak akan pernah berubah.

Kedua karakter utama yang didesain sedemikian rupa ini yang membuat Main Api tidak tampil membosankan. Penonton akan terus dibuat penasaran dengan tingkah laku dan rencana Nadine agar Alex bisa tetap bersamanya. Di sisi yang lain, penonton juga diperlihatkan bagaimana tipu muslihat Alex agar bisa lepas dari Nadine.

Meski begitu, soal pengarahan dan pilihan kreatif ceritanya, di beberapa bagian, Main Api masih terasa "sinetron-ish". Yang saya maksud adalah pilihan adegan yang terlalu menggampangkan.

Semisal ketika Lara ingin mengetahui jam tangan baru yang dipunya Alex. Ia mendatangi toko jam tangan tersebut dan menanyakan siapa pembelinya. Tanpa basa-basi, karyawan toko tersebut dengan mudahnya memberitahu siapa yang membeli jam tangan tersebut.

Di toko manapun, saya kira data pelanggan bersifat rahasia. Apalagi jam tangan yang dimiliki Alex adalah jam tangan ekslusif yang hanya dirilis dua buah saja di Indonesia. 

Mungkin penulis naskah bisa menambahkan variasi cerita, semisal Lara menyuap karyawan tersebut agar bisa memberikan data. Tidak begitu saja memberikan data pelanggan pada orang asing.

Akhir yang tidak adil?

Suka ketika mereka berbicara soal lukisan dan gallery (Sumber: dokumentasi Hitmaker Studios)
Suka ketika mereka berbicara soal lukisan dan gallery (Sumber: dokumentasi Hitmaker Studios)
Dalam kasus perselingkuhan, siapapun yang memulai jika dilakukan dengan sadar, kedua belah pihak punya andil. Tidak bisa menyalahkan satu pihak, laki-laki saja atau perempuan saja.

Alex dan Nadine pun melakukan perselingkuhan dengan kesadaran penuh. Tapi hukuman yang diberikan Main Api hanya untuk Nadine. 

Saya bisa paham bahwa Nadine banyak melakukan kesalahan dengan membunuh orang-orang yang menghalangi obsesinya. Sehingga ia layak diberikan hukuman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun