Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Belajar dari Kasus Marion Jola, Apa yang Sebaiknya Dipersiapkan Interviewer?

3 Desember 2024   11:32 Diperbarui: 4 Desember 2024   15:08 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Interviewer (Sumber Gambar: Pexels/George Milton)

Film drama fantasi musikal Wicked cukup menyita perhatian penonton Indonesia. Film yang dibintangi oleh penyanyi Ariana Grande ini bahkan digadang-gadang menjadi kandidat kuat nominasi Best Picture Oscar 2025.

Tapi di negeri gemah ripah loh jinawi ini, kehebohan lain terjadi. Tepatnya saat penyanyi jebolan Indonesian Idol, Marion Jola, didaulat untuk mewawancarai Jonathan Bailey dan Jeff Goldblum, dua aktor yang bermain dalam film Wicked.

Dalam wawancara yang diunggah oleh akun instagram Universal Pictures Indonesia pada 20 November 2024, Marion Jola mengatakan bahwa tidak ada teater musikal di Indonesia. 

Sontak pernyataan Marion Jola tersebut mendapat banyak reaksi dari warganet, terutama para pelaku seni teater musikal di Indonesia. Sebagian besar menyayangkan pernyataan tersebut, dan Marion Jola dianggap tidak memiliki pengetahuan yang cukup soal teater musikal di Indonesia.

Belajar dari posisi Marion Jola, apa yang sebaiknya dipersiapkan seseorang ketika menjadi interviewer orang lain terutama selebritas?

Cuplikan interview Marion Jola dengan dua aktor film Wicked (Sumber: tangkapan layar akun instagram @universalpicsid)
Cuplikan interview Marion Jola dengan dua aktor film Wicked (Sumber: tangkapan layar akun instagram @universalpicsid)

1. Riset mendalam soal narasumber

Soal kiprah di dunia musik Indonesia, Marion Jola pantas diapresiasi. Ia bisa bertahan dengan lagu centilnya di era teman-teman seangkatannya lebih banyak menghasilkan lagu galau. Tapi soal ia menjadi interviewer, itu lain cerita.

Ketika kita dipercaya sebagai interviewer, kita wajib melakukan riset soal siapa yang akan kita wawancarai. Seperti namun tidak terbatas pada latar belakang profesinya, konteks interview, hingga karya-karya yang dihasilkannya.

Bahkan kalau perlu diusahakan menikmati karyanya terlebih dahulu, agar ketika memberikan pujian saat interview, tidak terkesan basa-basi semata. 

Oktober 2024, saya dipercaya untuk mewawancara maestro musik Indonesia Erros Djarot, yang menerima penghargaan Lifetime Achievement Festival Film Bandung 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun