Dua hari lagi, tepatnya Rabu 20 November 2024, malam anugerah Festival Film Indonesia (FFI) 2024 akan digelar.Â
film lainnya.
Satu nominasi yang menurut saya paling menarik untuk dibahas dari FFI 2024 adalah kategori "Pemeran Utama Perempuan Terbaik". Pasalnya nama-nama aktor yang masuk nominasi ini memang banyak diprediksikan penonton, dan juga diperhitungkan oleh festivalAda 5 aktor yang bersaing memperebutkan piala citra Pemeran Utama Perempuan Terbaik. Mereka adalah Aghniny Haque (Tuhan, Izinkan Aku Berdosa), Faradina Mufti (Siksa Kubur), Laura Basuki (Heartbreak Motel), Marissa Anita (Crocodile Tears), dan Nirina Zubir (Jatuh Cinta Seperti di Film-Film).
Kecuali Marissa Anita, keempat nomine lainnya lebih dulu masuk nominasi Pemeran Utama Wanita Terpuji Festival Film Bandung (FFB) 2024 yang rampung digelar pada 9 November 2024 lalu.
Marissa Anita tidak masuk ke nominasi FFB dikarenakan filmnya Crocodile Tears belum tayang secara reguler baik di bioskop maupun OTT. FFB hanya mengamati dan menilai film-film yang sudah rilis secara luas untuk publik, sementara FFI memperbolehkan film-film untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu meskipun belum tayang secara luas.
Oleh karena itu, jika Crocodile Tears tayang di tahun depan, maka Marissa Anita akan diamati untuk FFB 2025.
Akankah Aghniny Haque raih piala citra pertamanya?
FFB 2024 memberikan penghargaan Pemeran Utama Wanita Terpuji pada Aghniny Haque. Penghargaan ini kian melengkapi pencapaian Aghniny karena sebelumnya ia pun berhasil membawa pulang piala Pemeran Utama Wanita Terbaik Indonesian Movie Actors Awards (IMAAwards) 2024.
Setiap penghargaan film memang punya juri, penilaian, dan karakteristik tersendiri. Tapi tidak menutup kemungkinan, seorang aktor dengan peran yang sama di satu film, bisa mendapatkan penghargaan IMAAwards, FFB, dan FFIÂ sekaligus.
Hal ini pernah terjadi pada almarhum Deddy Sutomo (Mencari Hilal), Reza Rahadian (My Stupid Boss), Marthino Lio (Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas), dan Marsha Timothy (Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak).
Melihat fakta tersebut, sangat memungkinkan Aghniny membawa pulang piala citra. Perannya sebagai Kiran di Tuhan, Izinkan Aku Berdosa menunjukkan performa terbaiknya.
Dalam film arahan Hanung Bramantyo tersebut, Aghniny ditantang untuk memerankan Kiran dalam dua versi yang berbeda. Pertama sebagai Kiran gadis pesantren yang lugu dan alim, hingga versi kedua sebagai Kiran seorang pela*ur yang berusaha membuka kemunafikan para tokoh-tokoh terkenal.
Aghniny dinilai berhasil mewujudkan karakter Kiran dengan segala pergulatan batin yang terjadi di dalam dirinya. Apalagi, ia sudah bisa memainkan ekspresi dan intonasi dialog hanya lewat suara saja. Sesuatu yang belum pernah dicapai baik oleh Aghniny di film - film sebelumnya.
Tapi performa terbaik Aghniny tahun ini, dibayang-bayangi oleh aktor lain yang juga berakting sama kuatnya. Saya tidak akan membahas Marissa Anita karena belum menonton filmnya.
Pesaing pertama adalah Faradina Mufti di Siksa Kubur yang desain karakternya mirip-mirip dengan Kiran. Seorang perempuan yang tidak percaya agama, kemudian ia berusaha membuktikan persepsinya.
Bahkan kedua film ini pun punya kesamaan adegan klimaks, yakni adegan 'TV Show'. Bedanya, Siksa Kubur membuat adegan ini sebagai 'halusinasi' karakter utama, sementara Tuhan, Izinkan Aku Berdosa membuatnya sebagai adegan klimaks yang realis.
Pun dengan upaya Faradina Mufti menjelmakan karakternya sebagai Sita, sama bagusnya dengan Aghniny Haque. Namun sayangnya, Faradina Mufti tidak mendapat tempat di IMAAwards dan juga dikalahkan oleh Marsha Timothy (Kang Mak from Pee Mak) di Festival Film Wartawan Indonesia 2024.
Pesaing kedua adalah Laura Basuki yang juga tampil apik di Heartbreak Motel.Â
Di film ini Laura dituntut untuk memberikan range emosi yang seluas-luasnya karena ia harus berperan ganda. Ia harus memainkan karakter selebritis yang glamor, di sisi yang lain ia harus menjadi karakter lain yang terasing dari kemewahannya sebagai selebritis.
Melihat filmografi Laura Basuki, ia termasuk aktor yang berkembang dari satu film ke film lainnya. Sudah 2 piala citra ia genggam yakni pada FFI 2010 (3 Hati 2 Dunia 1 Cinta) dan FFI 2020 (Susi Susanti-Love All).
Jika Laura beruntung memenangkan FFI 2024, maka ini akan menjadi piala citra ketiganya sebagai Pemeran Utama Perempuan Terbaik.
Selain Faradina dan Laura, kehadiran Nirina Zubir juga nggak boleh dilupakan. Perannya sebagai Hana di Jatuh Cinta Seperti di Film-Film mendapat rekognisi dari penonton dan festival film.Â
Perannya yang apik dan terasa sangat dewasa, bisa jadi membuahkan piala citra keduanya setelah absen panjang sejak raihan piala citra pertamanya di FFI 2006 lewat film Heart.
Sebelum ini, Nirina Zubir pernah masuk pula di nominasi Pemeran Utama Perempuan Terbaik pada FFI 2019 (Keluarga Cemara) dan FFI 2021 (Paranoia).
Lantas siapa yang saya jagokan?
Meskipun sama kuatnya, saya tetap menjagokan Aghniny Haque untuk meraih piala citra pertamanya. Saya sangat menyukai bagaimana ia berhasil menyajikan transformasi karakter Kiran yang begitu ekspresif dan impresif.Â
Pemilihan Aghniny akan berbuah positif bahwasanya FFI bisa memberikan kesempatan kepada aktor yang lebih baru dibanding nomine lainnya yang pernah masuk atau membawa pulang piala citra.
Tapi, sekiranya jatuh pada Faradina Mufti, Laura Basuki, ataupun Nirina Zubir, saya nggak keberatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H