Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Hari Blogger Nasional 2024 dan 16 Tahun Kompasiana

27 Oktober 2024   16:51 Diperbarui: 27 Oktober 2024   17:16 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahkan ngeblog pun jadi saksi perubahan, hehe/dokumentasi pribadi Raja Lubis

Barangkali blogger boleh lah berbangga hati. Pasalnya dari sekian juta profesi yang ada di negeri ini, blogger jadi salah satu yang punya hari peringatan. 

Tepat 17 tahun silam, dalam sebuah acara yang dinamakan "Pesta Blogger", Menteri Komunikasi & Informatika Muhammad Nuh, menetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Blogger Nasional. 

Refleksi Hari Blogger Nasional 2024

Hari ini, berulang kali saya ngecek bagian trending X, sekadar pengin tahu apakah kata kunci "Hari Blogger Nasional" dan kata kunci sejenisnya masuk trending atau tidak.  Ternyata, sampai tengah siang tadi, tidak ada kata kunci tersebut masuk dalam trending X. 

Pun juga saya menengok beberapa grup WA komunitas blogger yang saya ikuti. Sebagian besar terpantau sepi dan adem ayem saja, kecuali Bloggercrony (BCC) yang mengadakan talkshow interaktif bersama salah satu layanan hosting. Saya pun menyempatkan diri untuk meramaikan, meski tidak sampai selesai karena sedang dalam perjalanan.

Wardah Fajri a.k.a Kak Wawa selaku founder BCC berbagi bagaimana awal mula blog dan komunitas yang ia dirikan bisa sampai pada usia 1 dekade Februari tahun depan.

Bersama-sama dengan dua orang kawan lainnya, Kak Wawa mendirikan BCC pada 2015 karena merasa ada sesuatu yang harus diperbaiki dan ditingkatkan dari iklim dan suasana blogging yang berkembang saat itu. 

"Daripada masuk komunitas dan mengubah alias mengotak-atik aturan di dalamnya, lebih baik mendirikan sendiri. Toh dengan pengalaman sebagai jurnalis dan kecintaan terhadap kepenulisan, kami yakin bisa memberikan arti lebih bagi blogger". - Kak Wawa

Awal mula ngeblog

Saya memulai perjalanan ngeblog di Multiply. Saya tidak terlalu ingat secara spesifik, kapan saya membuka akun Multiply. Mungkin sekitar 2007 atau 2008. 

Tapi yang jelas, saat itu saya membuat blog hanya sekadar untuk mendokumentasikan tugas-tugas kuliah Informatika saya. Kalau tidak salah, artikel pertama yang saya tulis berjudul "Kepanjangan SQL dan penerapannya".

Ternyata tulisan tersebut dibaca dan dikomentari oleh salah satu dosen saya yang mengajar Algoritma. "Ja, dituliskan ya sumbernya". 

Owalah, ternyata menulis itu harus menyebutkan referensi, apalagi tulisan yang sifatnya ilmu pengetahuan. 

Pelajaran pertama yang saya ambil dari ngeblog: referensi bagi seorang penulis itu penting. Tidak hanya sekadar dituliskan semata, tapi juga untuk memperkaya tulisan kita. Istilahnya, jangan jadi penulis kalau tidak gemar membaca.

Seiring berjalannya waktu, saya mulai menyukai blog. Maklum, walau sebagian besar orang terdekat mengenal saya sebagai orang yang "jago ngomong", tapi saya cukup introvert. Saat nge-MC saya bisa aktif dan interaktif, tapi di luar itu ya kebanyakan cuma berteman laptop, buku, dan internet.

Karenanya saya membuat blog baru lewat platform Wordpress yang isinya soal musik dan film. Blog ini saya dedikasikan khusus hobi. Isinya seputar chart lagu populer, ulasan film terkini, pokoknya segala hal yang berbau dunia musik, film, dan hiburan.

Walau mengalami up and down dari segi penamaan (domain), hosting, hingga penjadwalan konten, tapi akhirnya blog ini 'ajeg' sampai sekarang dengan nama rajasinema.com. Kalau udah suka mah gimanapun halangannya bakal tetap setia. Eaa... Boleh lho dikunjungi.

Pertama kalinya menang lomba blog/dokumentasi pribadi Raja Lubis
Pertama kalinya menang lomba blog/dokumentasi pribadi Raja Lubis

Pentingkah blogger berkomunitas?

Singkat saja, saya bikin blog hanya sebatas menyalurkan hobi. Saat nulis pun nggak kepikiran bagaimana menulis dengan ejaan yang baik, menentukan diksi yang benar, pokoknya mengalir saja hingga tulisan terpublikasikan.

Tapi itulah proses belajarnya. Dari satu tulisan ke tulisan lain. Bahkan kalau tulisan awal ngeblog saya baca sekarang, paling komentar saya, "aduh saya alay juga ya dulu, haha".

Lama nian ngeblog hanya untuk kepuasan diri sendiri, saya mulai memperlebar jejaring dengan berkomunitas pada pertengahan 2015. Komunitas pertama yang saya kenal adalah Blogger Bandung. Beberapa kali ikut aktif 'kopdar', saya merasakan banyak manfaat.

Jejaring pertemanan adalah hal paling mutlak yang saya rasakan. Beberapa kali Blogger Bandung memberikan saya kepercayaan untuk menjadi MC di acara-acara blogger yang mereka selenggarakan.

Kalau saya tulis panjang lebar, soal manfaat berkomunitas ini bisa menjadi ulasan tersendiri. 

Tapi intinya, sebagai blogger dengan tantangan digital yang kian hari kian sulit, berkomunitas adalah salah satu cara efektif untuk menaklukkan tantangan tersebut. Karena bisa upgrade diri, berbagi pengetahuan, dan tentunya tetap mengasah ketajaman berpikir sebagai modal utama seorang blogger.

16 tahun Kompasiana, memberi dampak untuk semua

Dalam hitungan tahun, kiranya satu tahun setelah Hari Blogger Nasional ditetapkan, Kompasiana lahir pada tahun 2008. 

Saya sendiri tercatat mendaftar akun di Kompasiana pada tahun 2013. Yang saya ingat, saya selalu penasaran dengan platform blogging sehingga setiap kali ada yang ramai saya coba. Sehingga itu pulalah yang menjadi alasan saya mengapa mendaftar akun Kompasiana.

Di awal-awal pembuatan akun, saya bukan kompasianer (begitulah blogger Kompasiana menyebut diri) aktif yang rajin menulis di platform ini. Apalagi setelah mengalami peristiwa hilangnya draft tulisan secara tiba-tiba. Paling saya menulis hanya untuk meramaikan event KOMiK, itupun tidak semua eventnya bisa saya ikuti.

Balik lagi ke Kompasiana dalam 3-4 tahun terakhir, saya merasa ada banyak perubahan yang terjadi. Okelah soal dashboard kini sudah jauh lebih baik. Nggak ada lagi peristiwa draft yang hilang. 

Tapi lebih dari itu, iklim Kompasiana ini benar-benar memberikan suasana berbeda yang mungkin tidak didapatkan di platform lain. Bahkan sampai tulisan ini terbit, otak saya masih berjibaku memilih kata-kata yang pas untuk menggambarkan suasana ini.

Mungkin saya akan mulai dari tulisan Kang Pepih Nugraha, founder Kompasiana, yang saya baca hari ini. Yakni soal dua kompasianer kawakan yang namanya 'melebihi' dirinya sendiri sebagai founder.

Dari situ saya kagum karena Kompasiana berhasil memberikan ruang pada kompasianer untuk berbagi dan menuliskan apa saja. Apalagi jika saya amati beberapa kompasianer (terutama yang sering berinteraksi di rating dan komentar), kebanyakan adalah kompasianer murni yang tidak memiliki blog pribadi.

Artinya mereka sangat percaya kepada Kompasiana dan menjadikan Kompasiana sebagai jurnal pribadinya. Entah itu yang punya minat khusus di bidang tertentu ataupun berbagi kisah hidup dan pengalaman sehari-harinya.

Membacanya, saya merasa terkoneksi secara langsung, meskipun saya belum pernah bertemu di dunia nyata. Terasa sekali kedekatan seperti sedang ngobrol langsung lewat sapaan hangat dan berkesan mengalir di kolom komentar.

Apalagi, membaca tulisan-tulisan kompasianer kecil kemungkinan terpapar oleh 'advertorial' yang kini jadi alternatif ladang penghasilan bagi blogger. 

Jadi MC di acara RoadBlogBDG/dokumentasi pribadi Raja Lubis
Jadi MC di acara RoadBlogBDG/dokumentasi pribadi Raja Lubis

Balik lagi soal sepinya perayaan Hari Blogger Nasional di media sosial, timbul pertanyaan, apakah blogger sudah tidak ada? Apakah mereka bertransformasi jadi instagramer, youtuber, video creator, atau tiktoker? Bisa jadi iya!

Tapi jika menengok Kompasiana, maka sejatinya blogger itu masihlah ada dan senantiasa berkembang. Meski berubah wujud dengan nama lain, "kompasianer".

Selamat Hari Blogger Nasional 2024. Tetaplah menulis dan berbagi, wahai kompasianer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun