KA Lokal Sukabumi-Bandung ini melayani 150% kapasitas penumpang dari jumlah kursi. Tentunya berefek pada adanya penumpang yang berdiri. Tapi nampaknya soal nomor kursi ini menjadi hal yang diabaikan. Protes ke petugas pun, nampaknya petugas kewalahan menangani penumpang seperti ini.
Hingga akhirnya per 13 Juni 2024, kebijakan nomor kursi dihapuskan. Penumpang bisa bebas duduk di mana saja. Tapi kebijakan ini malah mengakibatkan penumpang semakin terburu-buru pengin masuk ke gerbong, bahkan sebelum penumpang yang di dalam turun semua.
Mereka mengabaikan antrean dan keselamatan diri sendiri dan orang lain. Uh,,,  Â
Kebijakan @KAI121 yg menghilangkan no kursi untuk KA Lokal Siliwangi (Sukabumi - Cipatat) malah jadi lebih nggak kondusif.
Penumpang desak2an buru2 masuk ke kereta. Senggol2an.
Cipatat aja yg lebih kecil stasiunnya lebih rapi min pengaturannya. https://t.co/sSDcLvJUR6--- IG: RAJALUBIS_ (@rajalubis_) July 6, 2024
Tapi saya bisa apa. Demi penghematan luar biasa, saya harus rela mengorbankan kenyamanan. Untunglah, semua ketidaknyamanan ini berakhir di Stasiun Cianjur. Kebanyakan penumpang dari Sukabumi turun di Cianjur, sekadar bermain atau berburu kuliner. Apalagi harga tiketnya hanya 3 ribu rupiah saja.
Dari Cianjur menuju Cipatat, suasana gerbong kereta mendadak lengang.
Lalu setelah turun di Cipatat, bagaimana akses menuju kota Bandung?Â
Saya pernah mencoba berbagai alternatif dan kombinasi moda transportasi.
Pertama, saya naik angkot kuning yang sudah standby di area parkiran Stasiun Cipatat. Tujuan angkot ini adalah Stasiun Padalarang. Tarifnya Rp12.000,-. Tapi beberapa kali, tarif dinaikkan semau mereka hingga Rp17.000,-, terlebih ketika jalan nasional Cipatat-Padalarang terkena macet. Angkot akan berputar melewati hutan yang akan tembus dari arah Purwakarta.