Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Camping Pramuka yang Menyeramkan dalam "Kemah Terlarang: Kesurupan Massal"

20 Oktober 2024   12:41 Diperbarui: 24 Oktober 2024   18:22 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan pernah bongkar sesajen yang sudah dikubur/doc. Rapi Films

Adegan ini yang saya rasa merupakan adegan terbaik yang dimiliki Kemah Terlarang. Karena secara jenius mampu menghubungkan soal Pramuka yang menjadi tema film menjadi sumber teror yang efektif. Dengan kata lain, tidak sia-sia dan bukan sekadar gaya ketika film mengambil latar soal Pramuka.

Desain karakter yang (masih) kurang kuat

"Kok kamu bisa kromo inggil?"/doc. Rapi Films
Arahan Ginanti Rona soal teror meneror, sudah saya suka sejak ia membesut Midnight Show (2016). Yang kemudian diulang lewat Qorin (2022), yang saya rasakan sensitivitasnya terhadap horor/thriller masihlah konsisten.

Tapi tanpa disertai naskah dan atau character development yang kuat, film-film horor seperti ini hanya akan menyisakan keseruan semata. Dan itu pula yang terjadi pada Kemah Terlarang.

Ginanti Rona nampaknya kurang beruntung mendapat tandem Lela Laila di penulisan naskah. Walau, secara jam terbang nama Lele Laila ini bukanlah pendatang baru. Namanya mudah ditemukan di sebagian besar film horor Indonesia. 

Walau begitu, di sinilah titik lemahnya. Kekhasan latar Kemah Terlarang yang sangat baik di awal, menjadi medioker menjelang akhir. Sangat tidak sulit untuk bilang, bahwa Kemah Terlarang jadi serupa dengan film-film yang pernah ditulis Lele Laila sebelumnya.

Buat kamu yang sudah nonton, pasti paham film apa yang dimaksud ya.

Salah satu yang menjadi kelemahan adalah soal character development. Karakter-karakter yang ditulis Lele Laila tidak cukup mampu membuat saya empati pada permasalahan yang dialami oleh mereka. Termasuk ketika Kemah Terlarang punya karakter kunci yakni Heru (Derby Romero), pembina Pramuka di sekolah Rini. 

Meski permainan Derby Romero bisa dibilang tak mengecewakan, tapi karakternya hanya didesain bagian luaran kulitnya saja. Soal siapa ia dan mengapa ia memiliki motivasi lain saat kemah, tidak cukup mendapat penjelasan.

Teaterikal yang apik dan bikin merinding

Membahas Kemah Terlarang, rasanya tak lengkap jika saya tidak mengapresiasi penampilan kabaret yang jadi salah satu agenda kemah.

Selain lomba estafet, tebak sandi semapur, jurit malam, agenda kemah juga diisi oleh penampilan kabaret soal Roro Putri. Siapa Roro Putri? Dia adalah karakter di hutan Wana Alus tapi di dimensi yang lain. Makanya, kabaret ini bukanlah kabaret biasa.

Ia semacam penggambaran karakter-karakter di seputaran kehidupan Roro Putri yang dimainkan oleh anak-anak Pramuka yang sudah menjalani seleksi dan latihan sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun