Kalau kita pernah terpukau dengan adegan musikal di jalanan dalam pembuka La La Land (2016), Pacar Ketinggalan Kereta ini memberikan vibes yang serupa. Walau secara penyuntingan antara adegan musikal yang dilakoni para karakter dengan keramaian jalan raya masih bisa ditingkatkan lebih baik lagi.
Tapi soal pengarahan sang sutradara terhadap adegan musikal tersebut, saya kira kinerja Teguh Karya sebanding dengan Damien Chazelle.
Masuk ke latar utama cerita, Pacar Ketinggalan Kereta memperkenalkan dua karakter utama yakni Ibu dan Pak Padmo, sepasang suami istri yang menggelar pesta 25 tahun perkawinan mereka.
Dari sini muncul kecemburuan Bu Padmo terhadap Tante Retno (Niniek L. Karim), sekretaris pribadi suaminya. Bahkan sebelumnya Bu Padmo meminta untuk tidak mengundang Retno ke pesta ulang tahun mereka.
Tapi ternyata dengan gaya genitnya, Retno tetap datang ke pesta ulang tahun Pak Padmo dan memberikan hadiah kepada Bu Padmo.
"Ini hadiah untuk ibu, untuk bapak sudah saya berikan di kantor tadi", ucap Retno sambil memberikan hadiah.
Tindak-tanduk Retno yang terkesan genit menjadi bahan gibah orang-orang di sekelilingnya.Â
Dalam hal mewakili sudut pandang Retno terhadap keadaan sekelilingnya, Pacar Ketinggalan Kereta memulai adegan musikal selanjutnya setelah adegan opening film. Di pesta tersebut, Retno menyanyikan sebuah tembang yang bercerita tentang gosip dirinya.Â
Pengarahannya dilakukan dengan Retno menyapa beberapa tamu sambil berkoreo yang tertata rapi. Kemudian para tamu pun ikut melakukan koreografi. Mudahnya bayangkan saja film India, yang kadang ketika adegan musikal hadir dalam sebuah film, karakter-karakter di sekelilingnya bisa otomatis menjadi penari latar.
Hal ini berkelindan dengan salah satu fungsi musikal yakni sebagai plot maju dan pengembangan karakter. Dengan kata lain, lagu dan musik yang dihadirkan terjalin ke dalam narasi. Dan lagu atau lirik yang ada itu dinyanyikan langsung oleh karakter, bukan sebagai backsound atau ilustrasi latar semata.
Dari adegan musikal yang dilakoni Retno di pesta ulang tahun bosnya, kita bisa tahu bahwa Retno sebetulnya tidak suka dirinya digosipkan sebagai 'pelakor'. Dan ia meminta kepada para tamu untuk tidak percaya dengan gosip yang bisa saja ditambah-tambahi ketika proses penyebarannya dari mulut ke mulut.