Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Sultan Agung" dan Persoalan Director's Cut

24 Maret 2024   11:03 Diperbarui: 24 Maret 2024   12:19 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Upaya-upaya Hanung Bramantyo dalam menghidupkan tokoh-tokoh pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia ke layar lebar, patutlah diapresiasi. Ia satu dari sedikit sineas Indonesia yang punya konsen terhadap sejarah bangsa.

Memulai 'ambisinya' dengan membuat film tentang tokoh pendiri Muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad Dahlan, dalam Sang Pencerah (2010). Film yang menceritakan sosok yang hidup antara tahun 1868-1923 ini menjadi film Indonesia terlaris di tahunnya.

Kecintaannya terhadap tokoh sejarah berlanjut dengan memfilmkan sang founding father, Ir. Soekarno, dalam Soekarno (2013). Meski diwarnai protes oleh salah satu putri sang proklamator dan sempat dibawa ke ranah hukum, film yang dibintangi Ario Bayu sebagai Soekarno ini tetap laris di pasaran.

Kemudian Hanung kembali menantang dirinya sendiri dengan 'menghidupkan' pahlawan wanita, R.A. Kartini, yang hidup di antara tahun 1879-1904. Bertajuk Kartini (2017), film ini mempercayakan artis Dian Sastrowardoyo sebagai Kartini. Bernasib serupa dengan dua film sebelumnya, film ini masih direspons baik oleh penonton.

Sukses dengan Sang Pencerah, Soekarno, dan Kartini, tak lantas membuat Hanung berpuas diri. Ia tetap menggali tokoh sejarah yang hidupnya jauh sebelum era kemerdekaan. Lebih tepatnya 3,5 abad sebelum Indonesia merdeka.

Adalah sosok Sultan Agung, raja ketiga kerajaan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1646 yang dipilih untuk dibuatkan filmnya. Kembali percayakan Ario Bayu sebagai karakter utama, film ini hadir dalam judul lengkap Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta (2018).

Perang Batavia 1628, menang atau mati

Sangat tidak mudah untuk membuat film biopik tokoh-tokoh sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa. Perlu riset yang mendalam serta membutuhkan biaya produksi yang sangat besar. Makanya, tema film seperti ini jarang dilirik oleh produser Indonesia.

Beruntung Sultan Agung memiliki pengusaha Mooryati Soedibyo yang bertindak sebagai produser sehingga film ini bisa selesai diproduksi dan ditonton luas oleh masyarakat. Meski pada penayangannya, nasib Sultan Agung tak sebaik film biopik Hanung sebelumnya. Film ini kurang diminati penonton.

Secara cerita, Sultan Agung fokus pada penyerangan Batavia oleh kerajaan Mataram. Hal ini disebabkan karena kemarahan Sultan Agung kepada VOC yang malah membangun kantor dagang di Batavia. Hal tersebut nggak sesuai dengan perjanjian antara Mataram dan VOC yang sudah disepakati sebelumnya.

Menang atau mati?doc. Mooryati Soedibyo Cinema
Menang atau mati?doc. Mooryati Soedibyo Cinema
Kalau kita bicara sejarah dan tokoh dalam film, ada dua pendekatan yang bisa diambil. Pertama adalah based on event, yakni cerita film yang didasarkan pada peristiwa (nyata). Kedua adalah based on character, yakni cerita film yang didasarkan pada ketokohannya. Jenis kedua inilah yang biasanya orang sebut dengan film biopik (diambil dari biographical motion picture).

Keempat film Hanung yang saya bahas di sini, semuanya mengambil pendekatan yang kedua. Oleh karenanya, cerita Sultan Agung dimulai sejak ia remaja hingga harus menggantikan tahta ayahnya di usia yang relatif muda yakni 20 tahun. Kemudian berakhir dengan wafatnya sang karakter. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun