Karena di dalamnya terkandung doa, ketulusan, dan cinta kasih dari seorang ibu. Â Â
Selain itu, ketika saya melahapnya, ada kerinduan yang membuncah yang mungkin sulit sekali diterjemahkan dengan kata-kata.
Hanya dengan memakan masakannya dengan penuh riang gembira dan wajah bahagia, cara yang bisa saya lakukan untuk menyampaikan rasa syukur dan terima kasih.
Terkadang saya mencuri pandang melihat ekspresi ibu saya ketika saya melahap masakannya dengan begitu antusias.
Terlihat raut di wajahnya yang menunjukkan bahagia, walau saya tahu sebagian kerutannya menunjukkan rasa lelah. Tapi sungguh ia tak peduli itu semua.
Pernah terbersit sesekali dalam pikiran saya. Semakin usia bertambah, saya malah mengkhawatirkan bagaimana saya ketika ibu saya tiada, dibandingkan kematian saya sendiri.
Ya Allah. Semoga engkau memuliakan ibu saya dan seluruh ibu-ibu di dunia yang selalu berjuang tanpa pamrih demi kebahagiaan anak-anaknya. Dan selalu berkahilah detik demi detik pertemuan kami dengannya.
Aamiin YRA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H