Secara umum, jika kaos tersebut bisa menutupi aurat maka diperbolehkan. Tapi rata-rata ukuran kaos tidak cukup menutupi bagian belakang tubuh laki-laki, terutama ketika rukuk dan sujud.
Seringkali tanpa sadar, kaos yang kita pakai ketarik ke atas saat sujud atau rukuk sehingga memperlihatkan 'celengan semar' yang kita miliki.
Selain menyebabkan aurat kita terbuka, juga menjadikan pemandangan yang tidak sedap khususnya bagi jemaah yang berada tepat di belakang kita.
2. Jangan gunakan pakaian yang ada tulisannya di bagian belakang
Meskipun hukumnya tidaklah haram, sebaiknya tidak menggunakan pakaian yang terdapat tulisannya di belakang. Apalagi jika tulisannya cukup besar dan tebal.
Hal ini bisa mengganggu konsentrasi jemaah yang ada di belakang kita ketika tidak sengaja terbaca. Kalaupun terpaksa menggunakan outfit seperti itu, maka bijaksana untuk memilih barisan saf di paling belakang.
3. Celana atau sarung?
Umumnya laki-laki menggunakan sarung ketika salat. Tapi dalam keadaan tertentu, bisa saja kita salat menggunakan celana.
Mana yang lebih baik? Balik lagi jawabannya ke fungsi utama outfit. Selama bisa menutupi aurat, keduanya diperbolehkan.
Hal yang perlu diperhatikan adalah celana atau sarung yang kita gunakan sudah sepenuhnya menutupi warna kulit. Jangan sampai masih menampakkan warna kulit dan tidak menutupinya dengan sempurna.
Selain itu, penting juga untuk memakai celana yang tidak ketat. Apalagi jika masih memperlihatkan bentuk tubuh.
Saran lain untuk laki-laki yang terbiasa menggunakan sarung, sebaiknya tetap menggunakan celana dalam atau celana pendek ya. Setebal-tebalnya sarung, tetap saja bahannya tipis.
Jangan sampai ada yang menerawang keluar. Apalagi kalau sarung yang digunakan berwarna putih. Pengalaman soalnya terpapar sesuatu yang tidak seharusnya. Xixi.