Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Sakra, Alegori tentang Fitnah Lebih Kejam dari Pembunuhan

21 Januari 2023   09:21 Diperbarui: 22 Januari 2023   20:20 3358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apakah pengkhianatan berujug pada perpecahan?imdb.com

Dengan kata lain, perubahan perilaku tersebut memiliki motivasi. Tapi seyogyanya dalam peralihannya, perubahan perilaku tersebut harus digambarkan dengan baik.

Saya tidak melihat seorang Feng sebagai orang yang baik yang terzalimi. Tidak ada ekspresi kebimbangan pada Feng ketika dirinya memutuskan untuk balas dendam dan membunuh orang-orang yang memfitnahnya. Atau tidak ada juga adegan lain yang bisa menguatkan keputusannya.

Semisal dalam film kolosal Sultan Agung (2018). Ketika Sultan Agung memutuskan menyerang Batavia (dan tentunya akan mengorbankan rakyatnya) didahului adegan ia curhat kepada ibunya atas keresahan keputusannya.

Feng tidak demikian. Hubungan dengan orang tua angkatnya atau dengan gurunya pun hanya disinggung sekilas saja. Sakra bisa saja menyiasatinya dengan kilas balik yang mengaitkannya kepada ajaran orang tuanya di masa kecil. Tarung Sarung saja melakukannya kok.

Saya sangat menyayangkan kurangnya penggalian karakter Feng malah jadi menihilkan pesan yang hendak disampaikan.

Donnie Yen yang bisa dibilang aktor sukses di perfilman China, bisa saya bilang ia di sini gagal mengemban tugas tersebut.

Mungkin kita sering mendengar kampanye sebuah promo film 'lihat pesan dari filmnya'. Sebagai contoh film remaja Argantara yang dituding sebagai romantisisasi nikah muda, produser langsung menanggapinya dengan berkata bahwa filmnya tidak bermaksud demikian.

Kenapa 'wrong message' ini bisa terjadi? Ya, salah satunya karena cara bertutur film itu sendiri.

Itulah yang terjadi pada Sakra. Ketika cerita Feng dijadikan alegori akan bahaya fitnah yang malah bisa menyebabkan hilangnya nyawa puluhan orang, tapi karakterisasi Feng-nya sendiri nggak dibuat dengan sangat kuat dan detail.

Sorry to say, Sakra gagal dalam hal menampilkan nilai-nilai kemanusiaan sebagaimana yang sering saya temukan dalam film serupa.

Ia tak lebih hanya film tentang balas dendam yang dipenuhi dengan sekuens laga menawan, tanpa peduli bagaimana cara menuturkan kisahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun