Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Starvision Belum Juga Tembus 1 Juta Penonton

20 Desember 2022   11:54 Diperbarui: 20 Desember 2022   12:27 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kata yang sudah nonton sih film ini horor estetik/Starvision

Sebelumnya 12 film yang telah masuk lebih dahulu adalah KKN di Desa Penari, Pengabdi Setan 2: Communion, Miracle in Cell No. 7, Ngeri-Ngeri Sedap, Ivanna, Sayap-Sayap Patah, Mencuri Raden Saleh, Kukira Kau Rumah, The Doll 3, Qodrat, Jailangkung: Sandekala, dan Kuntilanak 3.

Gimik klasifikasi rating usia dan kontroversi pemain Like & Share

KKN di Desa Penari adalah film yang menggunakan gimik dua rating berbeda untuk satu film. Film produksi MD Pictures ini punya dua versi yakni D17+ dan R13+. Gimik serupa diadopsi oleh Like & Share, film ketiga Gina S. Noer sebagai sutradara.

Secara urgensi, Like & Share memang punya kepentingan terhadap perbedaan rating ini. Film yang bercerita tentang kasus kekerasan seksual di lingkungan remaja SMA ini memang diniatkan sebagai produk awareness terhadap kasus tersebut.

Berdasarkan data dari LBH APIK Jakarta yang juga turut mendampingi proses produksi Like & Share, rata-rata korban kekerasan seksual pada tahun 2021 berada di usia 15 - 19 tahun. (Informasi ini tertera di credit filmnya)

Maka adanya dua klasifikasi rating berbeda pada Like & Share, memiliki urgensi agar pesan yang ingin disampaikan tepat sasaran.

Sayangnya, pada pelaksanaannya alias ketika pengaturan jadwal di bioskop, saya tidak melihat sesuatu yang signifikan untuk mendukung pesan tersebut. Sama halnya seperti yang saya lihat pada KKN di Desa Penari yang berujung pada gimik semata.

"Di mana-mana yang rugi itu cewek, bukan cowok"/Starvision
Selain itu, narasi penting yang diusung Like & Share makin tertutupi dengan pembicaraan di media sosial yang nggak mengarah ke sana.

Di media sosial terutama Twitter, warganet lebih banyak fokus pada kontroversi sang pemeran utamanya, Arawinda Kirana, yang diduga sebagai pelakor.

Kasus yang sudah mengendap berbulan-bulan ini kembali muncul ke permukaan setelah manajemen yang menaunginya menayangkan press release. Warganet menganggap release yang dibuat justru seperti 'playing victim'.

Satu hal yang paling disoroti dalam release tersebut adalah pernyataan bahwa Arawinda adalah korban manipulasi. Sementara Arawinda sendiri berusia 20 tahun saat ini. Dan secara hukum bisa dibilang sadar akan segala sesuatunya.

Meskipun perlu diteliti lebih dalam, tapi sedikit banyak kontroversi Arawinda ini berpengaruh terhadap performa Like & Share. Nggak lain dan nggak bukan karena filmnya sendiri berbicara tentang hal tersebut. Jadi ya semacam kontradiksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun