Mengambil genre horor psikologis, Smile nggak banyak bermain dengan hal-hal mistis (walau ada bagiannya). Misteri di balik senyuman dari orang-orang yang bunuh diri, dicoba dikuak dengan melibatkan polisi.
Bersama polisi, Smile masih mengajak penonton menggunakan akal sehatnya untuk menelusuri penyebab orang-orang bunuh diri yang ternyata saling berkaitan.
Sederhananya begini!Â
Laura bunuh diri karena melihat dosennya bunuh diri dan tersenyum kepadanya sebelum melakukannya. Ternyata, sang dosen pun sebelum bunuh diri melihat orang lain bunuh diri dan tersenyum sebelumnya kepada sang dosen. Pun begitu seterusnya hingga mencapai puluhan kasus ke belakang.
Banyaknya adegan bunuh diri, adegan-adegan penuh darah, pun disertai dengan footage-footage yang agak mengganggu, Smile memang berhasil membuat suasana menonton menjadi kurang nyaman.
Selain itu, suasana kurang nyaman juga dihasilkan dari jumpscare yang walaupun munculnya jarang-jarang, tapi sekalinya muncul betul-betul mengagetkan. Ditambah dengan skoring musik gubahan Cristobal Tapia de Veer betul-betul bikin saya gelisah.
Penampilan Sosie Bacon yang memukau
Bisa kamu bayangkan, seorang dokter yang biasa menangani pasien yang bermasalah mentalnya, kini ia sendiri yang harus merasakannya.
Rose yang tadinya tampil sebagai dokter yang menyenangkan dan menenangkan, kini ia harus tampil sebagai 'pasien' yang cemas, gelisah, dan begitu depresif.
Keadaannya yang demikian membuat Rose berada dalam fase-fase yang mengkhawatirkan. Ia bisa menjadi bahaya bagi orang lain, terlebih bagi dirinya sendiri. Tapi Rose sadar kalau dirinya tidak gila. Maka ia memutuskan untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi padanya.
Atas hal tersebut, rasanya beruntung sekali Smile punya Sosie Bacon. Perubahan dan pergantian ekspresi yang Sosie Bacon tampilkan betul-betul membuat saya peduli pada kisahnya.
Berbeda sekali dengan Megan Fox yang tampil 'selalu cantik' di Till Death, Sosie Bacon rela terlihat acak-acakan ketika scene memang mengharuskan demikian. Artinya ia mampu menyelaraskan aktingnya dengan suasana yang ingin film hadirkan. Efeknya, kombinasi tersebut mampu mengikat penonton untuk betah mengikuti cerita walau dalam keadaan kurang nyaman.