Pertanyaannya, siapa yang memilih film-film tersebut untuk jadi wakil negara? Apakah panitia Oscar? Tentu tidak!
Di Indonesia sendiri ada yang namanya Komite Oscar Indonesia yang bertugas untuk memilih dan memutuskan film Indonesia mana yang akan menjadi wakil Indonesia untuk kategori Best International Feature Film.
Nah, beberapa hari yang lalu, Komite Oscar Indonesia mengumumkan film Ngeri-Ngeri Sedap sebagai wakil Indonesia untuk ajang Oscar ke-95 tahun 2023.
Berita ini disambut dengan gembira oleh masyarakat apalagi dengan headline media-media yang bombastis dan cenderung menimbulkan 'misleading' di masyarakat.
Dari beberapa respons warganet atas berita ini, saya masih menemukan persepsi yang keliru dari masyarakat. Dua hal yang paling banyak adalah 'film Ngeri-Ngeri Sedap masuk nominasi Oscar' dan 'film Ngeri-Ngeri Sedap dipilih oleh panitia Oscar'.
Kenalan dengan komite Oscar Indonesia
Walaupun namanya Komite Oscar Indonesia, sama sekali nggak ada panitia Oscar di dalamnya. Komite Oscar Indonesia 2022 diketuai oleh sineas senior Deddy Mizwar dengan sekretaris Zairin Zain.
Mereka berdua bersama dengan tujuh anggota lainnya yakni Armantono, Cesa David Luckmansyah, Niniek L. Karim, Ilham Bintang, Slamet Rahardjo, Garin Nugroho, dan Yadi Sugandi bersama-sama punya tanggungjawab memutuskan wakil Indonesia untuk Oscar.
Kecuali dua anggota yang saya sebutkan terakhir yang tidak hadir, Komite Oscar Indonesia sepakat memilih film arahan Bene Dion Rajagukguk ini sebagai wakil Indonesia untuk Best International Feature Film di ajang Oscar 2023.
Jadi jelas, bukan panitia Oscar yang memilih ya!
Bagaimana pencapaian Indonesia sejauh ini?
Setelah negara-negara mengirimkan wakilnya untuk Best International Feature Film, panitia Oscar akan mengumumkan daftar keseluruhan film yang sudah mendaftar. Dari daftar keseluruhan akan dipilih beberapa film sebagai kandidat nominasi atau biasa disebut shortlist. Setelahnya akan dipilih (umumnya) lima judul sebagai nominasi.
Sebagai contoh pada Oscar ke-93 tahun 2021, panitia Oscar berhasil menghimpun 93 film dari 93 negara. Ada 15 film yang berhasil masuk shortlist. Dan Indonesia yang saat itu mengirim Perempuan Tanah Jahanam belum beruntung masuk shortlist.