Kita simak fakta lainnya. Film pemenang FFI 2017, Night Bus bahkan termasuk film yang sepi penonton. Ketika tayang reguler di bioskop jumlah penontonnya nggak sampai 50 ribu. Atau ada juga film yang diproduksi oleh Starvision, Shy Shy Cat (2016). Film yang penuh dengan konten lokal tapi berjudul bahasa asing ini juga sepi penonton.
Beberapa film berjudul bahasa asing lainnya yang juga sepi dari penonton adalah The Origin of Santet, Kasinem is Coming, Love Reborn, Moonrise Over Egypt, Love for Sale, Get Lost, Forever Holiday in Bali, The Gift, After School Horror 2, My Generation, My Stupid Boyfriend, Hantu Jeruk Purut Reborn, Perfect Dream, Mooncake Story, Trinity: The Nekad Traveler, Remember the Flavor, The Chocolate Chance, The Promise, dan The Last Barongsai.
Semua film yang saya sebutkan adalah film Indonesia yang tayang pada 2017 & 2018.
Jadi, jika film yang berjudul Bahasa Indonesia dan bahasa asing punya peluang yang sama untuk menjadi laris atau nggak laris, kenapa nggak pakai Bahasa Indonesia saja? Setidaknya dengan menggunakan bahasa sendiri, kita ikut melestarikan salah satu identitas bangsa.
Menurut kamu bagaimana, bagi pendapatmu di komentar ya!