Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kenapa Banyak Film Indonesia yang Judulnya Berbahasa Asing? Jaminan Laku?

9 Juli 2022   08:49 Diperbarui: 9 Juli 2022   08:54 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover film Night Bus/Kaninga Pictures

Pertama kalinya novel remaja populer yang diangkat ke film adalah Eiffel I'm in Love karya Rachmania Arunita. Novel ini dialihwahanakan oleh Soraya Intercine Films pada 2003 dan berhasil melambungkan nama Samuel Rizal dan Shandy Aulia.

Karier Rachmania Arunita sebagai penulis novel nggak berhenti sampai di situ. Dan masih ada karya lainnya yang diangkat ke film, semisal Lost in Love yang diproduksi pada 2008.

Namun, selama kurun waktu 2000-2012, film yang diadaptasi dari novel populer berjudul bahasa asing nggak terlalu banyak. Itu bisa jadi karena novel populer yang judulnya memakai Bahasa Indonesia pun banyak yang difilmkan dan diminati pula oleh penonton.

Situasi mulai berubah lagi setelah banyak munculnya penulis muda seperti Wina Effendi. Sampai saat ini, tercatat ada tiga karya Wina yang telah difilmkan. Mereka adalah Refrain (2013), Remember When (2014), dan Melbourne Rewind (2016). Yup, semua judulnya berbahasa asing.

Selain Wina, ada juga Ilana Tan yang menghiasi layar lebar lewat Sunshine Becomes You (2015) dan Winter in Tokyo (2016). Beberapa nama lainnya adalah Iwan Setiawan (9 Summers 10 Autumns, 2013), Dwitasari (Spy in Love, 2016), Asma Nadia (Jilbab Traveler: Love Sparks in Korea, 2016), Rons Imawan (The Fabulous Udin, 2016), dan Ika Natassa (Critical Eleven, 2017).

Cover novel dan film Critical Eleven/Gramedia & Starvision
Cover novel dan film Critical Eleven/Gramedia & Starvision

Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, sumber materi film nggak melulu berasal dari novel populer. Sebuah situs buatan Kanada yang mempertemukan penulis dan pembacanya pun bisa jadi rujukan. Coba, hari gini siapa yang nggak kenal Wattpad?

Dengan dimulainya era Wattpad, produser pun seakan menemukan lahan baru untuk jadi materi filmnya. Yang perlu diperhatikan di era ini adalah nggak semua cerita Wattpad itu dibuat novelnya dahulu baru difilmkan. Ada juga yang difilmkan dulu, baru dibuat novelnya belakangan.

Beberapa film Indonesia berjudul bahasa asing yang diadaptasi dari Wattpad adalah Dear Nathan (Erisca Febriani, 2017), The Perfect Husband (Indah Riyana, 2018), dan Matt and Mou (Wulan Fadi, 2019). Dan kabarnya beberapa cerita Wattpad lainnya akan diadaptasi ke layar lebar tahun ini. Seperti Resign, FriendZone: Lempar Kode Sembunyi Hati, She's The Boss, dan Invalidite: The Bridge of Perfection.

Pertama kalinya menang di Festival Film Indonesia

Padahal lebih asyik kalau judulnya adalah Bis Malam/via Kaninga Pictures
Padahal lebih asyik kalau judulnya adalah Bis Malam/via Kaninga Pictures

Maraknya penggunaan judul bahasa asing pada film berimbas juga pada penghargaan tertinggi perfilman tanah air, Festival Film Indonesia. Pada tahun 2017, juri FFI pertama kalinya memenangkan film berjudul bahasa asing di antara empat pesaingnya yang berjudul Bahasa Indonesia. Night Bus melenggang mulus sebagai pemenang, menyingkirkan Cek Toko Sebelah, Kartini, Pengabdi Setan, dan Posesif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun