Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"365 Days: This Day", Masih Erotis tapi Lebih Menegangkan dari Film Pertamanya

1 Juli 2022   17:14 Diperbarui: 1 Juli 2022   17:15 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apakah kamu percaya kalau dia hanya 'tukang kebun'?/Netflix

365 Days: This Day tampil sedikit lebih baik daripada pendahulunya. Usaha sang sutradara untuk memberikan elemen thriller yang menegangkan, masih bisa diapresiasi.

Sesuai janji di ulasan 365 Days, saya akan kembali mengulas sekuel film fenomenal yang banyak diperbicangkan oleh penikmat film ini. 

Cekidot!

Aksi panas Laura (masih diperankan Anna-Maria Sieklucka) dan Massimo kembali hadir dalam sekuel 365 Days yang bertajuk This Day. Dalam judul lengkapnya 365 Days: This Day, mereka memutuskan untuk menikah. Ya, berawal dari kisah penculikan kemudian mereka jatuh cinta.

Film dibuka dengan cukup panas yakni dengan adegan berhubungan seksual Laura dan Massimo beberapa saat sebelum akad nikah berlangsung. Momen panas mereka tertangkap oleh sahabat wanitanya Laura. Ia pun meminta Laura dan Massimo menghentikan perbuatan mereka. Bagi masyarakat Polandia, tidak baik pengantin perempuan bertemu dengan pengantin laki-laki sebelum menikah.

Tentu larangan tersebut hanya jadi bahan guyonan Massimo. Bahkan dengan terang-terangan, Massimo mengajak sahabat wanita Laura tersebut untuk 'bergabung' (jika ingin). What??

Ya, secara mereka 'kan memang sudah 'wikwik' dari awal. Jadi ya wajar kalau Massimo kurang menghormati kepercayaan tersebut.

Adegan pembuka yang 'meremehkan' adat tempat asal calon mempelai wanita seakan pertanda kalau memang keseluruhan film ini pun adalah hal yang remeh. 

365 Days: This Day masihlah mengusung erotisme sebagai jualan utamanya. Meski tidak sebombastis jilid pertama, hubungan seksual kedua tokoh utama tampil ala kadarnya dan sesuai kebutuhan cerita saja. Bahkan tak jarang, penggambaran hubungan seksual tersebut lebih banyak dimainkan dengan montase-montase editing. 

Setidaknya, penggambarannya lebih 'estetis' ketimbang film pertamanya yang cenderung 'porno'.

Apakah kamu percaya kalau dia hanya 'tukang kebun'?/Netflix
Apakah kamu percaya kalau dia hanya 'tukang kebun'?/Netflix
Begitu juga dalam hal urusan thriller. Sang sutradara nampak berusaha menghadirkan elemen thriller dalam film lanjutannya ini agar bisa tampil lebih baik. 

Alhasil, 365 Days: This Day memberikan satu elemen kejut yang menunjukkan usaha film untuk tidak tampil erotis semata tapi juga punya cerita thriller yang menegangkan.

Kamu yang kecewa terhadap aspek thriller di film pertamanya, boleh jadi menyukai kejutan tersebut. Meski kejutan tersebut hanya dikupas saat revealing di akhir film saja. Untuk menuju kesananya, kisahnya kurang dibangun dengan baik. Bahkan, alasan dan motivasi dari adegan yang dihadirkan sebagai 'element of surprise' itu pun, menurut hemat saya kurang mendapat penjelasan.

Lebih parahnya lagi, cerita di elemen kejut ini dibebankan pada sang aktor utama Michele Morrone (yang berperan sebagai Massimo dan karakter lain). Untuk memerankan Massimo saja, Michele Morrone sangat kewalahan. Ekspresi wajah, intonasi nada dari dialog yang ia sampaikan, hampir tidak pernah tepat emosinya.

Nah ini, sutradara malah membebankan Morrone untuk berperan dengan dua karakter yang berbeda. Makin kewalahan 'lah aktingnya. Entah apa yang dipikirkan sang penulis naskah ketika membuat dua karakter yang berlainan watak, yang mau tidak mau harus harus diperankan oleh Michele Morrone. Padahal hampir tidak ditemui respon positif terhadap akting Massimo di film pertamanya. 

Jikalau dibandingkan dengan Simone Susinna, aktor yang memerankan karakter 'tukang kebun' Laura, Morrone tak ada apa-apanya. Susinna yang memerankan karakter baru di sekuelnya ini, malah tampil lebih meyakinkan. Ia bisa menjadi aktor yang versatile karena secara tidak langsung, peran yang ia jalani pun memaksa Susinna memiliki dua kepribadian yang berbeda. Dan ia berhasil menunaikan tugasnya dengan baik.

Jadi, apakah This Day ini tampil lebih baik dari 365 Days?

Ya, sebetulnya masih sama-sama buruk sih. Terutama masalah plot. Sekuelnya ini hampir nggak punya menunjukkan progres yang berarti dari sisi alur. Tapi setidaknya di sekuelnya ini ada usaha untuk memperbaiki 'kesalahan aspek thriller' di film pertamanya. 

Meski sebetulnya film ini butuh penulis dan sutradara yang paham bagaimana caranya bertutur. Serta bagaimana menggabungkan unsur erotisme dan thriller sehingga bisa menjadi erotic thriller movie yang bukan cuma panas tapi juga seru dan mengikat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun