Alhasil, 365 Days: This Day memberikan satu elemen kejut yang menunjukkan usaha film untuk tidak tampil erotis semata tapi juga punya cerita thriller yang menegangkan.
Kamu yang kecewa terhadap aspek thriller di film pertamanya, boleh jadi menyukai kejutan tersebut. Meski kejutan tersebut hanya dikupas saat revealing di akhir film saja. Untuk menuju kesananya, kisahnya kurang dibangun dengan baik. Bahkan, alasan dan motivasi dari adegan yang dihadirkan sebagai 'element of surprise' itu pun, menurut hemat saya kurang mendapat penjelasan.
Lebih parahnya lagi, cerita di elemen kejut ini dibebankan pada sang aktor utama Michele Morrone (yang berperan sebagai Massimo dan karakter lain). Untuk memerankan Massimo saja, Michele Morrone sangat kewalahan. Ekspresi wajah, intonasi nada dari dialog yang ia sampaikan, hampir tidak pernah tepat emosinya.
Nah ini, sutradara malah membebankan Morrone untuk berperan dengan dua karakter yang berbeda. Makin kewalahan 'lah aktingnya. Entah apa yang dipikirkan sang penulis naskah ketika membuat dua karakter yang berlainan watak, yang mau tidak mau harus harus diperankan oleh Michele Morrone. Padahal hampir tidak ditemui respon positif terhadap akting Massimo di film pertamanya.Â
Jikalau dibandingkan dengan Simone Susinna, aktor yang memerankan karakter 'tukang kebun' Laura, Morrone tak ada apa-apanya. Susinna yang memerankan karakter baru di sekuelnya ini, malah tampil lebih meyakinkan. Ia bisa menjadi aktor yang versatile karena secara tidak langsung, peran yang ia jalani pun memaksa Susinna memiliki dua kepribadian yang berbeda. Dan ia berhasil menunaikan tugasnya dengan baik.
Jadi, apakah This Day ini tampil lebih baik dari 365 Days?
Ya, sebetulnya masih sama-sama buruk sih. Terutama masalah plot. Sekuelnya ini hampir nggak punya menunjukkan progres yang berarti dari sisi alur. Tapi setidaknya di sekuelnya ini ada usaha untuk memperbaiki 'kesalahan aspek thriller' di film pertamanya.Â
Meski sebetulnya film ini butuh penulis dan sutradara yang paham bagaimana caranya bertutur. Serta bagaimana menggabungkan unsur erotisme dan thriller sehingga bisa menjadi erotic thriller movie yang bukan cuma panas tapi juga seru dan mengikat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H