Memilih bus ALS tidak perlu pusing dengan jadwal. Karena setelah naik dari pool nggak perlu sambung menyambung lagi. Soalnya rumah di Mandailing Natal berada di jalur utama dan terlewati oleh bus ALS. Jadi bisa turun langsung depan rumah. Tapi ya berarti harus siap duduk manja di kursi bus selama kurang lebih 50 jam. Pegel-pegel deh.
Saya sarankan juga memilih bus ALS yang tersedia fasilitas toilet. Harganya memang lebih mahal sedikit. Tapi ini sangat menguntungkan lho. Kita nggak pernah tahu 'panggilan alam' itu akan datang kapan dan jam berapa. Apalagi bus ALS ini nggak berhenti di sembarang tempat. Jadi kalau nunggu bus berhenti, ya keburu .... wassalam!
Ketiga mudik bersama menggunakan kendaraan pribadi
Sekiranya tiga tahun sekali, keluarga besar yang ada di Sukabumi dan Bogor melakukan mudik bersama. Jadi mudiknya barengan pakai kendaraan pribadi semacam konvoi gitu. Menggunakan kendaraan pribadi, nggak jauh beda dengan bus ALS sebetulnya.
Hanya saja, kontrol dan kendali perjalanan ada di kita sendiri. Semacam persoalan kita mau berhenti di mana, istirahat berapa lama, dan makan di mana, kita sendiri yang menentukan.
Bedanya dengan bus ALS, mereka sudah punya rencana sendiri. Jadi ikutin saja rencana perjalanan yang sudah ditetapkan bus ALS. Kalau saatnya makan, ikutlah makan. Dan jangan lupa juga beli cemilan yang cukup sebagai bekal ke perhentian berikutnya.
Hal lain, yang penting diperhatikan ketika naik bus ALS adalah komunikasi dengan teman sebelah. Cobalah mengakrabkan diri, minimal sama-sama saling tahu keberadaan satu sama lain.
Soalnya ketika bus akan menyeberangi Selat Sunda (Merak-Bakauheni), penumpang akan diminta turun dan 'bebas berkeliaran' di kapal laut. Sementara bus dan kendaraan lain ada di tempat tersendiri.
Nah, dengan mengakrabkan diri dengan teman sebelah, setidaknya kita ada teman ngobrol yang bisa saling mengingatkan ketika sudah saatnya kita kembali ke dalam bus untuk melanjutkan perjalanan. Jangan sampai tertinggal dan atau salah masuk bus.
Keakraban ini juga ditunjukkan oleh kru bus ALS yang betul-betul memuaskan. Mereka membersamai kita dengan penuh ketulusan. Jujur, "Naik Sebagai Penumpang, Turun Sebagai Saudara", itu bukan slogan semata. Dan perjalanan yang jauh pun, tidak terasa lama karena suasana di dalam bus penuh dengan kehangatan kekeluargaan. Â
Sebagai perbandingan biaya umum dan waktu tempuh ke Mandailing Natal (satu kali perjalanan), saya ilustrasikan dalam tabel berikut: