Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Artikel Utama

Perjalanan 50 Jam ke Mandailing Natal dan Tips Mudik Lebaran 2022

24 April 2022   16:15 Diperbarui: 25 April 2022   21:40 4404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rute Sukabumi-Mandailing Natal/google maps

Masih ingat larangan mudik yang berujung pada kehebohan perbedaan makna term 'Mudik' vs 'Pulang Kampung' yang dipopulerkan presiden kita tercinta, Bapak Joko Widodo, di lebaran dua tahun lalu saat pertama kalinya pandemi?

Saya kira hal tersebut masih lekat di ingatan kita karena pembicaraan tersebut menuai berbagai tanggapan yang beragam. Saat itu kita semua sama-sama 'terkejut' menghadapi pandemi yang ternyata berlangsung sampai sekarang. Dan kita juga sama-sama harus beradaptasi dengan keadaan sesuai cara kita masing-masing.

Tapi untungnya, soal larangan mudik hanya berlaku sampai tahun kedua. Tahun ketiga yakin tahun ini kita diperbolehkan mudik. Saya kira bakal seperti 'Bang Toyib' yang tiga kali puasa tiga kali lebaran, nggak pulang-pulang. Hehe.

Bicara soal mudik, teman-teman mudik ke mana nih, dan sejauh apa? Saya sendiri mudik ke kampung halaman ayah saya di Mandailing Natal, Sumatera Utara.

Menurut google maps, jarak dari Sukabumi ke Mandailing Natal itu sekitar 1.586 kilometer. Wow, lebih panjang dari hubungan saya sama dia. Ehey.

Seperti apa sih perjalanan saya dari Sukabumi ke Mandailing Natal? Berikut saya bagikan pengalaman singkat mudik saya yang berkelindan dengan tips mudik lebaran 2022 terutama bagi pemudik yang harus menempuh jarak jauh.

Cekidot!

1. Memilih tanggal yang sesuai

Hal pertama yang perlu ditentukan sebelum mudik adalah menentukan waktu terbaik untuk mudik. Karena pemilihan tanggal ini akan sangat berpengaruh pada faktor-faktor lainnya semisal transportasi.

Umumnya orang-orang akan mudik pada satu waktu di antara cuti bersama yang ditetapkan pemerintah. Otomatis volume manusia dan kendaraan di jalanan akan sangat padat.

Nah, kemarin pun saya dengar ada anjuran dari pemerintah untuk mudik sebelum tanggal 29 April. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penumpukan pemudik di area-area publik seperti bandara atau terminal.

Kita-kita yang berprofesi sebagai pekerja kreatif atau freelancer yang waktunya fleksibel sebaiknya 'mengalah' dengan tidak mudik di waktu cuti bersama.

Saya sendiri memilih mudik setelah lebaran. Rencananya pada mudik 2022 ini, saya akan pulang ke Mandailing Natal sekira minggu kedua atau ketiga Mei 2022.

Alasannya sederhana saja sih, selain karena memang saya nggak terlalu suka kepadatan alias kemacetan, waktu tempuh juga akan semakin cepat jika mudik dilakukan di waktu yang lengang. Dan tentunya membantu pemerintah mengurangi penumpukan pemudik di area publik.

Ya, walaupun ada yang bilang kalau mudik setelah lebaran itu bukan 'mudik' lagi namanya. Tapi 'kan esensi mudik bukan persoalan waktu semata, tapi tentang menyambungkan kembali tali silaturahim dengan kerabat sebagai bagian dari hablum minannas.

2. Merencanakan transportasi yang tepat dan hemat

Setelah menentukan tanggal, hal yang perlu direncanakan adalah pemilihan transportasi yang tepat dan hemat. Tepat dalam artian transportasi yang bisa mengantarkan kita sampai ke tujuan, sementara hemat sebisa mungkin transportasi yang kita pilih bisa menghemat biaya dan waktu.

Dalam hal pulang ke Mandailing Natal saya pernah mencoba berbagai pilihan alternatif transportasi. Menggunakan pesawat terbaik, naik bus, dan pakai kendaraan pribadi, semuanya sudah saya pernah coba. Dan ketiga cara ini punya pengalaman uniknya masing-masing.

Pertama saya akan cerita ketika mudik menggunakan pesawat terbang.

Secara lokasi, Mandailing Natal itu tertelak di Provinsi Sumatera Utara. Namun secara jarak lebih dekat ke Sumatera Barat. Sehingga lebih cepat diakses dari Bandara Internasional Minangkabau daripada bandara Medan. Apalagi sekarang bandaranya pindah ke Kualanamu yang makin jauh dari Mandailing Natal.

Sebagai perbandingan, dari bandara Minangkabau ke Mandailing Natal itu memerlukan waktu tempuh sekitar 9 jam. Sementara dari Medan lebih lama lagi yakni 14 jam.

Namun sayangnya, penerbangan ke Minangkabau itu tidak ada dari Bandung. Jadi saya perlu ke Bandara Soekarno Hatta terlebih dahulu. Selanjutnya, setelah tiba di bandara Minangkabau perjalanan diteruskan dengan menggunakan jasa travel Padang -- Medan.

Jadi, pemilihan jadwal travel dari Sukabumi/Bandung -- Jakarta, jadwal penerbangan pesawat, dan jadwal travel Padang -- Medan, harus sinkron agar waktu bisa dihemat karena berpengaruh terhadap waktu tunggu.

Kedua menggunakan bus ALS (Antar Lintas Sumatera)

Pool terdekat bus ALS dari Sukabumi adalah pool Bandung dan Bogor. Saya sendiri lebih memilih pool ALS Bogor karena ongkosnya lebih hemat 200 ribu. Dan juga akses Sukabumi -- Bogor, lebih dekat daripada Sukabumi -- Bandung.

Memilih bus ALS tidak perlu pusing dengan jadwal. Karena setelah naik dari pool nggak perlu sambung menyambung lagi. Soalnya rumah di Mandailing Natal berada di jalur utama dan terlewati oleh bus ALS. Jadi bisa turun langsung depan rumah. Tapi ya berarti harus siap duduk manja di kursi bus selama kurang lebih 50 jam. Pegel-pegel deh.

Saya sarankan juga memilih bus ALS yang tersedia fasilitas toilet. Harganya memang lebih mahal sedikit. Tapi ini sangat menguntungkan lho. Kita nggak pernah tahu 'panggilan alam' itu akan datang kapan dan jam berapa. Apalagi bus ALS ini nggak berhenti di sembarang tempat. Jadi kalau nunggu bus berhenti, ya keburu .... wassalam!

Penampakan bus ALS/newsikal.com
Penampakan bus ALS/newsikal.com

Ketiga mudik bersama menggunakan kendaraan pribadi

Sekiranya tiga tahun sekali, keluarga besar yang ada di Sukabumi dan Bogor melakukan mudik bersama. Jadi mudiknya barengan pakai kendaraan pribadi semacam konvoi gitu. Menggunakan kendaraan pribadi, nggak jauh beda dengan bus ALS sebetulnya.

Hanya saja, kontrol dan kendali perjalanan ada di kita sendiri. Semacam persoalan kita mau berhenti di mana, istirahat berapa lama, dan makan di mana, kita sendiri yang menentukan.

Bedanya dengan bus ALS, mereka sudah punya rencana sendiri. Jadi ikutin saja rencana perjalanan yang sudah ditetapkan bus ALS. Kalau saatnya makan, ikutlah makan. Dan jangan lupa juga beli cemilan yang cukup sebagai bekal ke perhentian berikutnya.

Hal lain, yang penting diperhatikan ketika naik bus ALS adalah komunikasi dengan teman sebelah. Cobalah mengakrabkan diri, minimal sama-sama saling tahu keberadaan satu sama lain.

Soalnya ketika bus akan menyeberangi Selat Sunda (Merak-Bakauheni), penumpang akan diminta turun dan 'bebas berkeliaran' di kapal laut. Sementara bus dan kendaraan lain ada di tempat tersendiri.

Nah, dengan mengakrabkan diri dengan teman sebelah, setidaknya kita ada teman ngobrol yang bisa saling mengingatkan ketika sudah saatnya kita kembali ke dalam bus untuk melanjutkan perjalanan. Jangan sampai tertinggal dan atau salah masuk bus.

Keakraban ini juga ditunjukkan oleh kru bus ALS yang betul-betul memuaskan. Mereka membersamai kita dengan penuh ketulusan. Jujur, "Naik Sebagai Penumpang, Turun Sebagai Saudara", itu bukan slogan semata. Dan perjalanan yang jauh pun, tidak terasa lama karena suasana di dalam bus penuh dengan kehangatan kekeluargaan.  

Sebagai perbandingan biaya umum dan waktu tempuh ke Mandailing Natal (satu kali perjalanan), saya ilustrasikan dalam tabel berikut:

Perbandingan biaya dan waktu tempuh berdasarkan mode transportasi/Raja Lubis
Perbandingan biaya dan waktu tempuh berdasarkan mode transportasi/Raja Lubis
3. Bawa barang seperlunya

Kadang kita kalap dengan barang-barang ketika mudik. Semua serba dibeli dan dibawa untuk kerabat kita di kampung. Sebuah niat yang mulia memang. Tapi jangan sampai barang-barang yang kita bawa justru merepotkan kita sendiri di perjalanan.

Jadi cukuplah bawa barang seperlunya saja atau disesuaikan dengan ketentuan transportasi yang kita pilih.

4. Persiapkan kondisi fisik yang sehat dan prima

Percaya deh mudik itu aktivitas yang melelahkan. Jadi sebaiknya mudik dilakukan ketika kondisi tubuh kita betul-betul dalam keadaan prima dan sehat. Apalagi mudik 2022 berada di masa pandemi, jadi kita harus tetap patuh pada protokol kesehatan selama perjalanan. 

Penting juga untuk memerhatikan syarat-syarat kesehatan yang ditetapkan oleh masing-masing transportasi umum. Terutama terkait syarat vaksinasi. Jangan sampai kita gagal mudik, hanya karena belum memenuhi syarat vaksinasi.

Jangan lupa juga bawa obat-obatan pribadi atau barang umum seperti kayu putih, balsem, obat kulit, dan lain-lain. Apalagi perjalanan jauh memungkinkan kita berkeringat yang mengakibatkan ruam di kulit.

5. Jaga emosi dan pikiran tetap waras

Selain fisik, menjaga emosi dan pikiran juga penting. Di perjalanan apalagi dalam keadaan yang padat, apapun bisa terjadi. Misal mobil kesenggol lah, keserempat lah, yang akhirnya malah bikin kita ribut dengan sesama pemudik di perjalanan. Apalagi dalam keadaan lapar dan haus, emosi mudah banget untuk memuncak.

Jadi sabar adalah kunci selama di perjalanan!


Sekian tips singkat mudik 2022 yang bisa saya bagikan. Kalau teman-teman punya tips dan pengalaman lain seputar mudik, silakan berbagi di kolom komentar ya.

Atau teman-teman malah ada yang nggak pernah mudik karena nggak ada kota tujuan? Nggak usah bersedih hati, karena mudik bukanlah perkara kota mana tapi perkara hati. Hati mana yang bisa kita singgahi, tempat kita pulang dan melabuhkan segala asa.

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun