Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Film "Tanda Tanya" dan Hakikat Toleransi Beragama di Lingkungan Masyarakat

17 April 2022   18:49 Diperbarui: 17 April 2022   18:52 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbeda-beda tetap satu jua/canva.com

Abi yang sedari kecil sering mendapat pengajaran Islam mengingat satu hal. Bahwasanya dalam Islam, kita tidak boleh marah terhadap orang lain lebih dari tiga hari. Maka, Abi dan ibunya berdamai.

Kisah ketiga adalah tentang Surya (Agus Kuncoro), seorang aktor yang hanya kebagian peran-peran kecil saja. Ia pun sama lelahnya dengan Dom di Jakarta vs Everybody, yang sulit mendapat peran utama.

Namun pertemuannya dengan Rika, membuat Surya mendapat kesempatan untuk menjadi pemeran utama di sebuah pertunjukan. Sayangnya, peran yang ia dapat justru bertabrakan dengan keyakinannya saat ini. Surya pun bimbang.

Karakter-karakter yang ada di film Tanda Tanya adalah potret 'biasa' yang mungkin ada di sekitar kita. Maka film ini sejatinya bukanlah jawaban atas pertanyaan 'agama apa yang paling benar?'. Tapi sesuai judulnya, film ini pun adalah sebuah pertanyaan, apa sesungguhnya hakikat toleransi itu.

Baca Juga: Ketika Sineas Bicara Keberagaman Indonesia

Toleransi antar umat beragama di sekitar saya

Ayah saya berasal dari Batak Mandailing Natal, bermarga Lubis. Oleh karena itu, ada marga 'Lubis' di belakang nama saya karena diturunkan dari ayah saya. Setiap bulan orang-orang Batak di perantauan itu mengadakan perkumpulan. Saya agak-agak lupa nama perkumpulannya apa karena menggunakan bahasa Batak. Intinya ya semacam arisan lah ya.

Yang menjadi tuan rumah pertemuan tersebut dipilih secara bergiliran. Tiba saatnya yang menjadi tuan rumah adalah teman ayah yang berbeda agama. Di rumahnya sudah disuguhkan berbagai macam masakan baik yang halal ataupun yang tidak bisa dimakan oleh muslim.

Nah, tuan rumah dengan bijak sudah memisahkan masakan tersebut sehingga tamu muslim yang hadir, bisa menikmati masakan yang halal. Dan tuan rumah pun menjelaskan, kalau ia hanya memasak masakan non halal, sementara yang halal dibeli dari resto luar.

Informasi sederhana ini, menurut saya adalah salah satu bentuk toleransi antar umat beragama yang dilakukan tuan rumah kepada tamunya yang berbeda keyakinan. Ini adalah pelajaran pertama tentang toleransi yang saya dapat saat saya kecil dan membekas sampai saat ini.

---

Kisah lain bergulir ketika saya dewasa. Sebagai orang yang senang berkomunitas terutama komunitas film, saya banyak bergaul dengan teman-teman sehobi. Dari teman sehobi, tentunya ada yang berbeda agamanya dengan saya. Sebut saja salah satunya adalah Bang A.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun