Pergi ke Jakarta dengan harapan menjadi aktor besar, Dom (Jefri Nichol) justru hanya kebagian peran kecil sebagai extras. Honornya cuma tiga ratus ribu rupiah. Dengan jadwal yang nggak pasti, serta honor yang kecil, Dom nggak sanggup memenuhi kebutuhan dasar hidupnya seperti kebutuhan tempat tinggal dan makan selama di Jakarta.
Hingga suatu hari, di sebuah minimarket, Dom bertemu dengan pasangan Radit dan Pinkan. Sosok yang Dom harapkan bisa membantunya mendapatkan uang. Radit (Ganindra Bimo) sendiri punya usaha barbershop, sementara Pinkan (Wulan Guritno) adalah seorang disjoki di sebuah klub.
Namun, keduanya punya pekerjaan rahasia yakni sebagai pengedar narkoba!
Esensi cerita yang teralihkan
Demi kelangsungan hidupnya, Dom akhirnya bermitra dengan mereka sebagai pengedar narkoba. Film dengan seenaknya mengalihkan esensi mimpi yang dimiliki sang tokoh utama, menjadi film tentang proses pengedaran narkoba yang digambarkan dengan sangat detail.
Kurang lebih satu jam dari total durasi 100 menit, kita hanya akan melihat adegan Dom ke sana ke mari mengantarkan narkoba ke para klien. Dalam sejam ini, saya tidak melihat dan merasakan adanya perkembangan karakter dari Dom itu sendiri. Dom yang seyogyanya adalah 'aktor yang menyamar sebagai pengedar', justru malah terlihat professional sebagai pengedar narkoba.
Kok bisa? Film pun tidak banyak memberikan latar belakang kenapa Dom bisa seprofesional itu selain beberapa kali membuntuti ke mana Radit dan Pinkan pergi. Beneran sangat minim observasi, dan hanya mengandalkan intuisi, tapi perjalanan Dom sangat mulus menjadi seorang pengedar.Â
Sehebat itukah akting Dom, kalau iya kenapa ia sulit menjadi pemeran utama dan hanya extras?
Artistik yang tidak konsisten
Narkoba tentu tidak diedarkan dengan polosan saja. Kalau iya, pasti setiap hari banyak berita tentang penangkapan pengedar narkoba. Jakarta VS Everybody punya teknik sendiri agar pengedaran narkoba berjalan mulus. Diceritakan, narkoba disusupkan ke berbagai jenis produk makanan dan minuman.
Sayangnya, Jakarta VS Everybody terlampau berani menggunakan brand produk makanan dan minuman yang saat ini masih beredar di pasaran sebagai media perantara narkoba. Ada yang disusupkan dalam permen 'R', ada juga yang disisipkan dalam minuman kemasan 'TK'. Bahkan di salah satu adegan, para karakter mengonsumsi narkoba menggunakan botol vitamin c yang produknya biasa diiklankan oleh pemenang Miss Universe.
Hayo coba tebak, brand apa sajakah yang dimaksud?