Direktur RS PON, Dr., Mursyid Bustami, Sp.S, KIC, dalam sambutannya mengatakan acara ini bertujuan meningkatkan awareness masyarakat terhadap penyakit aneurisma, sehingga kasus-kasus aneurisma di Indonesia bisa ditangani sebelum pecah.
Setelah keynote speach dari Direktur RS PON, selanjutnya webinar diisi oleh Dr. Abrar Arham, Sp.BS selaku Head of Neurosurgeon RS PON.
Dr. Abrar Arham, Sp. BS menjelaskan kondisi terkini tentang bagaimana RS PON menangani kasus aneurisma. Menurutnya, saat ini RS PON menangani kurang lebih 100 kasus aneurisma otak setiap tahunnya.
“Penanganan kasus aneurisma otak ini membutuhkan kolaborasi multidisiplin melibatkan dokter bedah saraf, neurointervensionist, neurologist, intensivist, dan lain sebagainya. Disamping itu diperlukan berbagai peralatan dan fasilitas penunjang yang memadai dan mutakhir agar kita dapat menangani kasus aneurisma otak dengan tingkat keberhasilan yang cukup baik,” begitu Dr. Abrar memulai penjelasannya.
Masih menurut Dr. Abrar Arham, Sp. BS, penanganan aneurisma dapat dilakukan dengan beberapa metode. Di antaranya adalah operasi bedah mikro (clipping aneurisma) dan teknik minimal invasif endovaskular (coiling aneurisma).
Namun untuk menentukan teknik mana yang terbaik untuk satu kasus aneurisma, dibutuhkan pemeriksaan DSA (Digital Subtraction Angiography) untuk memperoleh detail kelainan pembuluh darah. Hasilnya ini yang akan menjadi salah satu pertimbangan menentukan jenis penanganan aneurisma.
Bicara teknik yang kedua yakni teknologi minimal invasif (endovaskular), teknik ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Salah satu perkembangan terkini yaitu pemasangan Cerebral Flow Diverter.
Flow Diverter, metode terkini penanganan aneurisma tanpa pembedahan
RS PON sudah menerapkan teknik Flow Diverter beberapa tahun terakhir. Dengan teknik ini, tidak diperlukan lagi pembedahan pada penderita aneurisma. Dan juga metode terkini Flow Diverter ini memiliki tingkat keberhasilan sangat tinggi yakni hingga 95%.
Pemeran Jago dalam film Serigala Terakhir, Dallas Pratama, adalah salah satu pasien aneurisma yang diobati dengan teknik Flow Diverter di RS PON.
Didampingi sang istri, Kaditha Ayu, Dallas hadir di acara webinar dan turut serta berbagi pengalamannya berjuang melawan aneurisma.
Pada 2015, Dallas mengalami koma akibat pecahnya pembuluh darah otak bagian kiri. Aneurisma yang dideritanya kemungkinan disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau hipertensinya.