Harapannya Al Washliyah memiliki semacam Al Washliyah Mualaf Centre. Rumah mualaf sangat dibutuhkan para mualaf belakangan ini. Banyak mualaf-mualaf didaerah yang kebingungan untuk belajar tentang agama secara tertata. Kalangan mualaf memilih untuk belajar kepada personalia ustadz-ustadz tanpa konsep yang terukur. Alhasil terbentuklah kelompok-kelompok mualaf yang berpemahaman tekstual dalam memahami agama Islam. Harusnya Al Washliyah hadir dalam membentuk program dakwah bagi mualaf secara nasional. Al Washliyah dapat mendirikan rumah-rumah mualaf di berbagai pengurus wilayah di Indonesia. Diikuti dengan dibuatnya kurikulum pembelajaran yang diperuntukkan bagi muallaf. Ciri khas tersebut dapat menjadi keunggulan utama Al Washliyah ketimbang ormas islam lainya di Indonesia.
3. Digitalisai Al Washliyah
Permasalahan organisasi bahkan perusahaan hampir semua sama yaitu, Old System atau sistem yang telah usam. Begitu juga yang terjadi pada ormas islam Al Jam'iyatul Washliyah. Beberapa sistem dakwah yang selama ini digunakan oleh Al Washliyah sepertinya mesti mengalami improvisasi atau pembaharuan.Â
Di era industry 4.0 Al Washliyah diharapkan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Tak hanya soal media sosial yang sudah seharusnya dijadikan media dakwah.akan tetapi new system harus meliputi sistem administrasi, digitalisasi pendidikan, dan aset yang dimiliki Al Washliyah. Kedepannya, Al Washliyah diharapkan dapat memiliki sistem administrasi yang terkoneksi antara penguru besar, wilayah hingga ranting di seluruh Indonesia. Seluruh warga Al Washliyah di harapkan memiliki portal tersendiri mengenai data diri, aktivitas, hingga kreativitas yang terhubung dengan program organisasi.Â
Kemudian digitalisasi aset mesti dilakukan dengan cara mendata, mengkelompokkan aset-aset Al Washliyah kedalam satu platform digital yang dapat diakses secara umum dan transparan oleh warga Al Washliyah. Sistem digitalisasi pendidikan Al Washliyah juga harus hadir untuk memudahkan pendidik serta peserta didik.Â
Teknisnya, diharapkan kampus, sekolah, bahkan lembaga non formal yang bernaung di Al Washliyah membiasakan pelatihan teknologi pada praktek-praktek pembelajarannya. Peserta didik dan tenaga didik diberikan insfrastruktur teknologi yang cukup guna digunakan saat proses belajar mengajar. Tak cukup itu, diperlukan pelatihan berkala teknologi, design grafis, komunikasi visual bagi guru, dosen Al Washliyah yang dimungkinkan untuk berkolaborasi bersama ISARAH, IGDA.
Kesimpulannya, 93 tahun Al Washliyah telah menorehkan sejarah panjang bagi bangsa Indonesia, torehan positif masih banyak yang harus dilanjutkan serta dibumbui oleh inovasi para kader Al Washliyah. Kedepannya aktor intelektual Al Washliyah diharapkan tak hanya menjadi penonton global melainkan menjadi pemain penting dalam pengembangan peradaban kebangsaan serta keislaman dimasa depan. Selamat milad Al Jam'iyatul Washliyah ke 93 Hijriyah, Jayalah Washliyah Zaman Berzaman...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H