[caption id="attachment_321429" align="alignleft" width="150" caption="Google"][/caption]
"REVOLUSI MENTAL" Jokowi apaan tuh ?
-
"Satu yang sangat penting menurut saya adalah revolusi dari mental. Dari negativisme menjadi positivisme. Ini penting sekali untuk mengubah mindset karena kita ini bangsa yang besar," katanya saat melakukan siaran dengan salah satu stasiun televisi di Taman Suropati, Kamis, 24 April 2014. (sumber : Tempo.co).
-
Manusia di Indonesia ini sudah hampir permanen memiliki jiwa NEGATIF, sebenarnya lebih tepat dibaca
"hopeless" merasa tak punya harapan, madesu- masa depan suram. Wajar saja rakyat menjadi seperti itu, sebab kenyataannya ya seperti itu. Tatanan kehidupan dan kebudayaan hancur banget ! Kalau disebut kejadiannya sudah ribuan, terlebih di era SBY. Banyak banget musibah bangsa ini. Dan solusinya "bingung" !
-
Rakyat adalah penonton : kebobrokan moral, moral para pejabat, moral penegak hukum, moral selebrity dsb. Hukum jadi hancur penegakannya, politik jadi alat untuk memperkaya keluarga, acara hiburan hanya topeng "kegembiraan" karena dibalik itu banyak sekali masalah si rakyat itu. Kepepet hutang, sistem belajar yang membuat stress orang tua, penanganan kesehatan yang tanggung, dan hampalah berbangsa di republik ini. Lebih baik pikirin diri sendiri, itu yang terjadi. Jadi ganas ! Dan dimana2 ricuh, terjadi kejahatan yang luar biasa, anak bunuh ibu, ayah bunuh anak, istri bunuh suami juga sebaliknya. Berita tentang keprihatinan sepertinya tidak pernah tamat.
-
Jadi Jokowi ingin me-"REVOLUSI" mental itu. Apa bisa ? (Ini pandangan negatif, otomatis karena contoh dan kenyataannya adalah hanya omongan saja). Jokowi berhasil memberi harapan baru bagi rakyat, tapi rakyat tidak bisa di revolusi mentalnya dari luar. Dari dirinya sendiri baru hal itu bisa terwujud. Kalau tidak rakyat hanya akan nonton Jokowi "mirip" Mario yang hanya enak dan ok saja dengan supernya pada saat show, setelahnya realitanya lupa semua. Apa yang bisa merevolusi mental ?
-
Yang bisa merevolusi mental adalah paket -perasaan-pikiran-keinginan-keyakinan. Jadi empat hal itu, perasaan-pikiran-keinginan-keyakinan rakyat itu yang harus menjadi fokus untuk merevolusi mental. Bagaimana bisa direvolusi jika 4 hal itu tiap hari dicekokin acara tv "mutu rendah", tiap hari ada berita pejabat "bermental tidak tau malu", ada pengajian "hiburan" dibaliknya pelecehan seksual ? atau lawakan YKS yang sangat "norak" dan buang2 waktu ? Bagaimana bisa ?
-
Saya dulu mengira bahwa jika "mengerti" maka persoalan apapun bisa diselesaikan, ternyata tidak juga. Contoh yang enak dijadikan ilustrasi bahwa "mengerti" tidak dapat memecahkan solusi adalah KORUPSI. Saya kira para koruptor itu "mengerti" betapa nistanya korupsi itu, koruptor itu juga mengerti bahwa jika dia korupsi maka rakyat akan sengsara. Tapi toh korupsi jalan terus. Mirip larangan merokok, mengerti betapa merusaknya rokok bagi kesehatan, tapi tetap saja merokok ? Jadi apa yang membuat manusia itu bisa merevolusi mentalnya ?
-
Komitmen...komitmen...komitmen...itulah kata kunci untuk merevolusi mental. Darimana mulai komitmen ?Komitmen itu dari dalam...,komitmen itu adalah keteladanan...,komitmen itu adalah ikhlas...komitmen itu adalah contoh... ! Jokowi janji akan mengupas hal itu pada saat yang tepat. Jokowi hanya bisa berhasil jika komitmen : keteladanan-contoh dimulai dari dirinya sendiri dan diikuti oleh pejabat lainnya di pemerintahannya, jika dia jadi presiden pada pilpres nanti.
-
Dan komitmen di bangsa ini bisa terjadi hanya jika rakyat percaya pada pimpinannya. Semoga bangsa dan rakyat ini percaya pada Jokowi. Tapi jika ingkar janji seperti waktu jadi Gubernur DKI ? gimana ?
RB. 26.4.2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H