Mohon tunggu...
Rajab Syahda
Rajab Syahda Mohon Tunggu... profesional -

Novelist * yang membedakan anda dengan IBLIS adalah KEYAKINAN * yang paling berharga pada anda adalah KESETIAAN * yang membuat anda bahagia adalah orang paling dekat * keyakinan tidak bisa dihukum dan diadili * pada akhirnya tidak ada yang penting

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

JIS dan Emon Bahan "Ocehan" Media pada Fedofilia!

7 Mei 2014   08:09 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:46 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1399399642176448838

[caption id="attachment_322882" align="aligncenter" width="150" caption="baranews.co"][/caption]

JIS dan EMON bahan "ocehan" MEDIA pada FEDOFILIA !

-

Gara2 di toilet JIS ada "fedofilia" dan diadukan ke polisi, jadilah berita Fedofilia di Indonesia mendunia. Ini "jasa" media. Tapi apakah solusi pada kekerasan sexual atau kejahatan sex itu berhenti ? Tidak !

-

Kenapa Tidak ? Ya karena bangsa ini bangsa "bacot" doang. Ngomong adalah lifestyle bangsa ini. Solusi bukan lifestyle-nya bangsa, lihat aja tidak ada solusi pada korupsi, tidak ada solusi pada lapangan pekerjaan, tidak ada solusi pada acara tv yang jelek (hal kecil ya?)... dan masih banyak kalau mau disebut yang lain...seperti pendidikan, pornografi, profesi yang nyambung dengan "kuliah-an"....masih banyak lagi hal "solusi" yang belum ada di bangsa ini. Coba ttg hal ini : Toilet Umum aja nggak ada solusinya ?

-

Saya tidak ingin bicarakan masalah Fedofilia dari segi hukum, yang katanya sebaiknya pelaku "dikebiri" aja-(testisnya dipotong), supaya penisnya tidak bisa "ereksi (tegang)" lagi.Tidak dimengertikah jika pelaku dikebiri, pelaku2 lain yang memang moralnya bejat bisa saja bertambah ? Di Arab, hal itu dilakukan atau di Negara seperti Amerika-Jerman dsb (ada 10 katanya negara yg melakukan itu-sumber berita tv). Tetapi apa kasus Fedofilia hilang atau mengecil? Saya kira "moral" yang harus dibangun pada bangsa ini.

-

Moral itu bukan moral individu saja, tapi moral lingkungan, moral bangsa Indonesia. Pertanyaannya pada jaman "ego-selfie" begini mau membangun moral lingkungan ? Atau moral bangsa ? Hal kesiangan utk hal itu !

-

Pesimis ? Ya pesimis sekali. Ngeri sekali. Kenapa begitu ? Bangsa ini menurut saya tidak "mengerti" lagi pintu masuk untuk memperbaiki "moral". Ajaran agama sudah immun, ajakan dan slogan atau Nasehat sudah immun. Kebal pada "khotbah" semua itu.

-

Jadi apa yang harus dilakukan? Yang harus dilakukan adalah mengerti dulu tentang "sistem" yang jelek sekali yang kita pakai sehari2 atau kita pakai bersama. Apa saja itu ?

-

Misal sistem "keuangan" - mengertikah anda bahwa BANK dan sistem PERBANK-kan itu "menyembelih" sedekah ! Orang kaya sekarang orientasinya "numpuk" uang tabungan di bank dengan harapan bunga tinggi, padahal tetangganya ada yang perlu bantuan modal. Sekiranya "modal" dari orang kaya itu

disedekahkan pada tetangga yang punya keahlian dan melakukan usaha, pasti akan membuat lapangan kerja baru.

-

Sistem pendidikan yang hanya mencari ilmu. Bukan mendidik watak. Lagi pula ilmu yang didapat tidak matching dengan lapangan kerja. Harusnya anak didik diberi pengertian, bahwa mencari ilmu itu adalah keharusan yang nantinya menjadikan dasar "mesin uang"nya selepas sekolah. Jadi harus nyambung antara pendidikan dan lapangan kerja. Harus ada UU profesi. Jangan sampai artis jadi anggota DPR (pembuat UU) atau dokter jadi pengusaha "ayam goreng" atau "raja dangdut" nyapres !

-

Sistem PEMILU juga kacau, rakyat dipaksa milih anggota DPR secara buta. Rakyat di cekokin memilih PRESIDEN-nya hanya karena "populer" dari laporan  lembaga survei. Waktu yang sangat singkat utk rakyat mengenal CAPRES-nya. Pemilihan dengan "dugaan" dan "mungkin", menjadikan tidak terukur dan teruji. Hasilnya bisa seperti era SBY, alias buang waktu.

-

Jadi MEDIA-lah sekarang yang menjadikan rakyat fokus pada satu hal tertentu. Terserah MEDIA sedang membahas apa ! Jika MEDIA membahas FEDOFILIA, maka rakyat akan terus bicara HAL ITU. Jika media lagi bahas tentang POLISI, rakyat juga demam hal itu. Jika MEDIA berdangdut ria, rakyat ikutan dangdut juga. Apa yang MEDIA (tv terutama) angkat maka RAKYAT-pun akan membicarakan hal itu. Tiap hari !

-

Sekedar hanya bicara saja. Kesal sana sini, salahkan sana sini. Salahkan DPR- salahkan Pemerintah- salahkan POLISI- salahkan GURU dsb. Semua salah ! Tanpa solusi...! Gimana ada solusi ? Wong SISTEM-nya atau KURUNGAN-nya atau HUKUM-nya yang salah ! Atau bahkan "TABIAT-KARAKTER" bangsa-rakyatnya yang salah. Masyarakatnya yang sakit !

-

RB.

7-5-2014.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun