Mohon tunggu...
Rajab Syahda
Rajab Syahda Mohon Tunggu... profesional -

Novelist * yang membedakan anda dengan IBLIS adalah KEYAKINAN * yang paling berharga pada anda adalah KESETIAAN * yang membuat anda bahagia adalah orang paling dekat * keyakinan tidak bisa dihukum dan diadili * pada akhirnya tidak ada yang penting

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

JIS dan Emon Bahan "Ocehan" Media pada Fedofilia!

7 Mei 2014   08:09 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:46 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1399399642176448838

Pesimis ? Ya pesimis sekali. Ngeri sekali. Kenapa begitu ? Bangsa ini menurut saya tidak "mengerti" lagi pintu masuk untuk memperbaiki "moral". Ajaran agama sudah immun, ajakan dan slogan atau Nasehat sudah immun. Kebal pada "khotbah" semua itu.

-

Jadi apa yang harus dilakukan? Yang harus dilakukan adalah mengerti dulu tentang "sistem" yang jelek sekali yang kita pakai sehari2 atau kita pakai bersama. Apa saja itu ?

-

Misal sistem "keuangan" - mengertikah anda bahwa BANK dan sistem PERBANK-kan itu "menyembelih" sedekah ! Orang kaya sekarang orientasinya "numpuk" uang tabungan di bank dengan harapan bunga tinggi, padahal tetangganya ada yang perlu bantuan modal. Sekiranya "modal" dari orang kaya itu

disedekahkan pada tetangga yang punya keahlian dan melakukan usaha, pasti akan membuat lapangan kerja baru.

-

Sistem pendidikan yang hanya mencari ilmu. Bukan mendidik watak. Lagi pula ilmu yang didapat tidak matching dengan lapangan kerja. Harusnya anak didik diberi pengertian, bahwa mencari ilmu itu adalah keharusan yang nantinya menjadikan dasar "mesin uang"nya selepas sekolah. Jadi harus nyambung antara pendidikan dan lapangan kerja. Harus ada UU profesi. Jangan sampai artis jadi anggota DPR (pembuat UU) atau dokter jadi pengusaha "ayam goreng" atau "raja dangdut" nyapres !

-

Sistem PEMILU juga kacau, rakyat dipaksa milih anggota DPR secara buta. Rakyat di cekokin memilih PRESIDEN-nya hanya karena "populer" dari laporan  lembaga survei. Waktu yang sangat singkat utk rakyat mengenal CAPRES-nya. Pemilihan dengan "dugaan" dan "mungkin", menjadikan tidak terukur dan teruji. Hasilnya bisa seperti era SBY, alias buang waktu.

-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun