Mohon tunggu...
Raja Assirojudin A
Raja Assirojudin A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1 Farmasi Universitas Muhammadiyah A.R Fachruddin

keren...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penjelasan Tentang Plagiarisme Dalam Bahasa Indonesia.

12 Desember 2024   20:50 Diperbarui: 12 Desember 2024   20:46 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Plagiarisme mosaik sedikit lebih sulit dideteksi karena pelaku tidak menyalin secara persis, melainkan mengambil potongan-potongan kalimat atau paragraf dari berbagai sumber dan menyusunnya menjadi sebuah karya baru. Meskipun kata-katanya berbeda, ide utamanya tetap berasal dari sumber asli.

  • Autoplagiarisme atau Self-Plagiarisme

Autoplagiarisme adalah tindakan menggunakan kembali karya tulis sendiri yang telah dipublikasikan sebelumnya tanpa memberikan referensi yang tepat. Meskipun karya tersebut berasal dari penulis yang sama, tindakan ini tetap dianggap sebagai plagiarisme karena dapat menimbulkan kesan bahwa ada karya baru yang dihasilkan, padahal sebenarnya hanya merupakan pengulangan karya yang sudah ada.

JENIS PLAGIARISME BERDASARKAN PENYAJIAN 

Selain pengklasifikasian berdasarkan aspek yang dicuri (ide, data, kata) dan proporsi (ringan, sedang, berat), plagiarisme juga dapat dikategorikan berdasarkan cara penyajiannya. Berikut adalah beberapa jenis plagiarisme berdasarkan penyajian beserta penjelasannya:

  • Plagiarisme Langsung (Direct Plagiarism): Jenis plagiarisme ini merupakan bentuk yang paling jelas dan mudah dikenali. Pelaku secara terang-terangan menyalin teks, ide, atau karya orang lain tanpa memberikan atribusi.
  • Plagiarisme Parafrasa (Paraphrasing Plagiarism): Meskipun kata-katanya berbeda, jika ide utamanya masih sama dengan sumber asli tanpa adanya atribusi, maka itu tetap dianggap sebagai plagiarisme. Bentuk plagiarisme ini seringkali lebih sulit dideteksi karena terlihat seperti karya asli.
  • Plagiarisme Mozaik (Mosaic Plagiarism): Jenis plagiarisme ini melibatkan penggabungan berbagai potongan dari sumber yang berbeda tanpa memberikan atribusi yang jelas. Pelaku seolah-olah menciptakan karya baru, padahal sebenarnya hanya menggabungkan ide-ide orang lain.
  • Plagiarisme Diri (Self-Plagiarism): Mengulang karya sendiri yang telah dipublikasikan sebelumnya tanpa menyatakan bahwa karya tersebut merupakan publikasi ulang. Meskipun tidak melanggar hak cipta orang lain, tindakan ini dapat dianggap sebagai bentuk ketidakjujuran akademik.
  • Plagiarisme Gagasan: Mencuri ide orang lain tanpa memberikan atribusi, meskipun tidak menyalin kata-katanya secara langsung.
  • Plagiarisme Sumber: Tidak menyebutkan semua sumber yang digunakan dalam sebuah karya.
  • Plagiarisme Kepengarangan: Mengklaim karya orang lain sebagai karya sendiri.Kesimpulan (Carroll, J. 2007). 

DAFTAR PUATAKA

Sastroasmoro, S. (2007). Beberapa catatan tentang plagiarisme. Majalah Kedokteran Indonesia, 57(8), 239-244.

Carroll, J. (2007). A Handbook for Deterring Plagiarism in Higher Education. Oxford: Oxford Centre for Staff and Learning Development.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun