JENIS PLAGIARISME BERDASARKAN PROPORSI YANG DIBAJAK
Klasifikasi plagiarisme berdasarkan proporsi atau persentase kata, kalimat, dan paragraf yang dibajak memang sering digunakan sebagai pedoman umum. Namun, perlu diingat bahwa angka-angka yang disebutkan (30%, 70%) bersifat relatif dan dapat bervariasi tergantung pada konteks dan kebijakan institusi yang berbeda-beda.
- Â Plagiarisme ringan : <30%
- Â Plagiarisme sedang : 30-70%
- Â Plagiarisme berat atau total : >70%
(angka-angka tersebut tentu dibuat secara arbitrer
berdasarkan "kepantasan" tanpa dasar kuantitatif yang
definitif)
Alasan Penggunaan Persentase:
- Kemudahan Pengukuran: Persentase memberikan ukuran yang relatif mudah dipahami dan dihitung, terutama saat menggunakan perangkat lunak deteksi plagiarisme.
- Standarisasi: Banyak institusi pendidikan dan penerbit menggunakan persentase sebagai acuan untuk menentukan tingkat keparahan plagiarisme dalam sebuah karya.
- Fleksibilitas: Batasan persentase dapat disesuaikan sesuai dengan jenis karya, bidang studi, dan tingkat akademik.
Keterbatasan Penggunaan Persentase:
- Tidak Mutlak: Persentase semata tidak selalu mencerminkan tingkat keseriusan plagiarisme. Sebuah karya dengan persentase plagiarisme rendah mungkin saja mengandung plagiarisme yang sangat signifikan jika bagian yang diplagiat adalah bagian yang paling penting.
- Tergantung Konteks: Batasan persentase yang dianggap "ringan", "sedang", atau "berat" dapat berbeda-beda tergantung pada konteks. Misalnya, dalam karya ilmiah, persentase plagiarisme yang dianggap rendah mungkin lebih ketat dibandingkan dengan karya kreatif.
- Tidak Mempertimbangkan Jenis Plagiarisme: Klasifikasi berdasarkan persentase tidak mempertimbangkan jenis plagiarisme (misalnya, plagiarisme ide, plagiarisme kata demi kata).
Mengapa Angka-Angka Tersebut Arbitrer?
- Tidak Ada Standar Internasional: Belum ada standar internasional yang baku mengenai batasan persentase untuk masing-masing kategori plagiarisme.
- Tergantung Alat Deteksi: Hasil deteksi plagiarisme dapat bervariasi tergantung pada perangkat lunak yang digunakan dan algoritma yang diterapkan.
- Faktor Kemanusiaan: Penilaian tingkat plagiarisme juga melibatkan faktor subjektivitas manusia, seperti pemahaman tentang konsep plagiarisme dan kemampuan menganalisis teks.
JENIS PLAGIARISME BERDASARKAN POLA
Selain klasifikasi berdasarkan proporsi yang telah kita bahas sebelumnya, plagiarisme juga dapat dikategorikan berdasarkan pola atau cara penyalinan yang dilakukan. Dua pola yang umum adalah:
- Plagiarisme kata demi kata (word for word plagiarizing) l
- Â Plagiarisme mosaikÂ
Selain itu masih dikenal pula istilah autoplagiarism atau self-plagiarism (vide infra).Â
1. Plagiarisme Kata demi Kata (Word for Word Plagiarizing)
Ini adalah bentuk plagiarisme yang paling jelas dan mudah dikenali. Pelaku secara langsung menyalin kata demi kata dari sumber aslinya tanpa menggunakan tanda kutip atau memberikan referensi.
2. Plagiarisme Mosaik