Apabila orangtua tidak melakukan hal ini, atau bahkan tidak memiliki regulasi emosi yang baik, maka ia cenderung menyangkal perasaan anak dan kesal ketika anak menunjukkan emosi negatif. Misalnya, orangtua kerap kali mengatakan, "Cuma karena itu, kenapa sampe nangis? Cengeng banget!" atau “Itu kan hanya perasaanmu saja, ngga usah berlebihan!” dan komentar menyakitkan lainnya.
Akibatnya, seiring berjalannya waktu anak pun berpikir bahwa perasaannya tidak penting sehingga ia berusaha memendam emosi tersebut.
Nah, sebagai calon-calon orangtua di masa depan, Anda harus bisa memberikan dukungan emosional yang prima buat anak-anak nanti. Anak berhak untuk mendapatkan afeksi dari orangtuanya, jadi jangan sampai hal tersebut direnggut dari mereka.
Walaupun terkesan remeh, tetapi afeksi ini sangat penting untuk perkembangan anak hingga masa dewasanya. Apabila mereka mengalami pengabaian emosional di masa kanak-kanak, maka kemampuan berinteraksi, membangun hubungan, dan memahami emosi yang dirasakan pun akan menurun dan membuat mereka tersakiti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H