Mohon tunggu...
Raisyah Antony Pasha
Raisyah Antony Pasha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka Membaca Buku dan Bertukar Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Lebih dalam Marxisme Sebagai Teori Terpopuler dalam Sastra Indonesia

2 Januari 2025   10:02 Diperbarui: 2 Januari 2025   10:02 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karl Marx di tengah kerumunan massa, memimpin demonstrasi proletar dengan penuh semangat & AI Chat GPT

Sastra adalah bentuk ekspresi kreatif manusia yang memanfaatkan bahasa sebagai medium utama. Karya sastra mencakup berbagai bentuk seperti puisi, prosa, drama, dan novel yang bertujuan menyampaikan pengalaman, emosi, dan gagasan. Melalui sastra, keindahan bahasa tidak hanya menjadi alat estetis, tetapi juga medium untuk mengomunikasikan makna mendalam dan kritik terhadap berbagai aspek kehidupan, baik realitas maupun imajinasi.

Teori sastra, di sisi lain, adalah disiplin yang mempelajari prinsip-prinsip, metode, dan pendekatan dalam memahami karya sastra. Teori ini menyediakan kerangka analisis untuk mengeksplorasi makna, struktur, fungsi, dan konteks sastra. Dengan teori seperti Marxisme, strukturalisme, feminisme, dan lainnya, pembaca dapat lebih memahami bagaimana karya sastra mencerminkan, memengaruhi, atau bahkan mengkritisi masyarakat, budaya, serta ideologi di zamannya.

Sejarah Munculnya Marxisme dan Pemikiran Karl Marx

Marxisme adalah paham yang mengikuti pandangan-pandangan Karl Marx, seorang filsuf, pakar ekonomi politik, dan teoritikus sosial dari Prusia. Meskipun Marx menulis tentang berbagai topik, ia paling dikenal karena analisisnya tentang sejarah, yang ia pandang sebagai perjuangan antar kelas sosial. Dalam pembukaan Manifesto Komunis, Marx menyatakan bahwa sejarah masyarakat adalah sejarah konflik kelas.

Ideologi Marxisme muncul sebagai reaksi terhadap kapitalisme. Marx melihat bahwa kapitalisme memungkinkan kaum borjuis (pemilik modal) mengumpulkan kekayaan dengan mengorbankan kaum proletar (pekerja). Proletar seringkali hidup dalam kemiskinan, bekerja berjam-jam dengan upah rendah, sementara hasil kerja mereka dinikmati oleh borjuis. Menurut Marx, ketimpangan ini disebabkan oleh sistem kepemilikan pribadi dan penguasaan kekayaan oleh segelintir orang kaya. Untuk mengatasi masalah ini, ia mengusulkan penggantian kapitalisme dengan komunisme, sebuah sistem yang diharapkan dapat menciptakan kesejahteraan bagi semua.

Marxisme dalam Sastra

Dalam konteks sastra, ideologi menurut Marx mencerminkan gagasan, keyakinan, dan pandangan yang berasal dari aktivitas material masyarakat. Sastra dianggap sebagai hasil dari proses produksi ideologi yang terkait dengan kelas sosial tertentu. Namun, sebelum menjadi alat produksi ideologi, sastra terlebih dahulu merupakan representasi ideologi sosial pengarangnya sebagai anggota masyarakat.

Sastra tidak berdiri sendiri, tetapi dibentuk oleh struktur sosial dan ekonomi masyarakat tempatnya lahir. Ideologi yang terkandung dalam karya sastra sering kali mencerminkan perjuangan kelas atau kondisi sosial tertentu. Dengan demikian, pendekatan Marxisme dalam sastra berfokus pada bagaimana karya sastra merepresentasikan hubungan kekuasaan, eksploitasi, dan perjuangan kelas dalam masyarakat.

Definisi Kelas Sosial

Dalam teori kelas Marx, masyarakat terbagi menjadi dua kelompok utama:

  1. Borjuis: Pemilik alat produksi seperti pabrik, tanah, atau mesin.
  2. Proletar: Pekerja yang menjual tenaganya kepada borjuis karena tidak memiliki alat produksi sendiri.

Menurut Marx, kelas sosial adalah elemen fundamental dalam masyarakat pascafeodal. Kelas sosial berbeda dari golongan masyarakat tradisional seperti kasta, karena kelas memiliki kepentingan spesifik yang diperjuangkan baik secara objektif maupun subjektif. Dalam kapitalisme, borjuis mengeksploitasi proletar dengan membayar upah yang jauh lebih rendah dibandingkan nilai yang dihasilkan oleh tenaga mereka. Hal ini menciptakan ketidakadilan yang menjadi inti konflik antara kedua kelas tersebut.

Ketidakadilan dalam Kelas Sosial

Marx melihat bahwa ketidakadilan dalam kelas sosial adalah produk langsung dari sistem kapitalisme. Kaum borjuis memanfaatkan kekayaan dan alat produksi untuk memaksimalkan keuntungan, sementara kaum proletar seringkali hanya menerima sedikit dari hasil kerja mereka. Kondisi ini menciptakan alienasi, di mana pekerja merasa terasing dari hasil kerja mereka sendiri.

Ketimpangan ini menurut Marx tidak dapat berlangsung tanpa akhir. Ia percaya bahwa proletar pada akhirnya akan menyadari ketidakadilan ini dan bangkit untuk menuntut perubahan sistem. Proses ini adalah dasar dari perjuangan kelas, yang merupakan inti dari teori Marxisme.

Relevansi Marxisme dalam Sastra

Dalam analisis sastra, pendekatan Marxisme sering digunakan untuk mengeksplorasi tema-tema seperti ketimpangan sosial, perjuangan kelas, dan eksploitasi. Karya sastra dapat menjadi cermin dari kondisi sosial di zamannya, sekaligus alat untuk mengkritik dan mendorong perubahan. Pendekatan ini memungkinkan pembaca untuk memahami lebih dalam bagaimana struktur sosial dan ekonomi memengaruhi kehidupan individu dan kolektif.

Dengan demikian, Marxisme bukan hanya teori ekonomi atau politik, tetapi juga alat yang kuat untuk memahami dinamika kekuasaan dan ketidakadilan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sastra.

Marxisme memberikan kerangka yang kaya untuk memahami bagaimana ketimpangan sosial, perjuangan kelas, dan ideologi memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk sastra. Dengan menganalisis karya sastra melalui pendekatan Marxisme, kita dapat mengungkapkan bagaimana karya tersebut mencerminkan kondisi sosial dan ekonomi masyarakatnya. Pendekatan ini tidak hanya memperdalam apresiasi terhadap karya sastra, tetapi juga mendorong kesadaran kritis terhadap isu-isu sosial yang terus relevan hingga saat ini. Sastra, sebagai medium yang hidup, memiliki potensi besar untuk menjadi suara perubahan, dan Marxisme membantu kita memahami kekuatan tersebut dengan lebih mendalam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun