Mohon tunggu...
Rais syukur Timung
Rais syukur Timung Mohon Tunggu... Lainnya - Pena Nalar Pinggiran

* Omo Sanza Lettere * Muslim Intelektual Profesional

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menolak Lupa, 16 Tahun Misteri Kematian Munir

8 September 2020   00:02 Diperbarui: 9 September 2020   13:39 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Beragama itu melawan, Kata Cak Munir ;

Sekelompok orang beragama dengan ekslusif. rentan sekali menyalahkan orang lain, atas apa yang mereka yakini. bukan hanya orang diluar agamanya, bahkan akibat perbedaan mazhab pun dapat menjadi sebab, mereka memutuskan segala relasi kemanusiaan.

Saya menganggap kelompok orang-orang seperti itu, menghina Tuhan yang kita sembah bersama-sama. Ilmu Tuhan yang begitu luas, bahkan air laut dijadikan tinta untuk menulisakanNya, tidak akan habis untuk menuliskanNya. 

Tidak akan bisa, di sempitkan oleh kelompok sesat pikir semacam ini. Berguru di satu ulama selama bertahun-tahun, membaca Dua (2) buah buku berbulan-bulan Itu saja, sudah menganggap diri paling benar. lalu, yang lain salah.

Eksklusifitas inilah yang menjadi sumber petaka bagi kemanusiaan. Tuhan yang semestinya mengadili, Di renggut Haknya, oleh mereka, untuk menvonis bersalah orang-orang yang tidak sejalan dengan alur fikir kelompoknya.

Saya ingat pernah membaca wawancara "Mas Ulil Abshar Abdallah dengan Alm Cak Munir” : Cak Munir, mengaku dulunya adalah seorang yang ekstrim dalam beragama, sebagaimana kelompok ekstrim lainnya. setiap bepergian kemana-mana, dalam tasnya selalu terisi pisau untuk berkelahi dengan siapa saja, yang berbeda mazhab dengannya.

Di suatu waktu, Cak Munir di katai bodoh di dalam kelas oleh Prof. Malik Fajar (Mantan Mentri Pendidikan) dan menyuruhnya membaca NDP di HmI. 

Saat keluar kelas, Cak Munir lalu mendalami NDP, Berdialektika dengan segala aliran pemikiran dan menghasilkan suatu kesimpulan sederhana, bahwa AGAMA ADALAH ALAT PERLAWANAN BAGI KAUM TERTINDAS. agama harus di fungsikan untuk memperbaiki kehidupan manusia bukan malah sebaliknya.

Begitulah kira-Kira kata Alm. Munir, yang saya Tafsirkan. Dari dentuman- dentuman pekikannya.

Sebagaimana yang saya Sampaikkam diatas, bahwa Munir meregang nyawa, secara misterius sampai saat ini. akibat, konsistensinya membongkar kejahatan kekuasaan. ia, gugur dalam melawan pembunuhan, perampokan dan perampasan hak manusia yang terorganisir, dan itulah Beragama yang paling otentik menurut Munir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun