Mohon tunggu...
Raissa Putri Azahra
Raissa Putri Azahra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Siswa SMPN 7 Depok

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sendiri Bukan Berarti Tak Berani

23 Agustus 2023   08:32 Diperbarui: 23 Agustus 2023   08:36 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mata Ayah menatap cahaya yang dipancarkan oleh ribuan bintang di atas kami, "Ayah bangga sama kamu, kamu bisa melalui semua ini sendiri. Ayah bangga, nak. Entah harus berapa kali Ayah mengucapkan kata bangga untukmu, rasanya dunia Ayah hanya untukmu. Anak Ayah hebat. Anak Ayah keren. Anak Ayah kuat."

"Aku nggak pernah menyesal, Yah. Aku bangga menjadi anak kalian. Aku bahagia, meskipun terkadang aku mempunyai rasa iri dengan teman-teman. Mungkin banyak sekali momen yang seharusnya di dampingi oleh kedua orang tua, tapi Ayah sama Bunda nggak bisa hadir. Banyak kegiatan yang aku ingin lakukan bersama kalian, tapi Ayah sama Bunda nggak di rumah. Banyak cerita yang ingin aku ceritakan, tetapi Ayah sama Bunda sibuk." Mataku benar-benar seperti kue coklat cair, meleleh. 

"Kalau boleh bilang, Rayi sedih. Rayi kecewa. Rayi marah. Rayi berantakan. Rayi juga butuh tempat untuk cerita, tapi Ayah sama Bunda nggak ada di sisi Rayi. Rayi nggak tau mau cerita sama siapa, Yah. Tapi Rayi sadar, nangis bukan pilihan yang tepat. Rayi cuman bisa bengong setiap teman-teman Rayi didampingi orang tuanya. Teman-teman Rayi bahagia. Makan malam bareng, jalan-jalan bareng, foto bareng. Sedangkan Rayi? Foto keluarga kita jarang, makan malam bareng kita juga jarang, apalagi pergi jalan-jalan bareng ya, Yah." 

"Bahkan, pertama kali Rayi melihat dunia ini, Ayah nggak ada di sisi Rayi. Ayah Upacara di Bandung. Karena Bunda juga sibuk kerja, Rayi dititipin ke Kakek sama Nenek. Rayi tumbuh bersama Kakek dan Nenek. Rayi makan selalu bareng sama Kakek dan Nenek. Rayi mulai sekolah, selalu diantar-jemput sama Kakek. Ayah sama Bunda sibuk kerja, ya? Iya, Rayi paham. Dulu Rayi masa bodo dengan kehidupan Rayi. Cuman semakin Rayi tumbuh besar, Rayi sedih. Kenapa Rayi cuman sendiri? Kenapa Ayah sama Bunda selalu sibuk?" 

"Rayi egois ya Yah, minta Ayah sama Bunda temenin Rayi kapanpun padahal Ayah sama Bunda lagi sibuk? Rayi minta maaf, Yah. Rayi cuman pengen ngerasain apa yang dirasa sama teman-teman yang lain. Tapi ternyata Rayi salah, sifat penasaran Rayi malah bikin Rayi jadi egois." 

"Sekarang Rayi nggak peduli mau seberapa sepi hidup Rayi. Asalkan Ayah sama Bunda balik ke rumah ini dengan keadaan sehat. Rayi janji, Rayi akan terus berusaha menjadi anak yang bisa membanggakan kedua orang tua Rayi. Membuat bahagia kedua orang tua Rayi, meskipun entah kapan kita semua bisa kumpul, tertawa bersama."

Tubuhku bergetar, isak tangisku terdengar. Ayah mendekap ku, hangat. Aku semakin menjadi mengeluarkan tangisan. Ayah menatap sendu. Sayang sekali, Bunda tidak ada di sini. Aku juga sangat merindukan Bunda.

Ayah mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Aku menghentikan isakanku dan mulai memperhatikan 'sesuatu' itu. "Ini untuk anak Ayah tersayang." 

Kalung, 'sesuatu' itu adalah kalung. Liontinnya menyilaukan gelapnya malam. Indah. Aku menyukainya. Liontin itu berbentuk huruf 'R' seperti awalan namaku.

Ayah tersenyum hangat sembari memasangkan kalung itu. "Maaf ya, Ayah baru bisa memberimu ini. Tapi Ayah benar-benar janji setelah Ayah pulang dari Papua, kita akan pergi jalan-jalan ke tempat yang Rayi inginkan."

Rayi tersenyum terharu. Ia memang sering kesal dengan orang tuanya, tetapi orang tuanya mempunyai cara tersendiri untuk kembali meluluhkan amarahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun